Survei LSI: 72,5 Persen Masyarakat Tak Ingin Pilpres 2019 Seperti Pilkada DKI Jakarta
Masyarakat Tak Ingin Pilpres 2019 Seperti Pilkada DKI Jakarta(Ilustrasi)
Jakarta – Kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu yang membuat panas suhu politik tanah air baik sebelum dan sesudah helatan terjadi, masih menjadi kesan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Meski berskala lokal namun gaung dan tensinya mampu menyebar hingga hampir ke wilayah Indonesia.
Politik identitas menjadi narasi panjang yang terus mewarnai Pilkada di ibukota itu, bahkan hingga kini dinilai masih menjadi formula yang ampuh untuk menghadang lawan politik. Masyarakat pun menjadi terbelah dengan perdebatan yang tak kunjung usai hingga saat ini.
Namun perlahan tampaknya masyarakat Indonesia mulai menyadari efek buruk dari petarungan panas Pilkada DKI Jakarta itu. Mereka merasakan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi korban atas kepentingan politik sesaat tersebut.
Berdasarkan hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, mayoritas masyarakat berharap Pilpres 2019 tidak seperti Pilkada DKI Jakarta. Mereka menginginkan perpecahan di Pilkada DKI Jakarta tak terulang dalam gelaran Pilpres 2019 mendatang.
Masyarakat Tak Ingin Pilkada DKI Jakarta Terulang
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan, berdasarkan hasil survei terbarunya menyebutkan bahwa 72,5 persen mayoritas masyarakat tidak mengharapkan konflik di Pilkada DKI Jakarta terulang kembali di Pilpres 2019. “Mayoritas publik yaitu sebesar 72,5 persen berharap bahwa kasus Pilkada DKI Jakarta 2016-2017 yang membelah publik Indonesia tak terulang kembali dalam Pilpres 2019,” tuturnya, Selasa (10/7/2018).
Sementara 18,5 persen masyarakat tidak mempermasalahkan peristiwa Pilkada DKI Jakarta bakal terjadi di Pilpres 2019. “Hanya 18,5 persen publik yang tidak mempersoalkan pembelahan publik yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017. Sementara 9 persen sisanya menyatakan tidak tahu,” ungkap Adjie.
Survei nasional LSI Denny JA ini dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak 27 Juni 2018, dari 28 Juni sampai 5 Juli. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang.
Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media dan wawancara mendalam.
Original Posted By temonoid►responden 1200 orang. Tapi UMAT kemarin yang 212 gimana? Yakin kok Pilpres bakal kek Pilkada Jakarta. Dan ketika itulah PKS MENANG KEMBALI!!!!
Original Posted By TraderBT►Jangan pilih pemimpin yang ditunggangi taik
Karena para taik itu nggak kenal dosa dan menghalalkan segala cara untuk memecah belah
maksud para taik apa
klo ngomong yg jelas .. jangan pakai bahasa kebon .......
Original Posted By temonoid►responden 1200 orang. Tapi UMAT kemarin yang 212 gimana? Yakin kok Pilpres bakal kek Pilkada Jakarta. Dan ketika itulah PKS MENANG KEMBALI!!!!
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.