BeritagarID
TS
MOD
BeritagarID
Kerugian kebakaran 39 kapal di Pelabuhan Benoa mencapai Rp120 Miliar

Para petugas berupaya memadamkan api di beberapa kapal ikan yang mengalami kebakaran di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (9/7/2018).
39 kapal ikan yang sedang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali, mengalami kebakaran pada Senin (9/7/2018) sekitar pukul 02.00 WITA . "Kalau dari laporan awal yang diterima, kebakaran ini akibat kelalaian," kata Kapolda Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose.

Petrus menjelaskan bahwa pihak kepolisian sedang memeriksa beberapa anak buah kapal (ABK). Sementara soal kerugian dari kebakaran puluhan kapal itu diperkirakan lebih dari seratus miliar rupiah.

"Kalau dilihat jumlah materiil, kira-kira di atas Rp120 miliar," katanya.

Adapun upaya pemadaman berlangsung sangat lama, lebih dari 12 jam. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa, ada dua penyebab lamanya upaya pemadaman.

Pertama, kata Joni, material sejumlah kapal terbuat dari kayu dan kaca serat (fiberglass) sehingga api cepat membesar dan menyebar. Angin pun turut memainkan peran.

"Angin kencang menyebabkan api berkobar," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Joni dan tim, kali pertama api membakar kapal dekat tepian. Kemudian empasan angin membuat api merembet ke kapal yang lain.

"Ada kapal (aktif) yang berisi bahan bakar solar sehingga menyebabkan api besar yang menyulitkan kami dalam pemadaman," ujar Joni yang mengerahkan lebih dari 10 mobil pemadam kebakaran.

Hingga pukul 14.30 WITA, api masih tampak di beberapa bagian kapal meski cukup kecil. Tetapi asap pekat masih muncul kendati berangsur berkurang atau menipis.

Namun, pada pukul 16.26 WITA, asap pekat kembali muncul. Padahal api tidak nampak lagi dari pandangan tepi pelabuhan. Sementara beberapa kapal yang hangus dan sudah dipadamkan telah dipasangi garis polisi.

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Dwi Yanto, memperkirakan hanya sepuluh kapal aktif yang mengalami kebakaran. Sedangkan yang lain, kata Dwi, adalah kapal pasif atau mati yang sudah bertahun-tahun tidak berlayar.

"Itu (kapal mati) yang bikin penuh Pelabuhan Benoa (sebelah) barat ini," katanya.

Setelah pemadaman selesai, lanjut Dwi, pihaknya akan meninjau letak kapal yang sudah terbakar. Bila sudah mengganggu arus lalu lintas kapal, maka bangkai kapal itu akan dipindahkan. Sebaliknya jika tidak dinilai menganggu.

"Kalau mengganggu (bangkai kapal) kami geser, nanti dilihat saat air pasang," katanya.

Adapun kapal yang mengalami kebakaran di antaranya lima unit milik PT AKFI. Yaitu KM Cilacap Jaya Karya, KM Akau Jaya Lima, KM Bmj Satu, KM Bintang Barat, dan KM Bina Sejati. Lantas tujuh kapal milik PT Intimas Surya; KM Hiroyosi 7, KM Permata 03, KM permata 103, KM Permata 06, KM Permata 01, KM Mutiara 28, dan KM Mutiara 10.

Lalu PT Bandar Nelayan diketahui kehilangan dua kapal; KM Bandar Nelayan 168, dan KM Bandar Nelayan 2019.

Di sisi lain, insiden kebakaran ini juga membuat nasib para pelajar yang sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL) menjadi tak tentu. Muhammad Nuryakin (17 tahun) bersandar di antara tumpukan tas di tepi pelabuhan.

Wajahnya tampak lelah, karena kurang tidur. Ia adalah siswa kelas 3 Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) SMK 1 Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia melakukan PKL di salah satu kapal milik PT Bandar Nelayan.

"Saya masih menunggu informasi (dari perusahaan) untuk selanjutnya," kata Nuryakin yang sudah tiga bulan PKL di kapal ikan itu dan sudah pula ikut berlayar.

Namun, dua pekan belakangan ini kapal tersebut sedang sandar. "Kalau sekarang seperti ini, kayaknya saya mau pulang saja," ujarnya.

Nuryakin pun menceritakan pengalamannya saat kebakaran bermula. Ia ketika itu belum tidur dan masih berkumpul bersama teman-temannya.

"Saya kaget lihat ada api besar dari kapal, langsung kemas barang," tuturnya. Kemudian, tutur dia, api merembet sampai ke kapal tempat dia bekerja.

Kebingungan serupa juga menimpa Bagus Triono (16 tahun), siswa kelas 2 jurusan NKPI, SMK 1 Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Padahal Bagus baru empat hari menjalani PKL.

Sejauh ini, Ia pun belum mendapat informasi dari perusahaan. "Ya tergantung perusahaan. Kalau sekarang saya belum mau pulang karena menunggu kabar," ujarnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...i-rp120-miliar

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- DP nol persen rumah itu untuk orang muda

- Kalau Anies jadi capres, Gerindra tak suka

- Seluruh sektor menghijau, IHSG ditutup naik

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
22.6K
85
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan