Quote:
Bandung - Guru di Bekasi, Rabiatul Adawiyah, viral dikabarkan dipecat karena berbeda pilihan politik di Pilgub Jabar 2018. DPW PKS Jabar berharap polemik 'guru korban Pilkada' tidak diperpanjang dan dapat dipetik hikmahnya.
"Saya kira seharusnya apa yang terjadi dalam bilik suara itu rahasia. Mungkin ngapain juga ngomong juga di grup WA, kalau menurut saya. Saya berharap setelah islah kasusnya selesai, tidak usah diperpanjang dan mudah-mudahan ini ada hikmahnya," ujar Wakil Ketua DPW PKS Jabar Haru Suandhary saat dihubungi, Sabtu (30/6/2018).
Kabar pemecatan ini menjadi viral di media sosial. Rabiatul yang memilih Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sudah islah dengan pihak SDIT Darul Maza dan yayasan. Namun dia tidak mau kembali mengajar di sekolah tersebut. Menurut Haru, semestinya setiap orang dihormati hak pilihnya.
"Kita berharap proses demokrasi berjalan dengan baik. Setiap orang menghormati pilihannya masing-masing. Saya kira mudah-mudahan dengan demikian kita semakin dewasa dalam berdemokrasi. Pilihan orang karena kesadaran, karena pertimbangan, visi-misi, bukan karena pertimbangan emosional," tutur Haru.
Rabiatul merupakan guru di SDIT Darul Maza, Jatiasih, Bekasi. Seorang guru di sekolah tersebut, Tri, menyebut apa yang terjadi dengan Rabiatul merupakan sebuah kesalahpahaman.
Dia menduga ada faktor emosi berbicara sehingga salah paham. Tri juga menegaskan tidak ada arahan dari pihak sekolah untuk memilih salah satu calon.
"Saya bisa sampaikan semua yang terjadi sudah selesai, sudah tidak ada masalah apapun, sudah clear, sudah diselesaikan dengan musyawarah. Itu hanya kesalahpahaman. Tidak ada yang dipecat atau di-PHK," kata Tri di SDIT Darul Maza di Jl Gapin, Jatiasih, Bekasi, Jumat (29/6).
SUMBER
Quote:
"Saya kira seharusnya apa yang terjadi dalam bilik suara itu rahasia. Mungkin ngapain juga ngomong juga di grup WA, kalau menurut saya. Saya berharap setelah islah kasusnya selesai, tidak usah diperpanjang dan mudah-mudahan ini ada hikmahnya," ujar Wakil Ketua DPW PKS Jabar Haru Suandhary saat dihubungi, Sabtu (30/6/2018).
pernyataannya wow sekali
seolah2 kalian pihak yg benar
mau pilih A kek mau pilih B kek
kan bebas
mau post di WA kek mau di FB atau twitter kek
ga termasuk pidana juga
ginian doank sudah terguncang?
lu ga mikir pilkada DKI
yang jualan ayat dan mayat?
dengan spanduk tidak mensholati jenazah?