magelys
TS
magelys
Pansus LRT Banjir Dukungan
INDOPOS.CO.ID - Rencana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta membentuk panitia khusus (pansus) Light Rail Transit (LRT), mendapat dukungan dari banyak pihak. Sebab, mega proyek bernilai fantastis yakni Rp 6,8 triliun itu, ternyata hanya menghasilkan jalur LRT 5,2 kilometer (KM) saja, yang artinya setiap kilometer LRT menyedot dana Rp 1,307 triliun. Padahal, di negara-negara lain untuk 1 kilometer LRT yang dibuat, hanya memerlukan biaya sekitar Rp 300 miliar saja.

Kami mendukung pembentukan pansus LRT oleh DPRD DKI, karena memang proyek LRT Jakarta ini menghabiskan biaya yang tidak masuk akal,” ujar Direktur Jakarta Publik Service (JPS), Syaiful Jihad,  Minggu (24/6).

Syaiful mengatakan, pansus oleh dewan sangat diperlukan agar persoalan LRT dapat dituntaskan. Terlebih, biaya untuk membangun angkutan berbasis rel tersebut menggunakan uang rakyat. “Tentu perlu pertanggungjawaban dari para pihak yang terlibat dalam pembangunan. Jangan sampai proyek itu kemahalan, karena yang akan dirugikan adalah masyarakat ibu kota,” katanya.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik, mengaku pansus untuk menyelidiki mega proyek LRT fase 1 Koridor Kelapa Gading- Velodrome Rawamangun telah mendapat persetujuan dari masyoritas anggota dewan. Sehingga dalam waktu dekat sudah bisa terbentuk. “Kami rasa dalam beberapa hari ke depan dapat dimulai pansusnya,” jelas Taufik.

Diungkapkan Taufik, biaya pembangunan LRT Jakarta dinilai kemahalan. Karena menghabiskan anggaran fantastis hingga Rp 6,8 triliun untuk jarak yang hanya 5,2 kilometer, artinya setiap kilometer LRT menyedot dana Rp 1,307 triliun.

“Kami di DPRD sepakat membentuk pansus, karena proyek LRT Jakarta ini pemborosan yang sangat luar biasa besar, dan biayanya sangat mahal. Pada sisi lain kegunaannya mubazir, sebab tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat,” tegasnya.

Politisi Gerindra ini juga menilai biaya LRT fase 1 Rp 6,8 triliun sangat tidak masuk akal. Terlebih, dalam pembangunannya tidak memerlukan pembebasan lahan karena dilaksanakan di atas lahan milik Pemprov DKI. Secara fungsi juga tidak efektif, karena masyarakat yang ingin berpergian dari Kelapa Gading ke Velodrome Rawamangun, hanya butuh waktu kurang dari 15 menit menggunakan sepeda motor atau kendaraan lain yang biayanya murah. Sedangkan, jika menggunakan LRT diperkirakan biayanya akan jauh lebih besar. “Jadi proyek LRT ini justru akan merugikan masyarakat. Orang yang membuatnya mungkin hanya ingin gaya-gayaan agar dilihat oleh orang asing saja, padahal tidak berguna bagi masyarakat,” sindirnya.

Lebih lanjut kata Taufik, pansus juga akan mengkaji lebih dulu biaya untuk proyek LRT fase 2 rute Velodrome-Tanah Abang. Menurutnya, proyek LRT fase 1 saja sudah bermasalah dan biayanya terlalu mahal, apalagi fase 2 yang jaraknya lebih jauh. “Jadi kami akan secepatnya membentuk pansus LRT ini agar penyimpangan dapat segera dihentikan,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pelaksana proyek LRT, Satya Heragandhi, mengaku belum mengetahui rencana pembentukan pansus LRT fase I oleh DPRD DKI Jakarta. Karena, menurutnya selama ini pihaknya tidak ada apa-apa.

"Kita jalani saja. Kan kita sudah laporkan sebelumnya," ujar Satya pada INDOPOS.

Satya mengaku heran atas rencana pembentukan Pansus LRT fase I ini oleh Dewan. Karena saat pengajuan penyertaan modal daerah (PMD) jumlah biaya sudah disetujui dan diputuskan oleh Dewan.

" Kami kurang paham dengan rencana pembentukan Pansus. Ini kan pernah diomongin bulan Februari lalu," katanya.

Ia mengatakan, pembentukan Pansus LRT fase I tidak berdampak pada rencana percepatan pembangunan LRT fase II. “Karena pembangunan fase II tidak menggunakan APBD DKI, tetapi tergantung dari investor,” tandasnya. (nas)

https://www.indopos.co.id/read/2018/06/25/142189/pansus-lrt-banjir-dukungan

Mahal apa murah
0
1.9K
23
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan