BeritagarID
TS
MOD
BeritagarID
Prabowo, Anies, dan kesalahan membaca data

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat menyampaikan orasi politiknya dalam kampanye di lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/6/2018).
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 secara resmi memang belum digelar. Tapi genderang persaingan sudah yang ditabuh sejak Pilpres 2014 masih menggema dan belum meredam hingga kini.

Jika 4 tahun lalu Prabowo Subianto banyak menggemakan isu kebocoran kekayaan negara, kini ia menyoal tentang penggelembungan (mark up) proyek Light Rapid Transit (LRT) Palembang.

Dalam pidatonya di silaturahmi kader Gerindra di Hotel Grand Rajawali, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (21/6/2017), Prabowo menyatakan, indeks biaya pembangunan LRT termahal di dunia itu US $8 juta per kilometer.

Sedangkan pembangunan LRT Palembang, menurut Prabowo menelan biaya Rp12,5 triliun untuk 24 kilometer. Jika dikonversikan ke dalam US $, maka tiap kilometer setara US $40 juta per kilometer.

"Jadi saya bertanya kepada saudara-saudara, markup, penggelembungannya berapa? 500 persen. Ini bangsa ini pintar atau bodoh?" kata Prabowo seperti dikutip dari detikcom, Jumat (22/6/2018).

Prabowo mengaku mendapat data itu dari Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang didukung Gerindra dalam Pilkada tahun lalu.

Anies menghindar soal sumber data yang dia sodorkan kepada Prabowo. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu enggan mengomentari lebih lanjut pernyataan Prabowo terkait indeks harga LRT.

Dia malah meminta wartawan untuk melakukan verifikasi sebagai dasar pekerjaan jurnalis.

"Jadi saya malah anjurkan pada media, statement (pernyataan) Pak Prabowo itu dijadikan pemantik. Anda tinggal buka data proyek LRT seluruh dunia dan Indonesia. Dari situ malah dapat," kata Anies seperti dinukil dari CNN Indonesia.

Kontan, omongan Prabowo menjadi perbincangan publik. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pernyataan Prabowo merupakan statemen tanpa data.

"Itu enggak benar. Sebaiknya sebagai orang yang pandai harus meneliti dulu masukan dari timnya, karena angka dugaan itu bukan angka yang benar," kata Budi kepada detikFinance, Jumat (22/6/2018)

Menurut perbandingan Kementerian Perhubungan, LRT Palembang ini lebih murah dibanding LRT di Filipina dan Malaysia. LRT di Manila (Filipina) menelan US $77 juta per kilometer dan Kelana Jaya (Malaysia) US $63 juta per kilometer. Sedangkan LRT Palembang US $37 juta per kilometer.

Di Amerika Serikat, biaya per kilometer pembangunan moda transportasi rel lebih besar berkali lipat. Menurut hitungan CityLab, total biaya pembangunan di beberapa kota Paman Sam itu berkisar US $105 juta hingga US $575 juta per kilometer.
Gerindra punya kader di Komisi Perhubungan
Langkah Prabowo menjadikan data dari Anies ini sangat tak tepat. Sebab, dari pada meminta data ke Anies, lebih baik Prabowo meminta data itu ke kader Gerindra yang ada di DPR. Sebab di Komisi V DPR, yang menangani perhubungan dan infrastruktur, Gerindra punya 7 kader.

Komisi V salah satu tugasnya adalah mengawasi kerja pemerintah terkait perhubungan dan infrastruktur. Mereka kerap rapat kerja bersama dengan kementerian yang mengurusi pembangunan LRT ini.

Orang-orang di Komisi ini jelas bisa meminta data kepada pemerintah. Satu orang anggota DPR di Komisi ini tentu mudah meminta data ini. Apalagi 7 orang. Tentu, dengan ditambah staf ahli mereka, lebih dari cukup kalau hanya untuk menggorek data LRT.

Bahkan Komisi ini, April lalu sudah meninjau ke lokasi pembangunan LRT. "“Saya lihat pembangunan ini masih berjalan sesuai on the track. Progresnya sudah mencapai 98 persen," kata Wakil Ketua Komisi V Ibnu Munzir, Kamis (19/4/2018) seperti dikutip dari situs DPR.

Jika ikut rombongan ini, kader Gerindra tentu bisa memeriksa apakah ada dugaan penggelembungan dana pembangunan LRT atau tidak.

Kesalahan Prabowo mengutip data secara asal ini bukan hanya sekali. Dalam debat Pilpres 2014, ia mengutip data dari KPK soal kebocoran kekayaan negara Rp7.200 triliun.

Kutipan data itu dibantah Ketua KPK saat itu, Abraham Samad. Menurutnya, Rp7.200 triliun itu potensi pendapatan negara, bukan kebocoran kekayaan negara.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-membaca-data

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Trembesi akan hijaukan ruas Tol Gempol-Pasuruan

- Dari Rizieq, Siti Badriah, hingga gaya rambut Neymar

- Serang dan tangkis dalam debat cagub Jateng

lieeanasabila
anasabila dan liee memberi reputasi
2
67.4K
208
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan