ammaralwandi58
TS
ammaralwandi58
Khalid bin Walid, Jenderal yang Tak Pernah Kalah Perang


Lahir                                      : Mekah, 585 Masehi
Wafat                                    : Homs, Suriah, 642 Masehi (57 tahun)
Pengabdian                         : Tentara Khulafaur Rasyidin
Tahun Pengabdian             : 632 – 638 Masehi
Pangkat                               : Commander-in-Chief (Panglima Besar)
Unit                                       : Kavaleri (Mobile Guard)
Perang yang diikuti          :

  1. Perang Uhud (Sebagai Pemimpin kaum Quraisy melawan Muhammad)
  2. Perang Mu’tah (Clash Pertama Rashidun dengan Kerajaan Romawi Timur)
  3. Penaklukan Persia
  4. Penaklukan Romawi Timur
  5. Perang Yarmouk (Pertempuran legendaris Rashidun Caliphate vs. Byzantine Empire)


Khalid bin Walidadalah sahabat nabi yang dikenal karena kejeniusannya memimpin pasukan Muslim Madinah dibawah komando Nabi Muhammad dan pasukan Khulafaur Rasyidin zaman Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Khalid telah memenangi ratusan pertempuran melawan Kekaisaran Romawi Timur, Kerajaan Sasanid Persia dan sekutunya, serta berbagai musuh-musuhnya. Di setiap pertempurannya, Khalid bin Walid mencetak cleansheet tidak pernah terkalahkan sama sekali sekalipun musuhnya adalah Nabi Muhammad dalam Perang Uhud.


Masa Muda
Khalid lahir di Mekkah tahun 585. Ayahnya, Walid bin al-Mughirah adalah syekh dari Bani Makhzum, salah satu klan dari Suku Quraisy. Saat masih belia, Khalid sudah mahir dalam hal berkuda dan menggunakan senjata seperti tombak (spear), tombak (lance), panah, dan pedang. Khalid lebih menyukai tombak (lance) daripada senjata yang lain. Khalid dikenal sebagai kesatria dan pegulat diantara Suku Quraisy. Khalid merupakan sepupu dari Umar bin Khattab, khalifah masa depan, mereka berdua hampir mirip karakter dan wajahnya. Khalid sangat disegani oleh Suku Quraisy karena dia pernah mengalahkan Umar bin Khattab, yang notabenya adalah si jago gelut, dalam pertandingan gulat.



Sebelum Memeluk Islam
Ayah Khalid dikenal karena permusuhannya dengan Nabi Muhammad. Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, banyak pertempuran yang melibatkan pihak Quraisy Mekah dengan Muslim Madinah. Khalid bin Walid tidak ikut dalam Perang Badar, perang pertama antara Muslim dan Quraisy. Tetapi, brother-nya Walid bin Walidikut dan ditawan oleh pasukan Muslim. Kepemimpinan Khalid sangat berpengaruh pada kekuatan Quraisy Mekah sehingga Quraisy Mekah berhasil memukul telak pasukan Muslim sampai Nabi Muhammad terkena serangan hingga giginya patah dan terluka parah.



Kronologis Perang Uhud

Perang dimulai pada hari Sabtu, 22 Desember 624 Masehi, bertepatan dengan 7 Syawal 3 Hijiriyah (6 hari setelah lebaran pada tahun ketiga setelah Nabi Muhammad hijrah) yang berlokasi di lembah dekat Bukit Uhud.


Spoiler for Bukit Uhud:



Perang ini merupakan bentrokan antara Muslim Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad dan pasukan Quraisy Mekah yang dipimpin oleh Abu Sufyan, Khalid bin Walid, dan Amr bin Asy. Perang ini merupakan bentrokan kedua Quraisy vs Muslim Madinah setelah Perang Badar, dimana 300 pasukan Muslim mengalahkan 950 pasukan Quraisy Mekah.


Berangkat dari Mekah ke Madinah pada 10 Desember 624 Masehi dengan membawa 3000 infantri, 3000 unta, dan 200 kavaleri, Quraisy ingin membalaskan dendam kekalahannya pada Perang Badar dan menghabisi pasukan Nabi Muhammad.


Sadar kalau kalah jumlah personil, pasukan Muslim yang berjumlah 650 infantri, 50 pemanah, dan 4 kavaleri memposisikan diri di sudut Bukit Uhud sebagai basecamp dan memasang pemanah di sekitar bukit Uhud untuk mempertahankan sayap kanan. Sementara di sayap kiri, basecamp Muslim dilindungi oleh Bukit Uhud. Posisi ini menguntungkan pasukan Muslim.


Spoiler for Archers:



Perang diawali dengan perang tanding antara Ali bin Abi Thalib vs Thalhah bin Abi Thalhah. Ali mengalahkan Thalhah dengan sekali tebasan pedang. Kemudian, kavaleri Quraisy mulai menyerang sayap kiri pasukan Muslim. Pemanah Muslim berhasil memukul mundur kavaleri Quraisy karena keuntungan geografis (pemanah berada di posisi yang lebih tinggi). Korban dari Quraisy mulai berjatuhan. Pemanah terlalu overconfident karena mereka merasa telah menang. Padahal Sang Nabi memerintahkan agar pemanah tetap berada pada posisi yang tinggi. Beberapa pemanah tidak mematuhi perintah nabi dan turun dari posisi untuk mengambil harta rampasan perang yang menggiurkan.



Spoiler for Strategi Perang Uhud:



Dengan cepat, Khalid bin Walid melihat kecerobohan tersebut. Khalid dan grup kavalerinya memutari Bukit Uhud untuk menyerang pemanah yang masih berada di atas bukit lalu mengepung basecamp pasukan Muslim dari belakang. Karena panik, banyak pasukan Muslim yang kehilangan rantai komando dan terbunuh dalam manuver Khalid. Bahkan paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib terbunuh oleh tombak yang dilempar oleh Wahsyi bin Harb di dalam kekacauan tersebut. Quraisy Mekah juga menyebarkan isu kalau Nabi terbunuh untuk meruntuhkan mental pasukan Muslim.



Sang komandan pasukan Muslim, Nabi Muhammad, terkena serangan sampai giginya patah dan luka parah. Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Saad bin Abi Waqqash, serta sahabat yang tersisa dengan sekuat tenaga melindungi Sang Nabi agar tidak mengalami serangan lebih parah. Pasukan muslim yang tersisa bersama Nabi mundur ke puncak Bukit Uhud yang lebih tinggi , sementara yang lain melarikan diri ke Madinah, dan yang lainnya terbunuh. Quraisy berusaha mengejar pasukan Muslim yang tersisa, namun kavaleri yang tidak bisa mengejar karena kemiringan Bukit Uhud. Akhirnya, perang diakhiri.




Perang Uhud menunjukkan bahwa Nabi Muhammad sebagai Jenderal pasukan Muslim sudah memberikan taktik yang terbaik untuk mengatasi gerakan lincah kavaleri Khalid bin Walid dengan membuat basecamp yang dilindungi oleh bukit Uhud dan pemanah. Tetapi pemanah tidak mendengarkan perintah Nabi saat merasa kemenangan sudah di depan mata. Kecerobohan ini dapat dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid dengan memutari Bukit Uhud dan menyerang pemanah dari belakang lalu mengepung basecamp pasukan muslim.




Pertempuran ini membuat Khalid bin Walid dikenal sebagai pemimpin pasukan yang jenius membaca gerak-gerik lawan.



Menjadi Muslim
Perjanjian Hudaybiyah tahun 628 menyatakan bahwa Muslim Madinah dan Quraisy Mekah berdamai selama 10 tahun. Setelah perjanjian itu ditanda tangani, Khalid bin Walid memutuskan untuk menjadi Muslim atas ajakan brother-nya Walid bin Walid yang sebelumnya menjadi tawanan Perang Badar yang telah menjadi Muslim melalui sebuah surat. Pemimpin kaum Quraisy, Abu Sufyan mengancam Khalid atas keputusannya, tetapi dia dibela oleh teman masa kecilnya (Ikrimah bin Abu Jahal) yang nantinya juga akan masuk Islam.


Khalid kemudian pergi menuju Madinah untuk bertemu langsung dengan Nabi Muhammad. Dalam perjalanannya, Khalid dikejutkan karena Amr bin Ash, salah satu pemimpin pasukan kavaleri Quraisy dalam Perang Uhud juga memutuskan untuk masuk Islam. Sampai di Madinah, mereka berdua disambut oleh brother-nya Walid bin Walid dan dibimbing untuk memeluk Islam pada tahun 629 Masehi (Khalid berusia 44 tahun).


Berperang Bersama Nabi Muhammad
Pada September 629, ketika pasukan Muslim pertama kali bentrok dengan Byzantine pada Perang Mu’tah. Khalid ditunjuk sebagai komandan menggantikan tiga komandan sebelumnya yang terbunuh dalam perang ini. Perang ini merupakan perang yang agak ganas. Pada kondisi ini, Khalid memutuskan untuk melakukan strategic retreatkarena pasukan Muslim hanya berjumlah 3.000 orang melawan 10.000 pasukan bizantium dan sekutunya. Khalid mencegah pasukannya agar tidak dibantai oleh musuh.





Pada senja hari, Khalid memerintahkan pasukan kavalerinya untuk memutar dan berotasi agar terlihat Muslim memiliki reinforcementyang banyak. Hal ini berhasil membuat Bizantium ketakutan. Sementara itu, Khalid berhasil menyelamatkan pasukannya dari kemusnahan. Di perang ini, Khalid berhasil mematahkan 9 pedang musuh. Dari perang ini, Khalid dijuluki sebagai Saifullah (The Sword of God) atau Pedang Allah.


Khalid juga ikut serta memimpin pasukan dalam penaklukan Mekkah dan beberapa perang bersama Nabi lainnya. Khalid juga ikut serta dalam Haji terakhir Nabi Muhammad.




Era Abu Bakar
Sepeninggal Nabi Muhammad, kepemimpinan Islam dipegang oleh Abu Bakar. Banyak daerah yang memberontak ketika Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. Khalid bin Walid ditugasi oleh Abu Bakar untuk meredam pemberontakan dan memberantas nabi palsu. Dari banyak kemenangannya, Khalid merupakan sosok yang kontroversial. Beberapa sumber mengatakan bahwa Khalid terlalu keras pada musuhnya seperti zaman orde baru. Ada yang menyebutkan bahwa Khalid telah menuding seorang muslim sebagai pemberontak dan membunuhnya. Abu Bakar dan Umar sempat marah besar atas tindakan ini.


Ekspedisi Melawan Bizantium Romawi Timur dan Sasanid Persia
Setelah menyatukan kembali jazirah Arab, Rashidun Caliphate mulai melakukan ekspansi besar-besaran ke utara yakni ke daerah yang dikuasai oleh Romawi dan Persia. Pada saat itu, Romawi dan Persia merupakan superpower layaknya Amerika dan Uni Soviet. Sementara itu, Rashidun hanyalah anak kemarin sore yang lagi merintis kekuatan. Khalid diperintahkan Abu Bakar untuk menaklukan Persia terlebih dahulu. Kemenangan demi kemenangan diraih oleh Khalid di Persia.


Setelah menang di daerah Persia, Khalid diperintahkan untuk melawan Bizantium di daerah Suriah bersama sahabat Perang Uhudnya, Amr bin Ash. Sementara itu, Perlawanan di Persia dilanjutkan oleh Saad bin Abi Waqqash dan sahabat lainnya. Khalid di daerah Suriah berhadapan langsung oleh pasukan yang dipimpin langsung oleh Hiraklius dan Konstantin III.


Era Umar bin Khattab
Abu Bakar meninggal di tahun 634, pucuk pimpinan Khilafah dipegang oleh sepupu Khalid bin Walid yakni Umar bin Khattab (teman gulatnya). Tak lama setelah menjadi khalifah, Umar bin Khattab mengganti Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah sebagai Commander-in-Chief (Panglima Besar) Tentara Khulafaur Rasyidin. Alasan Umar melakukan ini adalah agar para pasukan tidak mengkultuskan Khalid bin Walid karena dia tidak pernah kalah sekalipun dalam peperangan. Pasukan Rashidun sangat mengidolakan Khalid pada saat itu. Walaupun dipecat sebagai Panglima, Khalid tetap menjadi pemimpin kavaleri Khulafaur Rasyidin dibawah Panglima Abu Ubaidah.



(Comment Pribadi : Mungkin Umar menunjukkan legitimasinya sebagai khalifah baru agar pengaruh Khalid bisa diredam agar tidak menimbulkan konflik internal. Contohnya kaya, Jokowi mengganti Gatot karena Gatot sudah melakukan manuver-manuver. Umar gamau kalah lah ye sama temennya gulat)



Perang yang sangat tidak seimbang, pasukan Bizantium berjumlah 50.000 – 150.000 orang dan pasukan Muslim hanya berjumlah 15.000 – 20.000 orang saja. Namun, pasukan Rashidun yang dipimpin oleh Abu Ubaidah (Panglima Baru) menggunakan taktik hit and run (atas saran Khalid bin Walid) dengan cepat dan taktis untuk mengalahkan jumlah pasukan musuh yang besar tersebut. Video detail perang yarmouk bisa dilihat di video ini.





Setelah selesai di Yarmouk, Umar bin Khattab mengirimkan beberapa pasukan Khalid untuk membantu divisi Persia dibawah Saad bin Abi Waqqash dalam perang Al-Qadisiyyah yang dijelaskan dalam berikut ini.





Kemengan di front Syam diraih oleh Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid di Suriah, serta kemenangan Amr bin Ash (teman Khalid waktu Perang Uhud) di Palestina. Saat inilah, Sang Khalifah Umar melakukan perjalanan luar negeri untuk pertama dan terakhir ke Palestina untuk menghadiri upacara penyerahan kota Palestina.



Kemudian, Khalid diperintah Abu Ubaidah untuk melakukan ekspedisi ke Anatolia (Turkey) yang masih dikuasai Romawi. Namun, tak lama kemudian, tugas baru diterima olehnya, yakni menjadi Gubernur di Chalcis, Suriah. Ekspedisi ke Anatolia menjadi operasi militer terakhirnya.



Tak lama setelah itu, Abu Ubaidah meneruskan perintah dari Umar untuk membebas tugaskan Khalid dari segala tugas kenegaraannya. Umar mencopot Khalid karena Umar mengendus ada penyalahgunaan kekayaan negara oleh beberapa oknum di daerah yang Khalid pimpin. Khalid kemudian mengucapkan salam perpisahan kepada unit kavalerinya yang telah berjuang bersamanya. Lalu pergi menuju Madinah untuk bertemu teman gulatnya Umar. Khalid sempat protes kepada Umar tetapi dengan bijak Umar menjawab :


“Tugasmu telah selesai, dan tidak ada orang yang bisa menyelesaikan tugasmu seperti yang telah kamu lakukan dengan baik. Bukan orang-orang yang memutuskan ini, tetapi Allah yang memutuskannya”


Kemudian Umar menjelaskan pencopotan Khalid


“Aku tidak mencopot Khalid karena kemarahanku atau ketidakpercayaanku kepadanya, tetapi karena orang-orang mulai mengkultuskan dia. Aku takut kalau orang-orang mendewakan dia. Aku ingin menyampaikan bahwa kemenangan itu diberikan oleh Allah...”

-Khalifah Umar-


Khalid dan Umar adalah sepupu yang karakternya hampir sama, sama-sama kerasnya. Tetapi hubungan mereka saling hormat menghormati dan tidak ada niat buruk diantara keduanya. Di akhir hidupnya, Khalid mewariskan kekayaannya kepada Umar untuk digunakan untuk kepentingan umat. Di akhir hidupnya, Khalid mengatakan bahwa dia ingin mati sebagai syahid di medan pertempuran tetapi takdir membawanya untuk wafat di kasurnya. Kesedihan Khalid dikatakan dalam kalimatnya yakni :



“Aku telah bertempur di banyak peperangan, dan ingin mati sebagai syahid dimana tubuhku terluka oleh sabetan pedang atau tombak. Tetapi, inilah saya, sekarat di kasur seperti onta yang tua...”

-Khalid bin Walid-



Disamping kontroversinya, Khalid tercatat sebagai Jenderal yang tidak pernah kalah perang dan dikenal sebagai Jenderal yang jenius dalam peperangan. Khalid akan tercatat selamanya sebagai Sayfullah (The Sword of God).



Terima Kasih.

:siapgan


Sumber :
Ibn Ishaq (750), Sirah Rasul Allah
Ibn Qutaybah, Abdullaah bin Muslim (9th century), ‘Uyūn al-Akhbār (In history)
The Maronite Chronicles, 664
Palmer, Andrew; Brock, Sebastian P; Hoyland, Robert (637 & 819), "Chronicles of 637 and 819", West-Syrian Chronicles, ISBN 9780853232384
Khalid Bin Waleed, Sword of Allah, archived from the original on 28 January 2013
Wikipedia
Tirto.id
Diubah oleh ammaralwandi58 21-06-2018 01:14
boby008
boby008 memberi reputasi
6
21.1K
28
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan