BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Gurkha dari Nepal, jagoan pelindung Trump dan Kim

Pasukan keamanan Gurkha saat mengamankan Asia Security Summit ke-17 di Hotel Shangri-La, Singapura, 3 Juni 2018
Singapura mengalokasikan dana yang tak sedikit saat menjamu kehadiran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, kemarin (12/6/2018).

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong menyebut anggaran yang dikeluarkan negaranya mencapai S $20 juta atau sekitar Rp209,08 miliar.

Reuters mencatat, beberapa keperluan seperti menyewakan kamar di hotel bintang lima untuk dua pemimpin kontroversial itu tidak murah.

Di Shangri-La misalnya, harga satu kamar presidential suite bisa mencapai S $10.000 atau sekitar Rp104 juta per malamnya. Tarif yang tak jauh berbeda juga berlaku untuk tipe kamar sama di Hotel St. Regis, Singapura.

Biaya yang cukup besar juga harus dikeluarkan Singapura untuk mendirikan pusat informasi bagi 2.500 jurnalis dari seluruh dunia yang turut meliput momen bersejarah hari itu.

Seorang sumber di Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura mengatakan, ongkos untuk membangun media center di Gedung F1 Pit mencapai sekitar S $5 juta (Rp52,27 miliar).

Namun, fasilitas-fasilitas tadi belum seberapa dibanding besaran anggaran yang dialokasikan untuk keamanan dalam seluruh rangkaian acara ini.

Mengutip The Strait Times, anggaran tersebut mencapai separuh dari seluruh alokasi dana yang disiapkan. Perdana Menteri Lee beralasan, perekrutan personel keamanan dalam jumlah yang besar itu bukan hanya karena sosok dua pemimpin itu, melainkan juga pentingnya isu yang akan dibicarakan keduanya.

Seluruh pasukan keamanan itu nyaris ditugaskan di seluruh penjuru negeri. Mulai dari hotel tempat menginap, area jalan sekitarnya, lokasi pertemuan, hingga di perbatasan laut, udara, dan daratan.

"Kita tidak bisa membuat kesalahan sedikit pun," tutur Lee.

Dari semua pasukan keamanan yang ditugaskan Singapura, ada satu pasukan yang menarik perhatian saat penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi kemarin.

Mereka adalah pasukan keamanan Gurkha. Pasukan keamanan ini sangat jarang muncul di muka publik, oleh karenanya dikenal dengan pasukan "tak terlihat", namun diyakini menjadi salah satu yang kelompok paling kuat di dunia.

Sejak 1949, Singapura merekrut pasukan keamanan Gurkha langsung dari sebuah perbukitan di pelosok Nepal.

Mereka dilengkapi persenjataan yang paling terkini dan terlengkap, mulai dari senapan tempur FN SCAR buatan Belgia, hingga sepasang pistol yang menempel di sarung kaki mereka.

Namun dalam keadaan genting, mereka tidak akan berkelahi menggunakan perlengkapan itu, melainkan dengan senjata tradisional mereka, khukri/kukri/khukuri.

Kukri adalah sebuah pisau dengan panjang sekitar 45 sentimeter yang memiliki ukiran khas suku Gorkha.

Pada zamannya, pisau itu harus dibaluri dengan darah segar terlebih dahulu--baik dari musuk maupun pejuangnya sendiri--sebelum digunakan untuk bertempur. Saat ini, menurut BBC, kukri lebih banyak digunakan sebagai peralatan masak.

Nama Gurkha berasal dari sebuah kota perbukitan Gorkha, lokasi yang juga menjadi cikal Kerajaan Nepal. Gurkha didominasi oleh empat suku, Gurung dan Magars dari Nepal Tengah, serta Rais dan Limbus dari Nepal Timur.

Keberadaan pasukan Gurkha di Singapura adalah warisan dari kolonial Inggris yang terus melekat dalam setiap kepemimpinan di Negeri Singa hingga kini.

Pasukan Inggris pertama kali melihat potensi Gurkha ketika berperang melawan pasukan tersebut dalam Perang Anglo-Nepal (1814-1816). Meski kalah lantaran jumlah pasukan yang tak seimbang, jiwa patriotisme dan kestariaan yang dimiliki pasukan Gurkha berhasil mencuri perhatian Inggris.

Saat pemisahan India pada 1947, terjadi sebuah kesepakatan antara Nepal, India, dan Inggris. Salah satu isi kesepakatan itu adalah pemindahan empat orang pasukan Gurkha dari militer India ke Inggris. Sejak saat itu, pasukan militer Gurkha di Inggris dikenal dengan nama Barikade Gurkha.

Invasi Inggris ke Asia yang kemudian membawa pasukan Gurkha masuk ke Singapura. Dikenal dengan sikap tidak netral dan kesetiaannya, saat ini sebanyak 2.000 prajurit Gurkha menjadi bagian dari institusi kepolisian Singapura.

Setiap tahunnya, sekitar 60 prajurit Gurkha muda dengan rentang usia 18 hingga 19 tahun direkrut melalui kompetisi yang sangat sengit di Nepal.

Mereka akan diadu kecepatan dalam menaiki puncak gunung sambil membawa keranjang berisi bebatuan dengan berat mencapai 31 kilogram.

Mereka yang terpilih akan dipindahkan ke sebuah kamp di Gunung Vernon, sebuah lokasi terpencil yang khusus dijadikan tempat tinggal prajurit Gurkha dan keluarganya di Singapura.
The Singapore Gurkhas competed in the Police Volleyball Championship at Nantah, now known as Nanyang Technological University. They played with Pakistani police officers, which were part of the Police Reserve Unit. They didn't win. Date: 7 Nov 1959. Photo Collection: Chandra Bahadur Thapa / SGPM. For more: [url]http://www.singaporegurkhas.org/news/2016/11/28/064[/URL]
A post shared by Singapore Gurkhas Photo Museum (@our.gurkhas) on Dec 9, 2016 at 3:03am PST

Lokasi itu tertutup untuk masyarakat umum yang bukan keturunan Gurkha. Para prajurit Gurkha juga dilarang untuk menikah dengan orang lokal Singapura. Namun, anak-anak mereka diizinkan untuk menempuh pendidikan di sekolah lokal.

Seorang prajurit Gurkha akan pensiun pada usia 45 tahun. Mereka diwajibkan kembali ke Nepal dengan turut memboyong keluarganya. Lantaran hal itulah, pasukan Gurkha kemudian dikenal sebagai prajurit "tak terlihat".

Keberadaan anak laki-laki Gurkha di Nepal sudah menipis. Sekitar 200.000 prajurit Gurkha bertempur dalam Perang Dunia I &II, pertempuran Falkland, Malaysia, dan bahkan Irak dan Afghanistan.

Saat Perang Dunia II, sebanyak 43.000 laki-laki Gurkha tewas. Sejak saat itu, jumlah mereka merosot dari 112.000 laki-laki menjadi hanya sekitar 3.500 saja.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-trump-dan-kim

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Isu Palestina jadi prioritas Indonesia di Dewan Keamanan

- Kontribusi Trans Jawa untuk kelancaran mudik Lebaran 2018

- Tak ada isu HAM dalam pertemuan Trump-Kim

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan