annisaputrieAvatar border
TS
annisaputrie
Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU
Ketua PBNU: 
Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU

Sabtu, 09/06/2018 15:44 WIB
    

Yahya Cholil Staquf diundang Israel. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Robikin Emhas menegaskan kehadiran Yahya Cholil Staquf ke Israel bukan dalam kapasitas sebagai Katib Aam PBNU.

"Kehadiran Gus Yahya Staquf di Israel adalah selaku pribadi, bukan mewakili PBNU," kata Robikin lewat keterangan tertulis, Sabtu (9/6).

Robikin menegaskan tidak pernah ada kerja sama yang terjalin antara PBNU dan Israel baik berupa program ataupun kelembagaan. Kehadiran beberapa tokoh NU yang pernah hadir ke Israel murni urusan pribadi.

"Tidak ada kerja sama NU dengan Israel. Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama program maupun kelembagaan antara NU dengan Israel," tuturnya.

Lebih lanjut, ia yakin bahwa kehadiran Gus Yahya, yang saat ini juga duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya. 

"Setiap insan yang mencintai perdamaian pasti mendambakan penyelesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina," ujarnya.

Menurut Robikin, konflik Israel-Palestina tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Untuk itu, "diperlukan semacam gagasan out of the book" yang memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil. 

"Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya," katanya.

Sebelumnya, rencana kunjungan PBNU ke Israel mendapat banyak cibiran netizen. Beberapa diantara mereka mengaku kecewa atas sikap PBNU yang malah mendatangi Israel di tengah umat Islam yang sedang terluka akibat beragam serangan yang dilakukan Israel.

Undangan dari Universitas Tel Aviv untuk PBNU viral di media sosial. Acara yang diselenggaran The Israel Council of Foreign Relation itu menyebut Gus Yahya akan menjadi pembicara untuk tema "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation" pada hari Rabu, 13 Juni 2018.

Salah seorang wartawan Israel dengan nama Simon Arann mengunggah status di akun twitternya jika ulama senior di Indonesia yang juga Sekretaris Jenderal Forum Keagamaan NU, Yahya Cholil Staquf akan memberikan kuliah di Isntitut Mendelin pekan depan meskipun tidak ada hubungan diplomatik Israel dan Indonesia.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...-mewakili-pbnu

PBNU Sebut Undangan Gus Yahya dari Israel untuk Kemanusiaan
Sabtu, 09/06/2018 13:43 WIB
     

PBNU menegaskan bahwa undangan dari Israel untuk Yahya Cholil Staquf bukan bentuk kerja sama, melaikan untuk tujuan kemanusiaan. (Antara/Wahyu Putro A)

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini membenarkan adanya undangan dari salah satu kampus di Israel untuk PBNU yang viral di media sosial.

Helmy mengatakan perwakilan NU yang diundang adalah Katib Aam Syuriah PBNU Yahya Cholil Staquf. Namun, Helmy menegaskan jika kehadiran Yahya yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu untuk memberi dukungan kepada Palestina.

"Gus Yahya diundang sebagai perwakilan PBNU untuk menjelaskan posisi Palestina, untuk memberikan dukungan kepada Palestina," kata Helmy kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/6).

Helmy pun membantah jika kunjungan itu bersifat kerja sama antara Indonesia atau PBNU dengan Israel. Menurut Helmy, undangan itu murni untuk kajian akademik dan kemanusiaan demi mewujudkan perdamaian bagi warga Palestina.

"Kami tegaskan itu bukan kerja sama, tidak pernah ada kerja sama dengan Israel. Intinya kita berjuang untuk Palestina. Berikan perspektif pada Israel kalau konflik di sana bukan melulu masalah agama, tapi kemanusiaan," tegas Helmy.

Kendati demikian, Helmy belum bisa memastikan jenis visa perjanalan yang akan digunakan oleh Gus Yahya untuk sampai di Israel. Pasalnya, bulan lalu, Indonesia menangguhkan visa bagi turis Israel sebagai protes atas aksi tentara Israel yang menewaskan lebih dari 120 warga Palestina di Jalur Gaza. 

Tak hanya menangguhkan pemberian visa, Indonesia juga membatalkan visa yang telah dikeluarkan. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengakui Indonesia telah menolak visa 53 warga Israel.

Membalas langkah Indonesia tersebut, Israel menangguhkan pemberian visa bagi WNI untuk berkunjung ke negaranya. Setiap tahunnya rata-rata 30 ribu warga Indonesia berziarah ke Israel, dengan rata-rata tinggal selama lima hari.


Helmy benarkan ada undangan dari Israel untuk PBNU. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

Larangan bagi WNI tersebut sedianya berlaku Sabtu (6/6) lalu, namun diundur pemberlakuannya hingga 26 Juni. Kebijakan itu membuat 2,200 WNI yang akan berkunjung dalam beberapa pekan mendatang masih dilanda ketidakpastian.

"Untuk masalah visa dan apakah jadi berangkat, kita juga lagi coba konfirmasi ke Gus Yahya," kata Helmy.

CNNIndonesia.com sudah mencoba menghubungi Gus Yahya, namun belum ada respon. 

Sebelumnya, rencana kunjungan PBNU ke Israel mendapat banyak cibiran netizen. Beberapa diantara mereka mengaku kecewa atas sikap PBNU yang malah mendatangi Israel di tengah umat Islam yang sedang terluka akibat beragam serangan yang dilakukan Israel.

Undangan dari Universitas Tel Aviv untuk PBNU itu viral di media sosial. Acara yang diselenggaran The Israel Council of Foreign Relation itu menyebut Gus Yahya akan menjadi pembicara untuk tema "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation" pada Rabu, 13 Juni 2018.

Salah seorang wartawan Israel dengan nama Simon Arann mengunggah status di akun Twitter-nya bahwa ulama senior di Indonesia yang juga Sekretaris Jenderal Forum Keagamaan NU, Yahya Cholil Staquf akan memberikan kuliah di Isntitut Mendelin pekan depan meskipun tidak ada hubungan diplomatik Israel dan Indonesia.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...uk-kemanusiaan

--------------------------------

Satu pertanyaan saja: Apa untungnya perjalanan tokoh NU itu ke Israel bagi kepentingan umat Islam dan rakyat Indonesia? Kalau memang banyak manfaatnya ketimbang mudhoratnya, pastilah sudah sejak lama hubungan RI dan Israel itu dibuka oleh Pemerintah (sejak zaman Soekarno dulu).

emoticon-Hansip

0
2.2K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan