BeritagarID
TS
MOD
BeritagarID
Masjid terpapar radikalisme dicatat, tapi tak diungkap

Foto ilustrasi. Seorang petugas membersihkan area masjid Istiqlal di Jakarta Pusat, 8 Mei 2018.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan sekitar 40 masjid di Jakarta terpapar paham radikal dan intoleransi. Namun begitu, Sandi--sapaan akrabnya--enggan mengungkapkan identitas puluhan masjid tersebut.

"Kami tidak bisa mengumbar nama masjidnya," tutur Sandi dalam Liputan6.com, Rabu (6/6/2018). Ditulis CNNIndonesia.com, Sandi mengatakan bahwa seluruh masjid itu sudah didata oleh Biro Pendidikan, Mental, dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta.

Soal cirinya; Sandi menjelaskan ada penceramah yang menggunakan masjid itu untuk menyebarkan paham radikal, kebencian dan memecah belah umat.

Kepala Biro Dikmental Hendra Hidayat juga enggan mengungkap daftar puluhan masjid itu. Hendra hanya menitip pesan kepada para pengurus masjid untuk menjaga kondisi dan situasi di Jakarta tetap kondusif di tengah isu intoleransi.

Hendra juga mengimbau agar pengurus masjid bisa menghadirkan ceramah yang sesuai dengan nilai Pancasila. Hendra ingin Dewan Kemakmuran Masjid bisa mendatangkan para penceramah yang mampu menyejukkan hati umat.

Lebih lanjut Sandi menegaskan Pemprov DKI akan melakukan pembinaan terhadap 40 masjid tersebut. Meski begitu Sandi tidak menjelaskan lebih detail pembinaan seperti apa yang akan dilakukan.

Sandi hanya mengungkapkan kesiapannya pula untuk turun ke bawah, ke masjid-masjid di Jakarta. Sandi akan menggunakan kesempatan itu untuk berinteraksi dengan warga karena salah satu penyebab radikalisme disebutnya masalah ketidakadilan kesejahteraan alias persoalan ekonomi.

Sandi pun akan membangkitkan ekonomi di masjid, memberi pendidikan, dan kesempatan kerja. "Tidak ada cara lain selain pendidikan. Kedua, berikan kesempatan mereka menjadi pengusaha dan orang yang sukses dengan program OK OCE," kata Sandi dinukil Republika.co.id.

"Ini tugas kita sama-sama untuk memastikan tidak ada radikalisasi di DKI dan tidak ada paham-paham yang mendorong ke ekstremisme di DKI," ujarnya dikutip Kompas.com.

Pernyataan Sandi ini sebenarnya bukan hal baru, tapi mengafirmasi informasi dari cendekiawan muslim Azyumardi Azra usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (4/6). Hadir dalam pertemuan itu adalah 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama.

Namun, Azyumardi hanya meneruskan hasil penelitian kelompok Gusdurian yang dipimpin Alissa Wahid--putri sulung Presiden keempat RI Abdurahman "Gus Dur" Wahid. Alissa yang kebetulan hadir dalam pertemuan bersama Jokowi menyampaikan 40 masjid hasil survei Gusdurian yang terpapar paham radikalisme dan intoleransi.

"...penceramahnya radikal, dia mengajarkan intoleransi dan radikalisme," tutur Azyumardi kepada para wartawan selepas pertemuan tersebut.

Akan tetapi, lanjut Azyumardi, Jokowi sudah menegaskan bahwa masalah penyebaran paham radikalisme dan intoleransi ini mulai diatasi pemerintah. Azyumardi mengutip Jokowi yang sudah menugaskan bawahannya untuk melakukan perbaikan di dalam masjid.

Sementara Alissa tak menyangka hasil penelitiannya bakal muncul ke publik. Maklum, seperti diungkapkannya kepada IDN Times, temuan tersebut hanya disampaikan kepada Jokowi dalam forum di atas dan pada kesempatan tertutup.

"Kemarin saya ngomong gitu karena pertemuannya tertutup," ujar Alissa. Yang jelas, tambah Alissa, penelitian ini belum sepenuhnya selesai dan belum dipublikasi. Itu sebabnya Alissa enggan memaparkannya lebih jauh.

Di sisi lain, sikap Sandi yang enggan mengungkapkan nama 40 masjid terindikasi paham radikal dan intoleransi dinilai bisa meresahkan masyarakat. Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis pun mendesak agar Sandi mengungkapkannya ke publik karena nasi sudah terlanjur menjadi bubur.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga meminta agar identitas masjid-masjid itu diungkap. "Ya yang ngomong suruh nunjukkin," kata Anies dikutip Merdeka.com, Rabu (6/6).

Adapun menurut GP Ansor, sayap organisasi Nahdlatul Ulama, masjid yang sudah terpapar paham radikalisme dan intoleransi justru adalah masjid di lembaga negara dan BUMN. Selain itu masjid di markas kepolisian dan kampus-kampus negeri.

Meski demikian, GP Ansor juga enggan mengungkap nama-nama masjid yang terpapar paham radikalisme dan intoleransi itu--termasuk di mana saja lokasinya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...i-tak-diungkap

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Enak tak enak jadi pegawai negeri

- Dokter dan tempat tidur rumah sakit tak rata di wilayah Pilkada

- Warna-warni cerah dan derita terpendam Kate Spade

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
10.8K
133
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan