mahkotax.putraAvatar border
TS
mahkotax.putra
Heboh Tong Sampah Made In Jerman, Sandi: Ini Karena WTP
https://m.detik.com/news/berita/d-4053108/heboh-tong-sampah-made-in-jerman-sandi-ini-karena-wtp



Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menduga hebohnya anggaran tong sampah buatan Jerman berkaitan dengan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). Sandiaga mengikuti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunggu waktu yang tepat mengkonfirmasi hal itu.

"Saya tengarai karena WTP ya. Jadi begitu WTP, kaget semuanya gitu loh. Kok mungkin bisa dapat WTP. Sekarang kita bedah anggaran. Kenapa Rp 8 juta? Kenapa di online cuma Rp 4 juta? Sampah, kenapa ini? Bagi saya, silakan dibedah dulu," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).


Sandiaga sebelumnya telah berkomunikasi dengan Anies membahas isu yang ramai di media sosial. Dia berjanji akan mengklarifikasi usai menemukan momen yang tepat.

"Pak Anies bilang, bro terserah bro. Mau diklarifikasi sekarang? Saya bilang benar juga, supaya isunya naik ke atas. Teman-teman mulai membedah, diajak saja. Nanti pada saatnya kita berikan klarifikasi," jelasnya.

Sandiaga menampik tuduhan dirinya tidak mengetahui isu yang ramai dibicarakan di masyarakat. Dia mengaku memiliki latar belakang keuangan dan sangat menguasai masalah anggaran.

"Saya ini orang keuangan. Saya tahu sekali masalah anggaran. Bagi saya, anggaran itu yang penting dan alhamdulillah WTP itu karena saya punya background bidang keuangan," jelasnya.


Sebelumnya, informasi tentang tong sampah yang ramai dibahas ini berasal dari screenshot situs e-Katalog LKPP. Tong sampah yang dimaksud adalah garbage bin beroda dengan kapasitas 660 liter merek Weber. Di situ tertulis pengadaan tong sampah sebanyak 2.640 buah dengan harga satuan USD 253,62 atau Rp 3.599.375,04. Ada pula ongkos kirim sebesar USD 5.581 atau Rp 79.205.552.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan tong sampah beroda berkapasitas 660 liter itu dibeli untuk modernisasi proses pengumpulan sampah di Jakarta. Selama ini, pola pengumpulan sampah dilakukan dengan cara tradisional, yaitu tukang gerobak mengumpulkan sampah dari permukiman, kemudian didumping di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS). Setelah itu, diangkat kembali ke truk sampah untuk dikirim ke TPST Bantargebang.

"Proses ini tidak efektif dan tidak efisien. Coba kita hitung berapa kali sampah itu naik turun untuk bongkar muat saja. Naik ke gerobak di masing-masing rumah, turun dari gerobak di TPS, naik ke truk sampah dan turun lagi di TPST Bantargebang, " kata Adji dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/6). (fdu/gbr)
_________

Wis jelas kabeh to saiki emoticon-Big Grin
0
2.3K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan