arbibAvatar border
TS
arbib
Kumpulan puisi cinta dan cita kehidupan pengelana dunia
Pengelana dunia terkadang tak sadar di lakukan oleh siapapun. Kita, kamu ,aku dan orang sekitar kita kadang melakukan itu. Tak di sadari sebetulnya sejak kita di lahiran dan mulai bernafas ke dunia ini kita sudah mulai di tujukan untuk berkelana. Dari jabang bayi merah kita mulai menyerap ragam arti dan makna dunia dalam sebuah perjalanan, pengembaraan atau pengelana.
Quote:

Pangeran rantau


Di sudut terpencil dari tanah berasal
Dalam rimba yang sudah di bongkar
Menjadi area penggalian harta
Mutiara hitam berbingkai remah

Bara baru bahan pemanas
Mendidihkan dinginnya air untuk bergerak
Menghasilkan tekanan uap menerjang
Guna mendorong jeruji sekat besi roda

Buku hitam aku pinjam
Buku kusam aku pinjam
Mencari catatan putih merona
Mencari jatidiri mempelajari jiwa

Kemana arah melangkah
Kemana raga menuju
Untuk apa aku ini
Aku mencari dalam waktu yang melaju

Dulu
Sudah berlalu
Kini
Sedang dijalani
Nanti
Akan dilakoni

Hanya ketiga hal itu
Dulu kini dan nanti
Yang terus di lakoni dan di jalani
Oleh pengelana hingga waktu tak tentu


Quote:

Asal muasal kita Berbeda beda, ada yang dari desa kini di kota dan sebaliknya. Ada juga yang dari rimba kini di pinggiran kota dan sebaliknya. Namun ada pula yang lupa tempat asalnya dan sebaliknya.

Tempat kita di lahirkan, terkadang menyimpan ciri khas tersendiri. Misalnya bahan tambang seperti batu bara. Yang di jadikan bahan pemanas air guna menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin penghasil energi listrik. Namun di berbagai tempat juga menghasilkan sesuatu yang berbeda. Walaupun bisa juga sama. Tapi kadang ada bedanya. Dan di antara perbedaan apa yang di hasilkan itu, terbentuklah pertukaran antar wilayah. Karena penghasilan beda dan kebutuhan berbeda pula. Inilah yang membuat kehidupan kita, berhiaskan aneka keunikan.

Dalam memenuhi kebutuhan kita, cenderung menuntut kita belajar. Belajar membaca. Dari buku hitam, putih, kuning, merah , hijau dan warna lainnya, kita banyak tahu aneka yang menjadi keunikan manusia. Dan terkadang ragam catatan yang pernah kita baca membawa pikiran kita berkelana melanglang buana, kemana mana.


Arah angin kadang tak menentu. Walaupun semestinya itu sudah ada ketentuan. Dari rotasi bumi mengelilingi mentari dan roda putaran galaksi alam raya, sebetulnya itu petunjuk arah. Sayangnya kita sering tak mampu untuk membaca itu. Dan kita tersesat dalam pertanyaan pengelanaan yang kadang bingung dengan arah. Walau begitu, kita harus tetap melangkah.


Masa waktu yang menentukan langkah kita. Kemana arah dan tujuan akhir akan dihentikan oleh waktu yang ada. Kita punya waktu. Aku ada masanya. Kamu ada masanya. Semua ada juga batasan masanya untuk berlaku. Hidup dalam dunia. Berkelana mencari ilmu.

Quote:

Cita cinta berkelana


Diriku punya cita dan juga punya cinta
Dirimu pun mungkin sama saja
Seperti burung terbang melayang berkelana
Seperti itulah mungkin adanya
Walaupun tiada pasti serupa demikian juga

Cita cita mendorong gerakan badan
Seperti angin yang bertiup menggerakan dedaunan
Di keheningan jiwa yang sunyi ramai nyata
Berbaur padu untuk dilebur berkejaran

Cinta membawaku menuju dirimu
Cinta menariknya menuju diriku
Dirimu ada juga karena cinta
Pun sedemikian dengan aku asal mula awalannya
Cinta yang membuat semua ini ada

Perjalanan membaurkan cinta dan cita
Menggerakan raga dan hati menuju tempat yang kadang tak menentu
Kadang juga sudah berlabuh
Kadang juga diam membatu
Namun inilah yang membuat semuanya jadi indah
Walau terkadang hanyalah keindahan semu

Quote:

Terima kasih kepada semua yang telah Sudi menyempatkan masanya bertandang ke catatan hati. Yang mungkin tiada bermakna. Tiada pula indah dibaca dan di pandang mata. Kedua catatan goresan asal asalan ini. Akan menjadi awal catatan hati yang rencana akan dihimpun. Dalam goresan kata di berikutnya.
:terimakasih
Sampai jumpa
caricewekAvatar border
satuirAvatar border
typhoeAvatar border
typhoe dan 5 lainnya memberi reputasi
4
28.4K
43
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan