agayzjr
TS
agayzjr
Siswi SMP Cantik di Blitar tewas Gantung Diri karena takut tidak dapat SMAN favorit


Gambar 1: Korban sesaat ditemukan gantung diri di kosannya


Gambar 2: Korban saat dimasukkan ke Ambulance


Gambar 3: Kos-kosan mewah tempat korban gantung diri


Gambar 4: Surat wasiat dari korban

JATIMTIMES, BLITAR – Seorang siswi cantik SMPN 1 Kota Blitar, EPA (16) ditemukan tewas mengenaskan dengan gantung diri di kamar kosnya di Jalan Ahmad Yani Gang 3 Kecamatan Sananwetan Kota Blitar pada Selasa (29/5/2018).
Informasi dari kepolisian, siswi bongsor dan sintal tersebut nekat gantung diri dengan seutas tali plastik warna biru yang menggantung di atas pintu masuk ke dalam kamar dan disampingnya ada bangku jongkok warna merah yang sudah terguling. Saat itu korban menggunakan kaos oblong warna hijau dan celana pendek orange motif kartun. Setelah mengikatkan lehernya dengan tali, korban menendang bangku jongkok tersebut sehingga korban langsung tewas. 
“Saat ini korban telah dievakuasi oleh petugas dan dibawa ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar,” ungkap Paur Humas Polres Blitar, Bripka Joko Pramushinto. Korban diduga murni gantung diri karena sesuai keadaan di TKP. Korban ditemukan dengan posisi kaki jinjit, lidah melet dan tergigit, tangan menggenggam, serta celana pendek bagian depan korban basah karena kencing korban. Itu semua tanda gantung diri, ujarnya.
Untuk penyebab bunuh diri, masih belum diketahui secara jelas. “Kalau dari keterangan warga setempat korban diduga depresi hingga nekat gantung diri,” ujarnya. (*)

DETIK.COM - Takut tidak diterima masuk SMAN 1 Kota Blitar karena sistem zonasi, diduga kuat menjadi motif kenekatan EP (16), siswi SMP cantik gantung diri. EP diduga gagal masuk ke SMA favorit meski ia dikenal pintar. 

EP diketahui tinggal di rumah kos Jalan A Yani Kota Blitar sejak akhir kelas 7. Di kos, EP didampingi pengasuhnya yakni seorang wanita berinisal MY (65) yang telah mengasuhnya sejak bayi.

Keterangan dari beberapa teman korban yang ikut ke RSUD Mardi Waluyo, EP merupakan siswa berprestasi di sebuah SMPN Kota Blitar. EP mempunyai cita-cita kuat melanjutkan sekolah ke sebuah SMA favorit di Kota Blitar yakni SMAN 1 Kota Blitar. Namun domisili EP yang ada di Kabupaten Blitar menipiskan harapannya untuk bisa diterima di situ. 

"Cuma beberapa hari ini dia bilang stres. Soalnya nilainya turun semua. Dia juga takut gak diterima di SMAN 1 Kota Blitar, soalnya dia kan anak kabupaten," kata teman sekelas korban Sandy pada detikcom, Selasa (29/5/2018).

Menurut Sandy, EP memang pendiam. Namun punya banyak prestasi. Baik di bidang akademik maupun ekstra. EP selalu ingin menjadi yang terbaik di semua kegiatan yang dilakukannya. 

"Anaknya itu punya keinginan untuk selalu ranking 1. Semua keluarganya memang pinter-pinter semua," imbuh siswa berperawakan kurus itu. 

Sementara Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono membenarkan, jika kematian korban murni akibat gantung diri. 

Baca juga: Penjual Angkringan Ditemukan Tewas Tergantung di Bumi Perkemahan

"Hasil visum luar tim medis tadi menyatakan, korban meninggal akibat gantung diri. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di fisiknya. Namun keluarganya menolak diautopsi, dan sudah membuat surat pernyataan," terangnya. 

Sekitar pukul 17.58 wib, korban dibawa keluarganya ke krematorium Wisma Paramita. Tampak beberapa anggota keluarga dan ibu kandung korban, turut masuk ke ambulans yang mengantar jasad siswi berprestasi itu ke Jalan Mawar Kota Blitar. 
(iwd/iwd)

JATIMNOW.COM - Ketenangan warga Gang 3 Jln. A. Yani Kota Blitar mendadak gempar setelah seorang warga berteriak histeris karena menemukan seorang gadis remaja cantik gantung diri di sebuah kamar kost.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Mariani, nenek asuh korban yang kala itu sedang keluar kamar. Korban yang diketahui bernama EP (16), siswi di SMP negeri di Blitar itu tewas menggantung di pintu kamar.
Dia mengaku tak pernah menyangka bila cucu asuhnya nekat mengakhiri hidupnya. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda baik perilaku maupun perkataannya.
Saat kejadian, Mariani sedang keluar untuk membelikan nasi bungkus. Sepulangnya dari membeli nasi, ia pun melihat anaknya sudah menggantung.
"Saya panggil sudah tidak menjawab. Lalu saya minta tolong ke warga," ungkapnya.
Warga yang datang ke Lokasi kejadian kemudian bergegas menuju kamar Mariani yang berada di lantai dua. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Mapolsek Sananwetan.
Usai petugas tiba di lokasi kejadian, korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk di visum.

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - EPA (16) ditemukan tewas bunuh diri di kamar kos, Jl A Yani, Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Selasa (29/5/2018).
Siswi cantik dan bongsor yang baru lulus SMP tahun ini ditemukan tewas dengan cara menggantung di pintu kamar kos.
Jasad EPA pertama kali ditemukan menggantung di pintu kamar oleh Mariani.


Tubuh Mariani langsung lemas begitu melihat anak asuhnya meninggal dengan cara tragis.
Mariani merupakan pengasuh EPA sejak kecil. Dia ikut tinggal di tempat kos bersama EPA.
Sedangkan rumah orang tua EPA berada di Kelurahan/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Setelah lulus SD, EPA melanjutkan di salah satu SMP Negeri di Kota Blitar.
Lalu, EPA tinggal di tempat kos di Jl A Yani bersama pengasuhnya, Mariani.
Mariani mengatakan, sebelum gantung diri, EPA sempat memintanya untuk membelikan nasi.
Mariani sempat bilang ke EPA kalau warung makan masih tutup.

Dia meminta EPA menunggu sebentar sampai warungnya buka.
Tetapi, EPA memaksa Mariani untuk membelikan nasi di warung.
Mariani pun berangkat membelikan nasi di warung.

Dia agak lama mencari nasi karena kebanyakan warung tutup pada siang hari saat Ramadan.
Setelah dapat nasi, Mariani kembali ke kamar kos.
Sesampai di kamar kos, Mariani terkejut melihat tubuh anak asuhnya menggantung di pintu kamar kos.
"Saya tidak melihat tanda-tanda aneh pada diri EPA saat berangkat membelikan nasi untuknya. Saya memang agak lama membeli nasi karena banyak warung yang tutup," kata Mariani.

Mariani tidak tahu persis apa motif yang membuat anak asuhnya nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Tetapi, belakangan, EPA memang agak kecewa karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA negeri favorit di Kota Blitar.
Sebab, sistem penerimaan siswa baru SMA di Kota Blitar menggunakan sistem zonasi.

Sistem zonasi ini memang memprioritaskan anak yang berdomisili di Kota Blitar.
Sedangkan domisili EPA masih ikut orang tuanya di Kelurahan/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
"Soal itu, orang tuanya sudah berusaha menenangkannya. Orang tuanya meminta EPA agar melanjutkan SMA di Srengat," jelasnya.

Kasubag Humas Polres Blitar Kota Ipda Syamsul A mengatakan, polisi sudah menerima laporan soal orang gantung diri.
Polisi sudah datang ke lokasi untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).
Polisi langsung membawa jenazah korban ke RSUD Mardi Waluyo.
Hasil visum luar tidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
"Kalau untuk motif bunuh diri masih proses penyelidikan," tegasnya. (Surya/Sha)

Blitar - EP (16) pelajar SMP Kota Blitar yang nekat gantung diri, rupanya telah lama menyiapkan rencana tragis ini. Dia sempat menulis pesan sebanyak tiga lembar untuk orang tuanya. Selain itu, dengan spidol warna biru, dia juga mengarahkan apa saja yang harus dikerjakan pengasuhnya saat menemukan jasadnya tergantung.

Dalam secarik kertas HVS, siswi cerdas ini menulis seperti ini

"Maklek (panggilan untuk pengasuhnya) Jangan Teriak. Panggil Orang Disekitar. Hub Mardi Waluyo (0342-xxxxxx). Bawa Tas Ini. Kartu BPJS Ada Didalam Amplop. Jangan Ada Ambil Gambar Disini !".

Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono juga menyatakan, hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan beberapa saksi di antaranya orang tuanya, tulisan itu identik dengan tulisan tangan korban.

"Kami juga cocokkan dengan tulisan di buku catatan pelajaran milik korban. Dan tulisan tangan di surat wasiat itu memang identik dengan tulisan korban. Orang tuanya juga meyakininya," jelasnya di RSUD Mardi Waluyo, Selasa (29/5/2018).

Lalu apa saja pesan yang dituliskan siswi berprestasi ini untuk orang tuanya? Menurut Heri sangat banyak. Namun ada tiga hal yang menyangkut proses pemakamannya.

Baca juga: Mengapa Pelajar SMP di Blitar Nekat Gantung Diri, Ini Penyebabnya

"Korban berpesan agar jenasahnya segera dibawa ke Wisma Paramita, minta segera dikremasi dan minta dimakamkan dengan peti mati berwarna putih," ungkap Heri.

Selain itu ada satu pesan yang khusus ditujukan kepada ibunya. "Dia ingin mamanya tidak boleh bekerja sampai usai hari raya," pungkasnya.

UPDATE





Gambar 5: Foto-foto korban


Gambar 6: Kondisi TKP


FACEBOOK KORBAN

SUMBER 1

SUMBER 2

SUMBER 3

SUMBER 4

Adakah yang salah dengan sistem/seleksi masuk penerimaan siswa-siswi di sekolah negeri? Sehingga korban nekat bundir? emoticon-Nohopenohope
Diubah oleh agayzjr 29-05-2018 22:06
bukan.bomat
bukan.bomat memberi reputasi
2
32.4K
119
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan