- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masih kecil sudah hamil? Mengapa ini bisa terjadi?
TS
arif.pambudi13
Masih kecil sudah hamil? Mengapa ini bisa terjadi?
Hallo ketemu lagi bareng TS ...
Masih terngiang dalam ingatan kasus bocah SD di Surabaya yang kerap dicabuli ayah tirinya hingga hamil 5 bulan, kini masyarakat kembali dibuat geger dengan munculnya kasus bocah SD umur 13 tahun menghamili kekasihnya yang masih duduk di bangku SMP.
Bak disambar petir Jedeerr!Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan dengan kasus banyaknya bocah hamil. Kalau dulu berita tentang kasus hamil di luar nikah atau seks bebas kerap dialamai oleh remaja SMA. Beda dengan sekarang entah jamannya mau kiamat, kasus hamil sudah menjalar ke anak-anak yang usianya bisa dibilang masih sangat muda. Sebuah realita yang bikin kita bak tersambar petir untuk kedua kalinya jedeerr!
Coba agan bayangkan, dinding-dinding kenikmatannya aja belum kebentuk eh udah ditusbol ... hamil ... Tentu ini sebuah kebobrokan hakiki yang sedang dialami oleh generasi kita saat ini. Miris ...
Yang bikin TS heran bak tersambar petir untuk yang ketiga kalinya Jedeerr! mengapa hal ini bisa terjadi?
Seperti kata pepatah, tidak akan ada asap jika tidak ada api. Nah, kemungkinan berikut ini yang menjadi alasan kenapa maraknya bocah-bocah kerap kali mengalami hamil. Langsung cekicrot!
Nah, Kita sebagai masyarakat hendaknya membuka mata atas kejadian yang telah menimpa generasi kita. Meskipun sudah tidak ada harapan lagi, sudah gak ketolong! tapi jika itu dilakukan dengan serentak dan penuh kesadaran. Hal ini tentu dapat menyelamatkan generasi kita dari jeratan Cabulers,melahirkan kembali generasi yang bahagia dan berprestasi.
Jangan sampai ada lagi hal-hal cabul lainnya yang mewarnai, menodai Indonesia tercinta kita ini.
Dari sini TS akhiri thread no cabul-cabul ini.
Masih terngiang dalam ingatan kasus bocah SD di Surabaya yang kerap dicabuli ayah tirinya hingga hamil 5 bulan, kini masyarakat kembali dibuat geger dengan munculnya kasus bocah SD umur 13 tahun menghamili kekasihnya yang masih duduk di bangku SMP.
Bak disambar petir Jedeerr!Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan dengan kasus banyaknya bocah hamil. Kalau dulu berita tentang kasus hamil di luar nikah atau seks bebas kerap dialamai oleh remaja SMA. Beda dengan sekarang entah jamannya mau kiamat, kasus hamil sudah menjalar ke anak-anak yang usianya bisa dibilang masih sangat muda. Sebuah realita yang bikin kita bak tersambar petir untuk kedua kalinya jedeerr!
Coba agan bayangkan, dinding-dinding kenikmatannya aja belum kebentuk eh udah ditusbol ... hamil ... Tentu ini sebuah kebobrokan hakiki yang sedang dialami oleh generasi kita saat ini. Miris ...
Yang bikin TS heran bak tersambar petir untuk yang ketiga kalinya Jedeerr! mengapa hal ini bisa terjadi?
Seperti kata pepatah, tidak akan ada asap jika tidak ada api. Nah, kemungkinan berikut ini yang menjadi alasan kenapa maraknya bocah-bocah kerap kali mengalami hamil. Langsung cekicrot!
Quote:
1. Kurangnya Seks Edukasi.
Faktor yang menyebabkan bocah kerap kali melakukan seks bebas adalah minimnya pengetahuan tentang seks dan sering kali dianggap tabu. Sehingga dorongan seksual yang mulai muncul ditambah dengan rasa ingin tahu yang besar menyebabkan sang bocah salah kaprah dan menghalalkan segala cara untuk melakukan kegiatan ena-ena. Kok enak? Akhirnya hamil!
Hendaknya kita para orang tua menanamkan pengetahuan tentang seks sedari dini kepada anak kita, bukannya kita para orangtua malah menghindar ketika anak kita bertanya tentang seks dan langsung menakut-nakuti mereka tentang dosa, zina, neraka dan pornografi. Mengingat banyaknya kasus pelecehan yang dilakukan entah itu dari orang dewasa maupun teman sebaya.
Misalnya begini, Budi sini ikut bapak ke belakang nanti bapak kasih permen. Nah dengan pengajaran seks edukasi sedari dini, Budi tentu akan segera tahu bahwa hal itu tidak pantas dan segera melaporkan hal demikian ke orangtua. Tentu saja Budi akan terselamatakan. Begitu pula dengan Ani, Tono, Toni dan Susi. Mereka sudah tahu mana yang menyalahi norma, mana yang tidak.
Faktor yang menyebabkan bocah kerap kali melakukan seks bebas adalah minimnya pengetahuan tentang seks dan sering kali dianggap tabu. Sehingga dorongan seksual yang mulai muncul ditambah dengan rasa ingin tahu yang besar menyebabkan sang bocah salah kaprah dan menghalalkan segala cara untuk melakukan kegiatan ena-ena. Kok enak? Akhirnya hamil!
Hendaknya kita para orang tua menanamkan pengetahuan tentang seks sedari dini kepada anak kita, bukannya kita para orangtua malah menghindar ketika anak kita bertanya tentang seks dan langsung menakut-nakuti mereka tentang dosa, zina, neraka dan pornografi. Mengingat banyaknya kasus pelecehan yang dilakukan entah itu dari orang dewasa maupun teman sebaya.
Misalnya begini, Budi sini ikut bapak ke belakang nanti bapak kasih permen. Nah dengan pengajaran seks edukasi sedari dini, Budi tentu akan segera tahu bahwa hal itu tidak pantas dan segera melaporkan hal demikian ke orangtua. Tentu saja Budi akan terselamatakan. Begitu pula dengan Ani, Tono, Toni dan Susi. Mereka sudah tahu mana yang menyalahi norma, mana yang tidak.
Quote:
2. Kontroversi Sensor.
Stigma yang masih melekat membuat pendidikan seks di Indonesia masih sulit untuk berkembang. Stigma tentang seks adalah tabu atau seks adalah pornografi membuat media televisi juga turut andil memberi batasan tentang seks edukasi dengan memberikan batasan sensor yang TS rasa bukan langkah yang tepat.
Pemberian sensor kepada belahan dada ataupun bagian tubuh wanita oleh KPI yang kadang di luar kewajaran! Bukannya malah mendidik, justru media televisi membuat rasa ingin tahu yang semakin besar kepada anak-anak.
Misalnya begini, ada tayangan Shizuka ke laut pake bikini, diblur!
Siapa yang engas lihat Shizuka pake bikini! anak kecilpun gak akan engas. Meskipun ada pihak yang engas, kan bukan kita yang salah melainkan pihak itu yang salah. Punya hawa nafsu yang salah bukan tayangannya yang salah! Masa ke pantai pake jaket tebel. Yang bener baek ...
Stigma yang masih melekat membuat pendidikan seks di Indonesia masih sulit untuk berkembang. Stigma tentang seks adalah tabu atau seks adalah pornografi membuat media televisi juga turut andil memberi batasan tentang seks edukasi dengan memberikan batasan sensor yang TS rasa bukan langkah yang tepat.
Pemberian sensor kepada belahan dada ataupun bagian tubuh wanita oleh KPI yang kadang di luar kewajaran! Bukannya malah mendidik, justru media televisi membuat rasa ingin tahu yang semakin besar kepada anak-anak.
Misalnya begini, ada tayangan Shizuka ke laut pake bikini, diblur!
Siapa yang engas lihat Shizuka pake bikini! anak kecilpun gak akan engas. Meskipun ada pihak yang engas, kan bukan kita yang salah melainkan pihak itu yang salah. Punya hawa nafsu yang salah bukan tayangannya yang salah! Masa ke pantai pake jaket tebel. Yang bener baek ...Nah, Kita sebagai masyarakat hendaknya membuka mata atas kejadian yang telah menimpa generasi kita. Meskipun sudah tidak ada harapan lagi, sudah gak ketolong! tapi jika itu dilakukan dengan serentak dan penuh kesadaran. Hal ini tentu dapat menyelamatkan generasi kita dari jeratan Cabulers,melahirkan kembali generasi yang bahagia dan berprestasi.
Jangan sampai ada lagi hal-hal cabul lainnya yang mewarnai, menodai Indonesia tercinta kita ini.
Dari sini TS akhiri thread no cabul-cabul ini.
0
27.4K
279
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan