#Kiev2018: Setia dengan Warga Kebesaran

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
#Kiev2018: Setia dengan Warga Kebesaran

akubukankipli

24-05-2018 07:43

#Kiev2018: Setia dengan Warga Kebesaran

Setia. Mungkin itu jadi salah satu kata yang tepat jika disematkan untuk salah satu finalis Liga Champions musim ini, Liverpool. Terlebih jika kata tersebut dimaksudkan untuk jersey yang digunakan tim asal Merseyside tersebut di partai puncak.

Liverpool yang menjadi tim Inggris paling sukses di Eropa sudah tampil di tujuh partai puncak kompetisi antar-klub paling bergengsi tersebut. Dimana lima diantaranya berbuah trofi. Dua dari tujuh laga final tersebut terjadi di era Liga Champions.

Credit: Metro

Pertama adalah laga yang disebut-sebut sebagai final Liga Champions terbaik sepanjang sejarah. Mei 2005, Istanbul, kontra AC Milan. Tertinggal 0-3 sampai jeda babak pertama, Liverpool berhasil membalikkan keadaan dan menang lewat drama adu penalti.

Ketika itu, The Reds menggunakan jersey merah, meski Milan yang berstatus tuan rumah (karena disebut lebih dulu dan berhak memilih wana jersey yang ingin digunakan). Milan sendiri memang terbiasa mengenakan jersey putih pada partai final di pentas Eropa.

Dua tahun kemudian, Liverpool dan AC Milan kembali bertemu di partai puncak Liga Champions. Apa yang terjadi di tahun 2005 seperti terulang, Milan menjadi tuan rumah lebih memilih jersey putih dan memberikan Liverpool kesempatan untuk menggunakan warna kebesaran mereka.

Credit: Istimewa

Akan tetapi hasilnya kali ini berbeda. Milan yang kalah dengan cara yang begitu menyesakkan di tahun 2005 kali ini berhasil membalas. Skor tipis 2-1 menjadi hasil akhir final yang digelar di Athena tersebut.

Apa yang dilakukan Liverpool dalam hal pemilihan warna jersey untuk laga final merupakan satu hal yang bisa ditebak. Selain karena merah memang warna kebesaran mereka, sejarah pun mendukung hal tersebut.

Lima final yang digelar di era Piala Champions (European Cup), Liverpool selalu mengenakan jersey berwarna merah. Tercatat hanya satu laga, yakni final 1984 kontra AS Roma, dimana kedua tim memiliki warna kebesaran yang sama. Tapi Liverpool ketika itu berhak memilih warna jersey karena bertindak sebagai tuan rumah.

Credit: Football Magazine