hijongAvatar border
TS
hijong
Beryukurlah Maka Nikmatmu Akan Ditambah


Gimana kabarnya Gansis semua ? Kali ini saya mau berbagi sedikit pengalaman di bulan Ramadhan pada tahun ini. Saya mulai dengan flashback terlebih dahulu, cekidot.

Saya pernah melewati hari-hari penuh keluh kesah di bulan puasa beberapa tahun lalu. Rasanya menjadi seseorang yang bersyukur saat itu terasa sulit.


Hanya karena Allah memberikan sedikit kesulitan, lantas saya bermuram durja. Merasa segalanya tidak adil, merasa tidak akan pernah bahagia lagi. Padahal saat itu Allah masih titipkan nafas, tulang masih kuat menopang badan, otot masih bebas bergerak, dan otak masih bisa berpikir. Lantas itu apa ? Nikmat bukan ?

Setelah saya lalui badai dan mulai menulis ini, kemudian saya sadar bahwa betapa mudahnya menjadi seseorang yang kufur nikmat. Nikmat sehat yang Allah beri saja saya tidak sadari, padahal raga ini saja cuma titipan. Dasar manusia maunya enak terus, diberi cobaan barang sedikit langsung belingsatan. Padahal kan Allah sudah mengingatkan bahwa "Hayya 'Alal Falah", sedekat itu dengan kemenangan.


Hanya karena apa yang kita inginkan tidak kita dapatkan. Hanya karena apa yang kita lalui tidak sesuai rencana. Hanya karena apa yang kita kehendaki tidak terjadi. Dan hanya karena apa yang kita cita-citakan tidak tercapai.


Bukan berarti Allah tidak akan memberikan apa-apa yang kita harapkan, karena Allah maha mendengarkan dan maha mengabulkan. Seringnya Allah mengganti dengan apa-apa yang kita butuhkan. Apa-apa yang pantas untuk kita dan apa-apa yang terbaik untuk kita menurut versiNya. Hanya saja kita terlalu tidak bersyukur, untuk bisa melihat hal itu dari lain sisi.

Setelah sekian lama saya menjadi orang yang kufur nikmat, Allah mulai memberi saya sindiran-sindiran. Barangkali Allah cemburu karena saya lebih pro sama duniawi. Sindirannya bikin saya malu sendiri, sebaik ini Allah sama saya padahal sayanya suka ga tau diri.

Tahun ini kali pertama saya menikmati berpuasa di kawasan rumah sakit, dengan segala hiruk pikuknya. Jika ditilik ke belakang, puasa tahun-tahun sebelumnya saya banyaknya mengeluh. Dari mulai makanan jaga yang "terlalu sederhana", partner kerja yang rese, banyaknya pasien, dan yang lainnya menjadi rentetan panjang keluhan saya. Setelah mengevaluasi diri melalui cuti panjang, yang bahkan nyaris membuat saya hengkang dari rumah sakit. Saya sadar bahwa segala sesuatunya jika tidak dibarengi dengan nikmat, maka rasanya tidak akan pernah ada cukupnya.

Bagaimana bisa ketika Allah sudah memberi saya jalan mulus untuk profesi ini. Tapi saya malah mengeluh, sedangkan ada banyak orang diluar sana yang memimpikan menjadi saya. Banyak juga orang yang tidak seberuntung saya, yang harus mencari nafkah melalui pekerjaan yang mungkin tidak pernah dia inginkan seumur hidupnya. Tetapi mereka menikmati dan mensyukuri, kemudian Allah mudahkan jalannya. Lalu saya yang sudah mudah jalannya, tapi masih saja kufur nikmat. Apakah Allah pernah salah alamat memberikan takdir terlebih rejeki ? Tentu tidak kan ?

Hari ke-3 puasa adalah jadwal jaga malam saya, datang jam 4 sore dan pulang jam 5 subuh. Tetapi di lanjut dengan dinas sampai jam 2 sore, ya silahkan di hitung berapa jam saya tidak tidur. Semua orang pasti ingin melewati puasa dengan keluarga, mulai dari sahur sampai buka. Tapi apalah daya saya yang hanya mampu sahur dan buka bersama keluarga, tapi keluarganya orang lain. Sebelum adzan maghrib berkumandang, saya izin untuk ke mess mengambil makanan jaga untuk buka puasa. Tapi ternyata saat kotak makan dibuka, isi lauk pauknya adalah yang tidak saya sukai. Akhirnya saya memberikan jatah makan saya kepada junior saya, dia menerima dengan girangnya.

Dengan perut keroncongan, saya berjalan lunglai ke mesjid. Di mesjid rumah sakit ini tidak ada takjil untuk jemaah, tapi tujuan saya bukan untuk takjil hanya ingin shalat maghrib. Selepas shalat saya bergumam dalam hati "enak kayanya kalo tiba-tiba ada yang ngasih makanan". Saat berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil berpikir mau makan apa, hp saya bergetar. Ternyata ada chat masuk, saat dibuka ternyata dari sahabat saya. Dia menanyakan apakah saya sudah berbuka. Belum sempat saya ketik sahabat saya menelepon, dengan girang dia bilang sudah di rumah sakit. Membawakan semua makanan yang saya suka katanya, klik telepon di matikan. Dari ujung lorong samar-samar saya bisa lihat deretan gigi hasil nyengir dari sahabat saya. Dengan tas makanan di tangan kiri dia melambai-lambaikan tangannya.

Setelah dia berpamitan saya membuka tas makanan tersebut di ruang jaga. Jujur terharu karena makanannya berlimpah dan semuanya adalah makanan kesukaan saya. Rasanya ada perih di dalam dada, segitu sayangnya ya Allah sama saya. Setelah saya kasih makanan jaga, saya dapatkan makanan lain yang lebih baik lagi.

Kejadian berikutnya juga bikin senyum-senyum. Dua hari yang lalu saya kehilangan uang, tidak banyak tapi cukup bikin sedih. Karena bulanan masih jauh dan uang tinggal segitu-gitunya. Kata teman saya ada yang menemukan uang saya terjatuh, dan yang menemukan adalah teman saya sendiri. Ketika saya tanyakan kepada yang bersangkutan, sayangnya dia mengelak. Karena tidak ingin suudzan, saya ikhlas saja yang penting uang untuk ongkos pulang masih ada.

Malamnya ada chat whatsapp, tidak langsung saya baca karena sedang belajar. Menjelang tengah malam setelah lelah membaca dan sedang membenamkan diri dibalik selimut. Saya teringat chat whatsapp yang belum saya baca, notif chat sengaja saya sembunyikan. Sehingga tidak dapat terlihat siapa pengirim chatnya. Saat dibuka pengirim chat adalah tante saya menanyakan kabar.

Di akhir chat tante saya meminta untuk mengecek saldo atm, saya tahu betul maksudnya. Tapi karena m-banking saya terblokir dan juga sudah malam, saya putuskan untuk mengecek keesokan harinya. Besoknya ketika saya cek saldo atm, saya cuma bisa bengong melihat deretan angka di layar. Mikir dulu gimana caranya menyampaikan rasa terima kasih saya. Saat hendak memasang seat belt saya sedikit melamun. Perasaan baru kemarin kehilangan uang, terus langsung di ganti hari itu juga sama Allah. Saat itu malunya dua kali !

Pertama malu sama Allah karena dengan murah hatinya, memberikan yang saya butuhkan.


Kedua saya malu sama tante saya, karena sudah sering mengirimkan bulanan yang tidak sedikit. Beliau ini cuma punya satu anak, memang sering memanjakan para keponakannya. Tapi karena ibu dan bapak saya mengajarkan untuk tidak mudah menerima pemberian orang lain terutama uang. Saya seringkali merasa tidak enak, terkadang saya minta ke tante saya untuk tidak sering-sering mengirimi saya uang.

Allah memang Maha Besar, Maha Melihat, dan Maha mendengar. Segala keresahan-keresahan yang padahal hanya terucap di hati. Tapi Allah mendengarkan kemudian Allah mengabulkan. Cara Allah menunjukkan kuasaNya terhadap saya, buat saya pribadi caranya indah. Sampai detik ini saya masih suka senyum sendiri, kadang saya geleng-geleng kepala. Begini ya nikmatnya bersyukur dan ikhlas.
Allah ganti dengan yang lebih dan lebih lagi tanpa kita minta, karena Allah sebagaimana prasangka setiap hambanya.


Teruntuk teman-teman jangan lupa bersyukur meskipun sedikit, percaya deh nanti Allah gantikan dengan yang lebih.
Sekalipun Allah tidak ganti secara cepat, tapi Allah pasti gantikan karena janji Allah itu pasti.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
11.9K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan