XinHua.NewsAvatar border
TS
XinHua.News
Ketua Umum PBNU Ada di Tiongkok, Ada Apa ya?
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj mengingatkan warga Nahdliyin di Tiongkok untuk bersikap moderat dan mengutamakan toleransi agar bisa diterima semua lapisan masyarakat.

“Liberal tidak sama dengan moderat. Setuju dengan LGBT, termasuk liberal tetapi belum moderat. Sikap moderat membutuhkan kecerdasan. Orang yang tidak cerdas tidak akan bisa bersikap moderat,” katanya dalam acara silaturahmi PBNU dengan warga NU di Tiongkok di KBRI Beijing, Rabu (16/5/2018).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kecerdasan disebabkan karena ilmu dan pemahaman yang mendalam serta mengerti maksud dan tujuan.

“Tindakan seperti mengebom, menyerang, jelas tidak membutuhkan kecerdasan. Sikap moderatlah yang membutuhkan kecerdasan,” ujarnya.

Kemudian dia menyebutkan bahwa dalam Islam terdapat tiga hal utama, yaitu akidah, syariah, dan ahlaqul karimah.

“Syariah ibarat atap yang dibangun belakangan karena yang terpenting adalah fondasi. Kalau bicara syariah lebih dahulu pasti bertentangan. Jangankan dengan non-islam, sesama islam pun pasti bertentangan,” katanya menambahkan.

Menurut dia, NU membangun akhlak yang mulia (ahlakul karimah), seperti saling menghargai, jujur, penolong, dan gotong royong.

“NU Tiongkok harus pandai menyampaikan nilai-nilai universal. Toleran baru bisa dilakukan kalau seseorang berahlak mulia. Tanpa ahlak yang mulia, tidak akan ada sikap toleran atau menghormati perbedaan,” ujar Said yang juga menyaksikan ikrar para Pengurus Cabang Istimewa NU Tiongkok tersebut.
Kesamaan

Ia melihat bahwa Indonesia dan Tiongkok punya banyak kesamaan, di antaranya makanan dan budaya.

“Dahulu Majapahit juga tidak akan berdiri tanpa bantuan kerajaan Tiongkok yang akan balas dendam ke Singosari. Bala bantuan Tiongkok itu separuh beragama Islam. Jadi dalam Majapahit, Islam sudah diakomodasi,” katanya.

Setelah itu muncul Kerajaan Demak yang berhasil menggulingkan Kerajaan Majapahit.

“Dahulu ulama menarik simpati masyarakat tidak dengan pedang, perang, tetapi dengan pendekatan kearifan lokal. Islam Nusantara bukan aliran baru tapi sudah ada sejak dahulu,” katanya dalam acara yang juga didukung oleh KBRI Beijing dan Lingkar Pengajian Beijing itu.

Sebelum ke Beijing, Said dan delegasi PBNU sempat mengunjungi Provinsi Yunnan untuk bertemu pemuka agama Islam.

“Sudah yang ketiga kalinya saya datang ke Tiongkok. Kebetulan Kedutaan Tiongkok di Jakarta selalu mengundang NU untuk mengunjungi kota-kota yang banyak penduduk Islamnya, seperti Guangzhou, Ningxia, Xi’an Hangzhou, dan Zhengzhou,” ujarnya. (ANT/HG)

https://infonawacita.com/ketua-umum-...ok-ada-apa-ya/

kunjungan gan
0
910
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan