Semua orang tentu ingin hidup bahagia sepanjang hidupnya. Entah itu dalam kondisi senang ataupun sulit selalu ingin merasa bahagia. Terlebih lagi bila sedang menderita suatu penyakit, tentu sangat membutuhkan dukungan keluarga. Terutama ayah, ibu dan kekasihnya. Namun malang sekali nasib wanita asal India ini.
Quote:
dailymail.co.uk
Seorang gadis berumur 18 tahun bernama Salibunisa harus menderita penyakit Tumor yang menutupi sebagian wajahnya. Tumor ini sewaktu-waktu dapat mengancam nyawanya. Karena ayahnya merasa malu dengan kondisi anaknya ini, dia lebih meninggalkan anaknya itu. Tumor ini membuat Salibunisa tidak bisa melihat dengan salah satu matanya dan membuatnya harus merasakan sakit setiap harinya.
Quote:
dailymail.co.uk
Kini Salibunisa hanya tinggal bersama ibunya yang sudah berumur 40 tahun. Sang ibu melakukan banyak pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tidak hanya ditinggalkan ayah kandungnya dan merasakan sakit setiap hari, Salibunisa juga dibully oleh teman sekolah dan tetangganya. Mereka menatapnya sinis, memanggilnya dengan julukkan "hantu" dan mengucapkan kata-kata kasar padanya. Bahkan tetangganya enggan untuk mengajaknya bermain karena Salibunisa dianggap "tidak terlihat cantik".
Quote:
dailymail.co.uk
Akibat dari bullyan teman-teman sekolahnya, dia memutuskan untuk keluar dari sekolah itu. Walaupun begitu dia tetap meneruskan pendidikannya. Tumor yang dideritanya juga memberikan rasa sakit ketika Salibunisa melakukan beberapa aktivitas seperti ketika akan menggunakan baju, ketika dia mandi, saat makan dan masak. Bahkan saat dia menonton televisi, air matanya menetes dari matanya.
Quote:
dailymail.co.uk
Menurut Dokter, tumor yang diderita Salibunisa termasuk jenis Neurofibromatosis. Dirinya mengklaim bahwa bila Salibunisa melakukan operasi sangat beressiko bagi Salibunisa. Namun berbeda pemikiran dengan Dokter, Salibunisa ingin sekali melakukan operasi walaupun beresiko pada hidupnya.
Quote:
dailymail.co.uk
Walaupun begitu Salibunisa memiliki harapan yang tinggi untuk masa depannya. Walaupun salah satu matanya telah "buta", tapi dia akan terus belajar bagaimanapun caranya. Dan bila mendapatkan bantuan, dia ingin menyelesaikan pendidikan formalnya dan menjadi seorang guru.
Setelah mendapatkan bantuan "non financial" dari pemerintah, Salibunisa dan keluarganya memohon pada publik untuk membantu mereka mengumpulkan dana untuk melakukan operasi. Biaya yang diperlukan untuk operasi tersebut berkisar 8,700 euro atau sekitar 145 juta rupiah.
Semoga dana bisa segera terkumpul dan Salibunisa bisa segeram mengangkat tumor di mukanya.