JawaPos.com - Selama satu pekan belakangan ini masyarakat Indonesia tengah digemparkan dengan aksi-aksi terorisme. Diawali dari kerusuhan narapidana terorisme (napiter) di Rumah Tahanan (rutan) Mako Brimob, Depok, hingga yang terbaru Kantor Mapolres Surabaya pagi tadi diserang bom bunuh diri.

Menyikapi peristiwa ini, Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto menolak jika lembaga disebut kecolongan berkali-kali. Sebab di dalam Undang-undang saat ini telah diatur jika penangkapan anggota teroris harus dengan alat bukti cukup, tidak bisa hanya berpedoman adanya indikasi.


"Ya memang kewenangannya gak diberi. Dulu kan zaman sebelum reformasi ada Undang-undang boleh nangkap dulu bukti belakangan sekarang kan gak bisa," ungkap Wawan kepada JawaPos.com, Senin (14/5).

Jika Undang-undang saat ini tetap dipertahankan, akan menjadi celah terjadinya banyak aksi-aksi kekerasan serupa. Karenanya Wawan meminta agar Revisi Undang-undang (RUU) Terorisme segera disahkan.





"Kalau bukti dulu ya harus di dor (meledak) dulu, ini yang terjadi. Makanya yang perlu di revisi kan kewenangan aturannya dulu kalau endak enggak bisa (maksimal upaya pencegahannya)," lanjut Wawan.

"Iya (RUU Terorisme disahkan), diberi kewenangan lah. Kalau endak hukum nggak berani polisi juga nggak berani (menindak) wong mesti di praperadilan kalau gak ada itu (bukti awal)," tegasnya.

Lebih jauh Wawan meyakini jika RUU Terorisme disahkan, BIN bersama Polri dapat dengan mudah membasmi jaringan teroris seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) hingga ke akar-akarnya.

"Makanya seperti JAD kalau pakai Undang-undang yang dulu, itu bisa ditangkap semua meskipun gak ada bukti tapi ada indikasi," pungkas Wawan.

(sat/JPC)




https://www.jawapos.com/read/2018/05/14/212328/jika-ruu-terorisme-disahkan-bin-pastikan-jaringan-teroris-habis