HOT THREAD KE 197
*17 Mei 2018*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Negara tetangga kita, Malaysia baru saja menggelar perhelatan pesta demokrasi untuk memilih Perdana Menteri. Dan secara mengejutkan sang penantang dari partai oposisi, Mahathir Mohammad mampu menjungkalkan sang petahana Najib Razak. Kemenangan oposisi ini merupakan peristiwa sejarah, karena baru terjadi kali ini semenjak kemerdekaaan Malaysia 61 tahun yang lalu. Selama itu, Barisan Nasional yang di motori oleh UMNO telah menjadi Golkarnya Malaysia dan tak pernah terkalahkan dalam setiap pemilihan umum.


Selain itu, kemenangan Mahathir Muhammad kali ini juga mencatat sejarah baru, di mana ia tercatat sebagai pemimpin tertua di dunia yang di angkat pada usia 92 tahun. Kemenangan ini sekaligus bagaikan "gempa politik" negeri jiran, di mana semua prediksi pengamat yang menyatakan bahwa kemenangan ada pada petahana terpatahkan.

Semangat kemenangan oposisi inipun seperti menjadi inspirasi dan angin segar bagi oposisi di Indonesia. Mengingat tahun depan, giliran Indonesia yang akan menggelar hajatan demokrasi untuk memilih pemimpin negeri ini. Apalagi sebelumnya, partai koalisi oposisi sudah gencar mengkampanyekan gerakan #2019GantiPresiden melalui media sosial maupun lewat media kaos.

Kemenangan Mahathir ini juga di anggap sebagai pertanda bahwa di masa mendatang, koalisi partai oposisi di Indonesia juga mampu menumbangkan koalisi partai pendukung petahana. Manuver ini sudah mulai gencar di sampaikan oleh trio Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan Mardani Ali Sera. “Tanda-tanda zaman, selamat pada Mahathir Mohamad yang menang dalam pemilu dan jadi perdana menteri dalam usia 92 tahun, semakin yakin #2019GantiPresiden,” ucap Fadli Zon seperti di lansir dari Mojok.co


Memang, kemenangan Mahathir kali ini menurut pengamat salah satunya karena faktor ekonomi. Biaya hidup yang semakin berat sejak kepemimpinan Najib Razak jadi salah satu faktor kekalahannya. Belum lagi penerapan pajak atas barang dan jasa yang lebih tinggi di banding aturan yang sebelumnya juga menambah rentetan faktor kemenangan Mahathir.

Namun jangan salah, isu utama yang merebak dan menggerogoti elektabilitas Najib yakni isu kasus korupsi yang menerpanya. Najib merupakan penggagas pembentukan 1MDB, dana umum untuk mendorong ekonomi nasional. Tapi dana itu justru di duga untuk mendanai gaya hidup sejumlah orang termasuk beberapa pejabat negara. Pada Juli 2015 Jaksa Agung Malaysia mengaitkan sumbangan sebesar US$681 juta (setara Rp10 triliun) yang mengalir ke rekening pribadi sang perdana menteri.

Akibat kasus ini, dua tahun yang lalu Mahathir yang kala itu masih bergabung dengan koalisi Barisan Nasional memutuskan untuk hengkang dan bergabung dengan koalisi opisisi, Pakatan Harapan. Ia pun berjanji akan turun gunung menantang "anak didiknya" pada pemilu mendatang. Ia pernah berujar yakin dan optimis akan memenangkan kontestasi pemilu. Dan ternyata optimisme itupun berbuah manis. Pada pemilu yang di gelar beberapa hari yang lalu ia pun mampu menjungkalkan sang rival. Ini merupakan periode kedua ia kembali memimpin Malaysia setelah sebelumnya sukses menjadi perdana menteri pada periode 1981-2003. Selama memimpin pada periode tersebut, ia di anggap oleh berbagai kalangan sukses membangun Malaysia.


Jika menilik dari latar belakang kemenangan oposisi di Malaysia, masihkan menganggap tren kemenangan di Malaysia ini bisa menular pada pemilu di Indonesia tahun depan? Dan apakah gerakan #2019GantiPresiden akan cukup untuk menjadi kekuatan oposisi menggoyahkan petahana?







Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google