Jakarta: Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi mengaku yakin hasil kemenangan kelompok oposisi di Malaysia tidak akan terjadi di Pemilu Indonesia. Alasannya, ada perbedaan kultur oposisi di Malaysia dan Indonesia.


'Pertama sosiokultural politik berbeda, saat ini Najib terkena kasus korupsi kemudian apakah di Jakarta seperti itu, kan tidak,' kata Awi sapaan karibnya di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 11 Mei 2018.


Kedua, kata Awi oposisi di Malaysia saat ini merupakan koalisi dari dua tokoh politik yakni Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim. Di mana kedua tokoh sebelumnya adalah lawan politik.


'Itulah yang buat dua kekuatan besar bersatu melawan Najib Razak. Nah di Indonesia siapa Mahathir Mohamad Indonesia? Amien rais?' ujar Awi.


Awi melihat momentum kemenangan Mahathir Mohamad di Malaysia bukan ancaman serius bagi Presiden Joko Widodo. Terlebih, sosial kultur oposisi di Malaysia dan Indonesia jelas berbeda.


'Oposisi di Malaysia jelas perjuangannya, opisisi di Indonesia apa perjuangannya. Wong selama ini ikut menikmati kekuasaan juga,' pungkasnya.


Mahathir Mohammad resmi menjabat sebagai Perdana Menteri ketujuh Malaysia. Setelah diambil sumpah oleh Yang di-Pertuan Agung Sultan Muhammad V di Istana Negara, Kuala Lumpur, Mahathir memimpin Pakatan Harapan menjadi penguasa.


Mahathir kini memimpin Malaysia di usianya yang kini memasuki 92 tahun. Praktis dirinya saat ini menjadi perdana menteri tertua di dunia. Tidak hanya itu, Mahathir juga satu-satunya warga Malaysia yang terpilih sebagai perdana menteri dua kali.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/politik/...laysia-berbeda

---