ngemisilmuAvatar border
TS
ngemisilmu
Perayaan Kelulusan Di 5 Negara Ini Lebih Bermartabat Ketimbang Di Indonesia
Indonesia oh Indonesia, negeri penuh ingar bingar, hal nyentrik banyak sekali terjadi di negara kepulauan ini. Di masa kelulusan sekolah, para siswa biasanya merayakannya dengan mencoret-coret baju seragam dan konvoi jalanan, serta berpesta pora. Mau sampai kapan budaya corat-coret ini akan dilestarikan, mau sampai kiamat kubro-kah? Sementara negara lain merayakan kelulusan sekolahnya dengan cara yang jauh lebih elegan dan bermartabat.


www.boombastis.com
Seperti dikutip dari laman boombastis.com (diakses 09/05/2018), sepertinya memang cuma Indonesia saja yang punya budaya corat-coret seragam, di belahan dunia lain, tidak ada tradisi yang kerap dipandang negatif dan tak ada gunanya itu. Okelah, ada yang bilang kalau itu hak asasi manusia, okelah, ada yang mengatakan, “Terserah ini baju-baju seragam gue, lu mau apa?” dengan nada sengak tentunya dan mata melotot, menantang. Okelah, fair!!! Seribu alasan untuk terus membenarkan tradisi itu, tapi kalian juga harus paham gan&sis, banyak adik-adik kamu yang kesulitan membeli seragam atau tidak bisa sekolah karena kesulitan biaya. Kamu pasti paham, kan? Kamu seharusnya tahu bagamana menghormati dan menghargai seragammu itu?

Berikut ini adalah 5 tradisi kelulusan di berbagai negara yang bisa dijadikan contoh, setidaknya, mulai menghentikan budaya corat-coret. Kamu gak perlu meniru sama persis kok, tapi minimal mulai memikirkan ide-ide yang lebih terhormat dan bermartabat. So, kelulusanmu tak sekedar dijadikan sebagai ajang euforia saja.

1) Jepang


www.boombastis.com
Perayaan kelulusan di Jepang, bisa menjadi masa yang haru sekaligus romantis. Ada tradisi memberikan kancing kedua dari seragam dari para pria ke teman cewek yang selama ini dikagumi atau ditaksiri. Tidak harus jadian juga, tetapi memberikan kancing kedua dari baju seragam saat kelulusan merupakan ungkapan rasa hormat dan sayang kepada kawan. Si cewek juga bisa meminta langsung kancing itu kepada para cowok. Alasan kenapa harus kancing kedua yang diberikan adalah karena kancing itu letaknya dekat dengan jantung. Jantung selama ini dikonotasikan sebagai hati dan perasaan terdalam. Tidak jarang kisah cinta justru baru dimulai saat kelulusan.

2) Swedia


www.boombastis.com
Di masa kelulusan para murid mengenakan kostum bajak laut tapi berwarna putih. Sedangkan orang tua merangkai foto-foto kebersamaan bersama si anak, dirajut dari foto sejak masa kecil hingga masa kelulusan sekolah, dilengkapi dengan ucapan selamat. Perayaan seperti itu dinamakan dengan istilah studentmossa, maka selanjutnya para murid akan diarak dengan truk atau bus (yang kadang dimodifikasi layaknya kapal) berkeliling kota sambil menyanyi dan tertawa, sementara itu di pinggir jalan, para orang tua menyambut dengan banner dan poster untuk anaknya. Tidak ada motor, semua tertata rapi, dan aman.

3) Thailand


www.boombastis.com
Perayaan di Thailand bisa jadi yang paling kalem dan sakral. Pasalnya, para murid yang dinyatakan lulus akan merayakannya di sebuah gedung khusus bersama orang yang berkepentingan saja. Siswa pria berdandan rapi, rambut potong cepak, dan bersih. Sementara wanita menggunaka stocking, tidak mengenakan aksesoris rambut dan perhiasan, dan memakai gaun tradisional yang indah. Di dalam gedung mereka berdoa dan bersyukur telah diberikan kelulusan, ditambah dengan agenda makan yang mirip resepsian.

4) Amerika Serikat


www.boombastis.com
Di kota Burlington misalnya, 24 murid terpilih akan membuat rangkaian bunga yang bisa dilengkungkan membentuk pintu gerbang. Sementara para siswa yang lulus akan memakai topi kelulusan dari anyaman bambu dan hiasan bulu elang, sebagai lambang pencapaian pendidikan yang telah ditempuh, para murid akan berjalan melewati 12 gerbang bunga yang telah dipegangi oleh 24 murid terpilih tadi. Melewati gerbang itu, seseorang telah dinyatakan lulus dan mulai menapaki kehidupan barunya.

5) Belanda


www.boombastis.com
Menarik sekali budaya kelulusan di Belanda, agak nyentrik, sedikit aneh, dan mungkin lucu. Pasalnya, siswa yang lulus biasanya akan mengibarkan bendera negaranya di depan jendela kamar atau rumah, dan dipucuk tiang benderanya akan disampirkan tas sekolah yang telah kosong, kadang disertai tulisan berbunyi, “Ik ben geslaagd.” Artinya, “Aku sudah lulus.” Jadi jangan heran jika di Belanda, di masa kelulusan sekolah, banyak tas yang disampirkan di pucuk tiang bendera nasional mereka. Itu tanda pemilik rumahnya sedang bersyukur dan merayakan kelulusan.

Sungguh kreatif dan menarik bukan tradisi kelulusan di berbagai negara tersebut?

Kendati tak semua murid Indonesia melakukan corat-coret baju, tetapi entah kenapa, tradisi itu selalu saja ada setiap tahunnya. Untungya mereka yang mampu berpikir secara jernih, ada yang merayakan kelulusan dengan membagi-bagikan sembako atau nasi bungkus pada orang-orang yang membutuhkan, mengadakan bakti sosial, melungsurkan seragam ke adik kelas.


www.tempo.co
Sayangnya, tradisi corat-coret seragam kini sudah mulai menular ke anak SD, sebagai akibat dari kemudahan arus informasi dan teknologi dari media sosial. Betapapun kakak kelas akan selalu dicontoh oleh adik kelas.

Ya, semua ini tergantung kita sendiri, ingin membawa ke mana arah tradisi itu, ke tempat yang bermartabat? Atau ke tempat yang sangat jauh dari esensi pendidikan itu sendiri? Wallahu alam.
0
20.3K
184
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan