lpdpAvatar border
TS
lpdp
Rupiah kian terhempas tembus Rp14.080, pemerintah kurang antisipasi
JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat para ekonom mewanti-wanti karena jika depresiasi terus berlanjut maka harga kebutuhan pokok menjelang lebaran dan subsidi energi akan melesat.

Bank Indonesia pun didorong menempuh langkah jangka pendek menaikkan suku bunga acuannya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Rabu sore (09/05), kurs rupiah ditutup di level Rp14.080 per dolar AS, yang merupakan titik terendah dalam waktu lebih dari dua tahun belakangan. Imbasnya, cadangan devisa terus tergerus untuk intervensi rupiah.

Memang, pelemahan nilai tukar rupiah sudah diprediksi sebelumnya, dengan melihat ekspektasi pasar terhadap kenaikan bunga acuan bank sentral AS, Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga hingga empat kali pada tahun ini.

Meski begitu, Direktur Eksekutif di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengungkapkan bahwa meski terprediksi, pelemahan ini kurang diantisipasi.

"Cuma memang ada tambahan, kemarin kan ada persoalan geopolitik, sehingga harga minyak menjadi naik kembali, jauh dari asumsi APBN yang cumaUS$48 per barel, ternyata sekarang sudah US70 per barel," ujar kata Enny kepada BBC Indonesia, Rabu (09/05).

"Ini memang belum banyak yang mengantisipasi," tegasnya.

Untuk menyikapi depresiasi rupiah, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan pemerintah terus berkoordinasi menjaga agar kinerja perekonomian Indonesia tetap stabil.

"Kementerian Keuangan bersama dengan BI dan kementerian bidang ekonomi lainnya bekerjasama agar dinamika yang sekarang terjadi harus bisa dijaga untuk bisa memberikan nilai positif," ujar Sri Mulyani kepada para wartawan.

Namun, upaya ini dirasa tak cukup karena uUntuk menstabilkan rupiah segera maka bank sentral didorong untuk menaikkan suku bunga acuannya pada rapat bulanan yang digelar minggu depan.

"Cadev (cadangan devisa) merosot dalam jumlah yang signifikan, mestinya menaikan suku bunga menjadi opsi yang ditempuh," ujar Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, Tony Prasetiantono.

Cadangan devisa pada April menyusut US$1,1 miliar menjadi US$124,9 miliar -dibanding akhir bulan sebelumnya- guna stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS adalah hal yang wajar, mengingat depresiasi rupiah yang terjadi akhir-akhir ini lebih disebabkan oleh penguatan mata uang dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia.

Dan dari faktor domestik, rupiah semakin tertekan karena posisi cadangan devisa akhir April hanya US$124,9 miliar, turun dari posisi Maret sebelumnya sebesar US$126 miliar.

Sedang data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2018 -berdasarkan yang dirilis BPS- adalah sebesar 5,06%, jauh di bawah ekspektasi pasar yang mencapai 5,18%.

http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44022491
0
743
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan