i.d.klonengan2
TS
i.d.klonengan2
Mengingat Kembali Film Di Balik 98: Kisah Fiksi Berlatar Reformasi
Film Di Balik 98 yang tayang tahun 2015 ini memang dinilai agak berani karena mengusung tema tragedi tahun 98 yang masih membekas dalam hati beberapa pihak. Meski film ini adalah kisah fiksi, namun beberapa adegan memang mengandung unsur real atau sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Tidak heran kalau film berdurasi 120 menit ini sanggup mencuri perhatian.

Buat yang belum lahir atau masih kecil saat tragedi tersebut terjadi, kamu bisa banget menonton film yang disutradarai oleh Lukman Sardi ini. Berikut, IDN Times telah merangkumkan keunggulan dan kekurangan apa saja yang berhasil disajikan oleh film ini.

1. Keunggulannya, para pemeran utama yang dipilih dalam film ini sudah sangat kompeten.
Hebatnya, pemeran yang bermain dalam film ini memang sudah matang alias jago. Chelsea Islan dengan baik merepresentasikan Diana, si aktivis yang jiwa reformasinya begitu tinggi. Sedangkan yang patut diacungi jempol lagi adalah akting Donny Alamsyah yang menjadi tentara. Mimik wajah bahkan caranya berbicara seakan menunjukkan bahwa dia adalah prajurit tulen, kaku dan tidak bernada.

Ada lagi Agus Kuncoro yang memerankan BJ Habibie. Dia sanggup memerankan dengan sangat baik mulai dari body language sampai cara bicara yang serupa dengan Habibie sebenarnya. Agus Kuncoro tidak kalah baik dengan Reza Rahardian yang memerankan sosok sama tahun 2012.

2. Mengusung tema yang tidak pernah dibahas sebelumnya, film ini tetap jadi representasi terbaik tragedi Mei 98
Walau dinilai masih bermain aman karena menceritakan kisah yang sudah semua orang tahu dan bukan membahas tuntas ‘Di Balik 98’ seperti judulnya, namun film ini tetap jadi representasi terbaik dari tragedi Mei 98. Film ini adalah film drama, jadi wajar saja jika tidak terlalu kental dengan politik di baliknya, namun lebih pada cerita masyarakat yang mengalaminya.

Harapan penonton yang ingin tahu rahasia yang terjadi di balik 98 tidak terpenuhi dalam film ini, namun setidaknya berhasil memberikan gambaran tentang bagaimana kerusuhan yang terjadi untuk generasi yang masih kecil atau bahkan belum lahir pada masa reformasi.

3. Dari semua point of view yang ingin disampaikan, pasangan ayah dan anak Teuku Rifnu Wikana dan Bima Azriel adalah yang paling berhasil
Ada banyak POV yang ingin sutradara sampaikan di dalamnya. Kehidupan Diana yang seorang aktivis reformasi padahal kakaknya bekerja di Istana Negara dan kakak iparnya tentara. Lalu ada Daniel orang Tionghoa yang keluarganya hilang, kehidupan istana negara, sampai rakyat miskin yang terkena dampak dari krisis keuangan.

Ada banyak sisi yang film ini coba sampaikan. Tapi yang paling berhasil adalah pasangan ayah dan anak; Teuku Rifnu dan Bima Azriel yang sudah ditampilkan sejak awal film ini mulai.

Walau tokoh utama dalam film ini adalah Chelsea Islan dan Boy William, namun pasangan Rifnu dan Bima seakan jadi pemeran paling kuat yang berhasil menyajikan chemistry paling mengena. Mereka muncul sejak awal sampai akhir.

Kematian Rifnu yang tidak diketahui Bima juga merupakan bagian paling menyayat hati yang tak terlupakan. Apalagi adegan di mana Bima dengan polosnya mengedarkan pandangan pada sekeliling kota yang riuh, tidak menangis atau berteriak, namun langsung saja berjalan sampai hilang di tengah kerumunan. Itu jadi klimaks paling menyedihkan yang berhasil ditangkap penonton.

4. Karena film ini melibatkan banyak cameo, kekurangtelitian mimik wajah para cameo yang tidak maksimal sangat terlihat
Terlihat jelas ada ibu-ibu yang tertawa sambil berlari saat kerusuhan terjadi dan mahasiswa yang lemas saat berdemo adalah contoh ketidaktelitian yang ditangkap penonton dalam film ini. Karena melibatkan banyak sekali orang, seharusnya hal-hal seperti ini jangan dibiarkan terjadi.

Memang, kalau tidak diperhatikan sekali orang tidak akan tahu dengan kebocoran ini. Namun buat yang benar-benar ingin tahu tentang tragedi 98, pasti akan terganggu sekali dengan akting cameo yang tidak total.

5. Yang jadi perhatian juga, kesan drama tidak tersampaikan karena kurangnya harmonisasi antara dua bintang utama: Chelsea Islan dan Boy William
Dalam film ini, Diana dan Daniel berpisah secara ‘menggantung’ pada tahun 98 dan bertemu lagi 7 tahun kemudian. Kurangnya highlight mereka berdua dalam film ini menjadi perhatian yang tidak luput dari penonton.

Sangat disayangkan mengapa mereka tidak dibiarkan memiliki adegan berdua lebih banyak dan perpisahan lebih tragis supaya kesan drama bisa lebih mengena. Apalagi, kejanggalan terjadi saat mereka bertemu lagi tahun 2015. Tidak terjadi perubahan yang kentara pada Diana dan Daniel selain daripada Diana yang menggunakan make up setelah sebelumnya tidak.

6. Pergantian adegan terasa begitu cepat, sementara bagian lainnya justru terkesan dilama-lamakan
Buat penonton yang tidak terlalu suka film dokumenter, film ini akan terasa sangat membosankan. Apalagi di beberapa bagian terasa begitu cepat sampai membuat bingung. Contohnya saat Soeharto memutuskan untuk berangkat ke Kairo, adegan tersebut terlalu cepat dan akhirnya tidak jelas. Adegan kerusuhan dan pembakaran mobil di jalan yang disaksikan Salma (Ririn Ekawati) juga terkesan dilama-lamakan.

Ada juga beberapa pemberitaan dari televisi atau radio yang suaranya tertutup oleh suara kerusuhan sehingga pesan yang diberitakan tidak sampai selesai karena terpotong. Cukup disayangkan sih tentang audio yang tidak terlalu jelas ini.

7. Overall, film ini berhasil raih penghargaan di industri perfilman Indonesia

Yaitu ajang tahunan untuk mengapresiasi dunia perfilman, Indonesian Movie Awards 2015, Di Balik 98 berhasil mendapatkan piala untuk kategori Film Terbaik. Selain itu soundtrack film ini juga mendapat piala Soundtrack Terfavorit di ajang yang sama.

Walau ada banyak plus dan minus dari film yang diperankan oleh Boy William ini, namun dengan tema yang belum pernah dibahas sebelumnya, Di Balik 98 adalah cerminan untuk millennial lebih mengerti tentang peristiwa bersejarah yang dialami Indonesia. Jadi buat kamu yang belum tahu, tidak ada salahnya untuk menyempatkan diri untuk menontonnya, ya!

https://hype.idntimes.com/entertainment/stella/mengingat-kembali-film-dibalik-98-kisah-fiksi-berlatar-reformasi-1/full

Mantab film tentang 98
0
1.5K
10
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan