indonesiaupdateAvatar border
TS
MOD
indonesiaupdate
Topang Industri 4.0, RI-Singapura Siap Kolaborasi Bangun Digital Hub


JPP, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Singapura siap melakukan kolaborasi dalam membangun kawasan komunitas digital atau digital hub yang terintegrasi di tingkat Asean. Upaya strategis ini sejalan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Kami menyadari adanya perubahan era ini, perlu disiapkan berbagai langkah yang tepat, sehingga akan membawa dampak positif bagi perekonomian,” kata Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, S. Iswaran, Rabu (9/5/218).

Menperin menjelaskan, dalam kesiapan menuju implementasi Industri 4.0, pemerintah Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 pada April lalu yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. “Jadi, sudah ada arah yang jelas untuk pengembangan daya saing sektor manufaktur kita ke depannya, termasuk target yang akan dicapai,” jelas Menteri Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Berdasarkan Making Indonesia 4.0, terdapat lima sektor manufaktur yang akan fokus dipacu pada tahap awal, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, serta kimia. “Targetnya, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030. Bahkan, di 2050, Indonesia diproyeksi mampu naik peringkat jadi keempat di dunia,” paparnya.

Menteri Airlangga meyakini, kerja sama ekonomi digital ini akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Singapura semakin melompat maju. Selain itu, akan membawa potensi pada peningkatan investasi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) serta terjadinya transfer teknologi dan inovasi.

Dampak-dampak positif tersebut sejalan dengan 10 langkah prirotas nasional di dalam Making Indonesia 4.0. “Misalnya, membangun infrastruktur digital nasional, peningkatan kualitas SDM, dan pembangunan ekosistem inovasi,” sebut Menperin.

Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi digital di Indonesia, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi melalui pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), antara lain di Bandung Techno Park,Bali Creative Industry Center (BCIC) atau TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

Untuk kerja sama Indonesia-Singapura, potensi lokasi digital hub yang ideal yaitu di Batam karena terdekat dan strategis. “Kami juga bersama pihak swasta mendorong pengembangan Nongsa Digital Park di Batam,” ujar Airlangga. Sarana-sarana tersebut menjadi basis inovasi dan kreativitas bagi para putra-putri Indonesia yang ingin mengembangkan software, web, aplikasi, film dan animasi, serta program-program digital lainnya.

Peningkatan kompetensi SDMPada kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan, Indonesia dan Singapura siap melakukan kerja sama antara perguruan tinggi kedua negara. Langkah ini untuk mendukung program peningkatan kompetensi SDM serta pendidikan dan pelatihan vokasi yang sejalan dengan implementasi industri 4.0.

“Selain menggenjot investasi, Indonesia dan Singapura sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan vokasi, khususnya untuk sektor industri,” ujarnya. Hal ini semakin memperkuat kemitraan kedua negara dalam rangka saling melengkapi potensi ekonomi yang sangat besar.

Komitmen kerja sama di bidang pendidikan vokasi, telah terimplementasi melalui penandatanganan MoU antara Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto dengan Menteri Pendidikan (Pendidikan Tinggidan Keterampilan) Singapura, Ong Ye Kung pada September lalu di Singapura. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Selain itu, kerja sama bilateral juga tertuang melalui Technical Arrangement (TA) antara Sekjen Kemenperin dengan Direktur Kampus Institute of Technical Education (ITE) Singapura, dan Collaborative Agreement antara Kapusdiklat Industri dengan ITE Education Services (ITEES) Singapura. “Langkah tersebut sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi untuk mendororong setiap kawasan industri baru dilengkapi dengan fasilitas pendidikan vokasi,” jelasnya.

Menurut Menperin, ruang lingkup MoU antara lain meliputi pelatihan untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri, pengembangan kualitas sistem pendidikan vokasi, penyediaan akses dan kesempatan bagi peserta pemagangan industri untuk tenaga pengajar dan siswa, kerja sama pengembangan kurikulum, pengembangan teknologi dan bantuan tenaga ahli serta pengembangan standar kualifikasi.

Sebagai implementasi dari MoU, Menperin menyampaikan, sebanyak 25 kepala sekolah dan guru dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Indonesia telah mengikuti pelatihan kepemimpinan di Kampus ITE Singapura. Peserta tersebut terdiri dari guru produktif di bidang permesinan, tehnik pemanfaatan instalasi tenaga listrik dan tehnik otomasi industri. Mereka di antaranya berasal dari SMK di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Smart Embassy

Dalam kunjungan kerjanya ke Negeri Singa, Menperin didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) I Gusti Putu Suryawirawan serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara, menyempatkan untuk mengunjungi Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Singapura.

“Kami melihat Smart Embassy KBRI di Singapura, sangat penting untuk meningkatkan pelayanan publik KBRI dan penting untuk diaplikasikan di kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri,” ungkap Airlangga seusai bertemu dengan Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya.

Menperin juga menginginkan, inovasi dari KBRI Singapura tersebut dapat mendukung pemasaran bagi produk-produk Indonesia. Hal ini untuk membantu perluasan pasar ekspor.  

Ngurah menjelaskan, Smart Embassy yang dibuat sejak tahun 2016 ini merupakan inovasi dari KBRI Singapura untuk melayani tenaga kerja Indonesia (TKI). Layanan berbasis teknologi ini, mempermudah TKI untuk mendapatkan pelayanan, informasi pendidikan, hingga mendaftar BPJS Ketenagakerjaan.

“Smart Embassy bertumpu pada aplikasi pekerja Indonesia di Singapura (I-PIS). Selain mempermudah, layanan ini juga diperuntukkan bagi KBRI untuk mendata para TKI di negara masing-masing,” jelasnya.

Dalam memberikan layanan Smart Embassy ini, KBRI di Singapura juga meluncurkan Kartu Pekerja Indonesia Singapura (KPIS), salah satunya untuk memberikan informasi terkait lowongan kerja di Singapura. (Ind)

 


Sumber : https://jpp.go.id/ekonomi/industri/3...un-digital-hub

---

Kumpulan Berita Terkait EKONOMI :

- Industri 4.0 Pacu Daya Saing Manufaktur Padat Karya Berorientasi Ekspor

- Menteri Eko Tengok Kesuksesan Gorontalo Kembangkan Prukades

- PTUN Perkuat Putusan Pemerintah, HTI Diajak Kembali ke Pancasila

0
283
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan