q4billAvatar border
TS
q4bill
Rupiah Anjlok Bukti Kepercayaan Ke Pemerintah Jokowi Makin Lemah
Rupiah Anjlok Bukti Kepercayaan Ke Pemerintah Jokowi Makin Lemah
 KAMIS, 26 APRIL 2018 , 04:57:00 WIB 


Kurs rupiah ditutup di level Rp 14.001 per dollar AS pada perdagangan Senin (7/5/2018) seperti dikutip dari situs Bloomberg.(Dok BLOOMBERG) by KOMPAS.com

RMOL. Kalangan dewan mengingatkan pemerintah dan Bank Indonesia BI agar siaga dengan perkembangan nilai tukar Rupiah saat ini.

Anggota Komisi XI DPR-RI, Ecky Awal Mucharam menjelaskan bahwa hingga saat ini rupiah sudah hampir menembus Rp14.000 per dollar AS. 

"Pemerintah dan BI seharusnya fokus bekerja memperkuat fundamen ekonomi agar dapat mengembalikan kepercayaan stakeholder terhadap perekonomian kita, bukan sekedar menyalahkan kondisi eksternal saja”. jelas politisi PKS ini dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (25/4).

Menurut dia, kondisi global, khususnya kebujakan moneter AS tentu berpengaruh terhadap pelemahan rupiah ini. 

"Tetapi perlu diingat, bahwa menurunnya kepercayaan stake holder, pasar, investor dan publik pada Pemerintah menjadi penyebab. Adanya outflow dana juga terjadi karena ada ketidakpercayaan investor terhadap fundamental ekonomi kita. 


Misalkan risiko utang yang terus meningkat, serta pengelolaan fiskal yang tidak kredibel, yang tercermin dari shortfall pajak yang terus terjadi selama pemerintahan Pak Jokowi.” sambung Ecky.

Pemerintah, lanjut dia, gagal mengoptimalkan investment grade yang diraih tahun 2017. Utang yang ditarik nyatanya tidak menggerakan ekonomi. 

"Yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi kita yang medioker di antara negara-negara emerging market. Pemerintah tidak berhasil memacu pertumbuhan sebagaimana yang dijanjikan saat kampanye dan diawal pemerintahan yaitu 7 persen pertahun. Kondisi ini diperparah banyaknya proyek yang bersifat turn key project. Kita tidak mendapatkan nilai lebih. Bahkan tenaga kerjanya pun didatangkan dari China,” urai Ecky.

Tak hanya itu, menurutnya, defisit transaksi juga terus terjadi selama tiga bulan pertama di 2018, ditambah defisit neraca perdagangan. 

"Aliran arus barang akibat skema turn key project tadi memperparah hal ini. Ini sebetulnya permasalahan struktural yang tidak cukup diatasi dengan kebijakan yang hanya bersifat menahan laju depresiasi sesaat.” ujar aleg asal Jawa Barat ini.

Dia menambahkan, persoalan juga terletak pada cadangan devisa yang relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Padahal, cadangan devisa menjadi amunusi meredam gejolak di pasar. 

"Yuan bergerak stabil karena cadangan devisanya kuat, jadi bisa menyerap gejolak yang datang dari berbagai bersumber," tambah Ecky.

Dia melanjutkan, melemahnya nilai tukar kurs ini patut diwaspadai, karena akan berdampak pada dua hal. Pertama, meningkatkan beban pembayaran utang Pemerintah maupun swasta yang berdominasi dollar. Saat ini untuk utang Pemerintah saja, ada sekitar USD 109 Miliar yang memakai valas. Hal tersebut tentu akan membebani APBN.

"Oleh karena itu untuk memperkuat ketahanan devisa, saya mendorong BI agar mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan devisa hasil ekspor (DHE) di-hold di dalam negeri. Selain itu pemerintah harus berani membuat klausul hasil devisa untuk kepentingan dalam negeri kepada perusahaan asing pemegang kontrak migas dan minerba. Sementara untuk menjaga risiko eksposure terhadap volatilitas nilai tukar, BI perlu melakukan pengaturan terhadap utang luar negeri oleh swasta, agar terkontrol,” tutup Ecky. 

http://ekbis.rmol.co/read/2018/04/26/337148/Rupiah-Anjlok-Bukti-Kepercayaan-Ke-Pemerintah-Jokowi-Makin-Lemah-



Gebrakan Menkeu Terbaik Sri Mulyani Ditunggu
Rupiah Makin Terpuruk, Kemampuan Tim Ekonomi Jokowi Dipertanyakan
Sabtu, 03 Maret 2018 11:19 WIB


Jakarta, HanTer -- Bank Indonesia menyebut nilai tukar rupiah, yang dalam beberapa hari terakhir bergerak di rentang Rp13.700 sampai Rp13.800 per dolar AS, sudah berada di bawah nilai fundamentalnya, dan sudah berlebihan. Jika keterpurukan rupiah terus berlanjut dikhawatirkan negeri ini akan dilanda krisis ekonomi, memperbesar


defisit transaksi berjalan. Akibatnya, hal ini akan semakin melemahkan kurs rupiah. Kemampuan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan tim ekonomi pemerintah dipertanyakan.


“Terpuruknya rupiah akan memperbesar defisit transaksiberjalan. Akibatnya akan semakin membuat rupiah melemah. Krisis ekonomi bosa terjadi apabila penanganan yang dilakukan otoritas keuangan tidak baik,” kata pengamat ekonomi Gede Sandra kepada Harian Terbit, Jumat (2/3/2018).


Soal keterpurukan rupiah terhadap dolar AS jadi sorotan di dunia maya. Mereka mempertanyakan kemampuan Sri Mulyani dan tim ekonomi pemerintah.


Pengamat politik Hendri Satrio di akun Twitter @satriohendri berkicau, "Rupiah melemah, mari kita tunggu menteri terbaik beraksi." Menteri yang dimaksud Hendri tentu saja Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Ekonom Rizal Ramli di akun Twitternya,"Setelah dipuja puji IMF, kok jadinya gini? Killing me softly..." kicau ekonom senior Rizal Ramli di @RamliRizal, Kamis (1/3).

Banyak netizen yang mencoba memberi jawaban kepada Rizal Ramli. Akun milik Ca[r]pe Diem! menyebut pangkal masalahnya ada di Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Sri Mulyani itu ibarat debt collector yang baik buat kreditor. Maka kalau kreditor bilang Sri Mulani numero uno ya kita yang kredit jangan senang dulu," kicau dia.

Akun @NanangWeb menyebut tidak perlu aneh rupiah melemah. Hal ini justru bagian dari janji kampanye Jokowi di Pilpres 2014 lalu.

"Ini baru hebat pak @RamliRizal rupiah semakin meroket," kicau akun bernama Nanang HT itu.


Gede Sandra,  pengamat ekonomi dari Universitas Bung Karno mengatakan, dengan nilai tukar rupiah yang belum stabil maka Pemerintah, terutama BI harus berhati-hati dan siap untuk melakukan intervensi terhadap dolar. 


Karena nilai tukar telah cukup jauh melewati ekspektasi di asumsi makro APBN Rp13400/dolar.
"Kondisi pelemahan kurs ini, yang berbarengan dengan keringnya likuiditas dapat menyebabkan tekanan pada neraca perdagangan akibat kondisi net importir minyak bumi," kata Gede Sandra.


Gede menuturkan, dengan pelemahan kurs rupiah tentu akan memperbesar defisit transaksi berjalan. Akibatnya hal ini akan semakin melemahkan kurs rupiah. Kurs dapat meluncur melemah lebih jauh terhadap dolar bila penanganan otoritas terhadap kondisi ini kurang hati-hati. Sehingga seperti pusaran yang tidak ada habis-habisnya. 


Terkait apakah krisis ekonomi bisa terjadi lagi di Indonesia jika nilai rupiah terus melemah, Gede menilai hal tersebut tergantung dari penanganan otoritas keuangan.

"Saya cukup optimis Gubernur BI dan para deputinya dapat mencegah terjadinya hal yang lebih buruk," paparnya.


Sementara itu Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni mengatakan, jatuhnya nilah rupiah terhadap dolar identik dengan keluarnya arus modal keluar negeri. Bisa jadi para investor khawatir akan masa depan politik Indonesia karena tahun ini adalah tahun politik. 


Indonesia akan berturut-turut menyelenggarakan even politik mulai dari Pilkada, Pileg dan Pilpres. 


“Bertumpuknya tiga momentun politik sekaligus menjadikan para investor untuk waspada terhadap gejolak politik yang kapan pun bisa terjadi. Apalagi, lanjutnya, suara-suara yang menghendaki perubahan makin hari makin lantang,” ujar Sya’roni
.
Dia mengemukakan, emerintah dapat segera menenangkan pasar dan dapat menjamin keamanan meskipun Indonesia memasuki tahun politik. 


Bila pemerintah gagal menenangkan pasar bukan mustahil rupiah terus terpuruk. Tapi mudah-mudahan pemerintah mampu menahan gejolak pasar dan mampu menggiring rupiah ke nilai sebelumnya. Sehingga ekonomi kembali stabil seperti harapan banyak rakyat Indonesia.
Berlebihan


Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat, mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir sudah berlebihan dan bank sentral siap melakukan stabilisasi di dua pasar, yakni pasar valas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).


"Kalau menurut BI rupiah sebelum fluktuasi sekarang ini sudah undervalued. Kalau ada fluktuasi dalam beberapa hari terakhir, ya memang rupiahnya undervalued," kata Mirza.

Mirza membantah BI sengaja membuat rupiah undervalued untuk mendorong nilai ekspor, dan menekankan bahwa bank sentral terus berada di pasar untuk bersiap melakukan stabilisasi.

"Kalau sudah undervalued buat apa BI membuatnya undervalued lagi. BI selalu ada di pasar untuk lakukan stabilisasi," ujarnya.

Mirza menegaskan pelemahan rupiah terhadap greenback hanya bersifat sementara. "Ini bukan fenomena Indonesia saja. Krona Swedia itu dari awal Februari sampai akhir Februari 2018 melemah 4,9 persen, dolar Kanada 3,8 persen, Australian dollar 3,6 persen. 


Kalau kita lihat negara berkembang, pada waktu awal Februari sampai akhir Februari, rupiah melemah 2,6 persen," ujar Mirza. 
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2018/03/03/94313/25/25/Rupiah-Makin-Terpuruk-Kemampuan-Tim-Ekonomi-Jokowi-Dipertanyakan



Pengamat Sebut Turunnya Kepercayaan Masyarakat ke Jokowi Membuat Rupiah Melemah 
29/03/2015, 12:13 WIB 

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono‎, menilai penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo menjadi salah satu penyebab pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

"Confident terhadap Pak Jokowi ini sudah menurun sehingga orang memegang lebih banyak memegang dollar AS," kata Tony dalam acara Dialog Teras Kita dengan tema "Rupiah dan Ketahanan Politik", Jakarta, Sabtu (28/3/2015). 

Menurut Tony, penurunan kepercayaan masyarakat ke Jokowi disebabkan sikapnya dalam menangani perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri beberapa waktu lalu. Jokowi seakan membiarkan KPK dikriminalisi oleh beberapa pihak. 

"Perlu mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah agar rupiah menguat, Jokowi harus tegas memberantas korupsi dan lainnya," ucapnya. 

Sementara itu, mengenai kebijakan pemerintah dalam menekan pelemahan rupiah, seperti pemb‎ebasan visa untuk wisatawan beberapa negara, ia menilai kebijakan ini tidak dapat bekerja cepat dalam meredam keterpurukan rupiah. 

"Kebijakan itu saja enggak cepat. Ini jangka panjang efeknya. Rupiah pada tahun ini sudah paling dalam pelemahannya dibandingkan mata uang lainnya," katanya.


https://sains.kompas.com/read/2015/0...Rupiah.Melemah

-------------------------------------

Scorpions (Kalajengking): "Wind of Change"





... tanda-tanda perubahan itu mulai tampak semakin nyata ...


emoticon-Takut
0
3.6K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan