soktau.idAvatar border
TS
soktau.id
Inilah 5 Negara dengan Tingkat rudapaksaan Tertinggi di Dunia, Pria juga Dirudapaksa
Kodrat manusia untuk menyalurkan hasrat biologisnya bisa melebihi liarnya nafsu binatang. Jika binatang melakukan kopulasi (perkimpoian) dan hampir tak pernah membunuh pasangannya, manusia justru melebihi perilaku tersebut. Di negara-negara ini, rudapaksaan merupakan masalah utama yang sulit teratasi, tak jarang rudapaksaan itu juga disertai dengan kekerasan dan pembunuhan.

Dikutip dari liputan6.com (diakses 15/04/2018), berikut ini adalah negara-negara yang warganya tak pernah aman dari tindakan pelecehan dan rudapaksaan, terutama perempuan. Namun gelegar budaya kebebasan memilih orientasi seksual di seluruh penjuru dunia, tampaknya juga mulai menggiring pada rudapaksaan yang dilakukan perempuan kepada laki-laki, atau dari kaum berorientasi A kepada kaum berorientasi B. Sungguh sangat memprihatinkan.

Berikut 5 negara dengan tingkat rudapaksaan tertinggi di dunia, untungnya Indonesia tidak termasuk di dalamnya;

1) India


Di India perempuan berpakaian terbuka sangat rawan dilecehkan| www.travelingyuk.com
Negara berkembang ini merupakan momok menakutkan bagi perempuan. Setiap 20 menitnya, 1 perempuan India dirudapaksa. Ini merunut fakta bahwa lebih dari 33.000 kasus rudapaksaan tercatat di negeri Bolywood ini, setiap tahunnya, dan terus bertambah dari tahun ke tahun. Itu baru yang tercatat, tetapi laporan dari Madira Kark dan Mihirsrivastava mengungkapkan bahwa mayoritas rudapaksaan di India tidak dilaporkan, prosentasenya bisa mencapai 90% kasus yang tidak dilaporkan. Dengan begitu, per harinya, 93 perempuan India menjadi korban rudapaksaan.

2) Inggris


www.liputan6.com
Inggris punya aturan khusus yang diskriminatif terhadap pelaku rudapaksaan. Di negara ini, rudapaksaan hanya berlaku bagi pria yang merudapaksa orang lain, sedangkan jika pelakunya perempuan belum dianggap sebagai rudapaksaan. Sekitar 85 ribu korban tercatat setiap tahunnya sebagai korban rudapaksaan. Mayoritas adalah perempuan (73 ribu), kemudian laki-laki (12 ribu). Maka bisa dibilang ada 230 rudapaksaan terjadi setiap harinya di negara yang gandrung dengan Premier League-nya itu. Sungguh ironi di negara maju seperti Inggris.

3) Amerika Serikat


www.liputan6.com
Dikutip dari moneter.co.id (diakses 15/04/2018), menurut data lembaga sosial RAIN, sedikitnya 293 ribu orang yang berusia di atas 12 tahun menjadi korban rudapaksaaan di negeri Paman Sam ini. Artinya setiap 107 detik, seseorang warga AS menjadi korban pelecehan. Negara yang membebaskan pergaulan bebas sebebas-bebasnya ini barangkali menganggap rudapaksaan sebagai kejahatan kecil, sebab 98 % pemerkosa tak pernah merasakan jeruji penjara, alias dibebaskan begitu saja. George Mason University dalam jurnalnya di Worldwide Sexual Assault Statistic mengatakan bahwa 1 dari 3 perempuan Amerika Serikat pernah dilecehkan dalam hidup mereka.

4) Afrika Selatan


Anak-anak Afrika Selatan selain terancam rudapaksaan juga terancam kehamilan dan pernikahan dini| www.iya.com
Ditaksir 500 ribu kasus rudapaksaan terjadi di Afrika Selatan setiap tahun. Ada sedikitnya 40 % wanita Afrika Selatan mengaku pernah dirudapaksa setidaknya sekali dalam hidupnya. Laporan perihal rudapaksaan bagai fenomena gunung es di negara ini, sebab dari 9 tindakan rudapaksaan biasanya hanya 1 kasus saja yang berhasil dilaporkan. Perempuan dan anak-anak merupakan korban paling banyak, selain pria yang dipaksa melakukan hal tak senonoh oleh pria lain.

5) Swedia


Ilustrasi wanita Swedia| www.liputan6.com
Negara maju ini menjadi ironi tersendiri dalam hal kejahatan seksual. Angka jumlah rudapaksaan di Swedia bahkan selalu merangkak naik tiap tahunnya. Statistik mencatat setidaknya 1 dari 4 perempuan Swedia adalah korban rudapaksaan. Kasus yang paling fenomenal adalah pada tahun 2013, ketika 1000 wanita Swedia melaporkan diri sebagai korban rudapaksaan dari imigran Stockholm, mirisnya 300 korbannya adalah anak-anak di bawah 15 tahun.

Menghadapi hari-hari dengan ancaman pelecehan seksual, merupakan teror tersendiri bagi warga yang bernaung di negara tersebut. Entah apa yang menyebabkan rudapaksaan seakan terus terjadi dan tak kunjung selesai. Gaya hidup bebas dan budaya yang jauh dari nilai-nilai etis agama, bisa jadi, menjadi salah satu penyebabnya. Titel negara maju juga bukan jaminan bahwa para warganya akan memiliki kesadaran etika dan moral dalam hal seksualitas. Namun rudapaksaan, di manapun itu, tetaplah merupakan tindakan keji dan terlaknat, dan seharusnya pelakunya dihukum berat.
anasabilaAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
11.2K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan