annisaputrie
TS
annisaputrie
Dukung Gatot Nyapres, Kivlan: Uangnya Lebih Banyak dari Prabowo
Dukung Gatot Nyapres, Kivlan: Uangnya Lebih Banyak dari Prabowo
Kamis 08 Maret 2018, 15:25 WIB


Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: dok Pool/Penkostrad)

Jakarta - Mantan Kepala Staf Kostrad Majyen (Purn) Kivlan Zen mendukung eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo maju sebagai capres. Bahkan Gatot disebut memiliki modal logistik yang lebih banyak daripada Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Perkiraan saya, nggak usah disebutkanlah, Gatot uangnya banyak, melebihi dari uangnya Prabowo," ujar Kivlan setelah menghadiri acara silaturahmi tokoh nasional menuju Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

Kivlan optimistis Gatot akan menjadi capres alternatif yang mumpuni. Saat ini poros ketiga memang tengah ramai dibicarakan agar Pilpres 2019 tidak hanya memunculkan dua capres seperti pemilu lalu, yakni Prabowo dan Joko Widodo.

"Saya tahu (Gatot punya banyak uang), kalau Gatot dipilih bagus juga, sudah terang dia ke mana orientasinya," tutur Kivlan.

Gatot bulan ini akan memasuki masa pensiun dari TNI. Nama jenderal bintang empat itu memang sudah masuk bursa capres/cawapres.


Kivlan Zein (Eva Safitri/detikcom)

Soal Pilpres 2019, Kivlan berbicara mengenai modal bagi kandidat. Dia tak menampik sejauh ini yang memiliki modal terkuat adalah Jokowi dan Prabowo. Modal yang dimaksud Kivlan bukan sekadar dana.

"Jokowi sudah 5 tahun, sudah punya pengalaman dong, Prabowo pernah birokrat punya pengalaman dong, gampang untuk pengalaman memimpin negara toh, benar apa tidak itu aja," tuturnya.

Baca juga: Ini Modal Prabowo Vs Gatot Hadapi Pilpres 2019

"Yang kedua, mencari-cari doang gampang, pajaknya ada atau nggak? Kecuali dapat runtuh dari langit duit, nggak tahu ya," imbuh Kivlan.

Purnawirawan TNI bintang dua itu juga meyakini Prabowo tak akan mau berduet dengan Jokowi sebagai cawapres. Isu tersebut pun sempat berembus memasuki tahun politik ini.

"Nggak akan mungkin Prabowo mau, sudah nomor 1 disuruh jadi nomor 2, tidak akan mau," tukasnya. 

https://news.detik.com/berita/390561...k-dari-prabowo

[color=var(--ytd-video-primary-info-renderer-title-color, var(--yt-primary-text-color))]'Terkuak' Ini Yang Ditakuti Prabowo Kalau Gatot Nurmantyo Jadi Wapres Jokowi Di Pilpres 2019
[/color]



Kivlan Bilang Uang Gatot Banyak, 
Gerindra: Modal Uang Bisa Beli Partai Berapa?

 16 Maret 2018




Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)


Jurnalpolitik.id – Menjelang tiba masa pensiun dari kesatuan TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mulai menampakkan sinyal bakal maju pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Meski sempat disebutkan bahwa mantan Panglima TNI itu memiliki banyak dana untuk modal maju pilpres, namun hingga kini Gatot masih belum mengantongi tiket untuk maju lantaran belum ada ada tanda-tanda ada parpol yang hendak mengusungnya.


Baca: Pendeklarasian Gatot Nurmantyo sebagai Capres Tinggal Tunggu Pensiun

Modal dana yang dimiliki Gatot diungkap oleh Kivlan Zen. Kivlan menyatakan dukungannya terhadap Gatot, dan sempat pula mengatakan bahwa kekayaan Gatot lebih besar dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto.


“Perkiraan saya, nggak usah disebutkanlah, Gatot uangnya banyak, melebihi uang Prabowo,” kata Kivlan di lokasi acara silaturahmi tokoh nasional menuju Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018) lalu.


Namun pernyataan Kivlan tersebut ditanggapi pesimis oleh Partai Gerindra. Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan soal kendaraan partai yang harus dimiliki Gatot untuk bisa maju sebagai capres ataupun cawapres.
“Sekarang modal uang bisa beli partai berapa?” tanya Dasco.

Di Partai Gerindra pun sudah memastikan menutup pintu untuk Gatot. Gatot sendiri baru akan pensiun dari TNI di akhir bulan Maret nanti.


“Jadi Pak Gatot punya tugas berat untuk meyakinkan partai-partai yang memiliki kursi di DPR untuk mau mendaftarkan Pak Gatot sebagai capres. Jika ditanya Gerindra, kami di Gerindra tetap berkomitmen memperjuangkan Pak Prabowo sebagai capres,” ucap Wasekjen Gerindra Aryo Hashim Djojohadikusumo.


“Jadi peluang Pak Gatot tertutup kalau ingin maju dari Gerindra,” lanjutnya.


Baca juga: Gatot Nurmantyo Bilang Siap Bersaing dengan Jokowi

Sebagaimana diketahui, syarat untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres adalah harus memenuhi ambang batas pencalonan atau presidential threshold 20-25 persen. Dengan demikian, pasangan yang akan maju harus memenuhi minimal dukungan parpol atau gabungan parpol dengan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional Pemilu 2014.

Gatot yang datang dari latar belakang militer harus mendapat dukungan dari parpol untuk bisa maju di Pilpres. Sementara di sisi lain, mayoritas parpol saat ini sudah menentukan pilihannya. Seperti Presiden Joko Widodo yang sudah mendapat dukungan dari PDIP, Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura. Kemudian PKS sudah memastikan akan berkoalisi dengan Gerindra dengan mengusung Prabowo.


Saat ini hanya tinggal PKB, PAN, dan Demokrat yang belum menentukan sikapnya. Namun PKB sudah memberi sinyal siap kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019 dengan menawarkan sang ketum, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres.


Salah satu yang juga mempertanyakan tiket Gatot adalah Partai Golkar. Meski mengapresiasi niat maju Gatot, partai pimpinan Airlangga Hartarto itu mengingatkan Gatot untuk mencari ‘perahu’ maju di Pilpres.


“Dalam UU Pemilu dibutuhkan dukungan partai politik. Dukungan partainya (untuk Gatot) dari mana? Partai Golkar sudah tidak bisa pindah ke lain hati. Golkar sudah bulat dukung Pak Jokowi,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily.


Pengamat memprediksi Gatot akan menjadi lawan untuk Jokowi. Jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 itu dinilai tidak mungkin berpasangan dengan presiden Jokowi.


“Kalau ke Pak Jokowi kayaknya nggak mungkin, basis pemilih Pak Gatot benar-benar anti-Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Median Rico Marbun.


Terkait kabar rencana pencalonannya di Pilpres 2019, Gatot sendiri sudah angkat bicara. Dia meminta publik menunggu dirinya benar-benar pensiun dari TNI.

“Kita lihat nanti. Apabila rakyat menghendaki, lain ceritanya,” kata Gatot di acara Mata Najwa, yang disiarkan langsung oleh Trans7, Rabu (14/3) kemarin.


“Sekarang saya masih menjadi seorang prajurit. Tetapi ya, apabila rakyat menginginkan, itu menjadi tanggung jawab,” tegasnya.

https://jurnalpolitik.id/2018/03/16/...partai-berapa/

-----------------------

Kalau gua mau ngedukung seorang Jenderal naik jadi Presiden macam si Gatot atau Prabowo ini, pertimbangannya rasional ajalah! Dalam pandangan gua, orang bisa jadi jenderal itu pasti syaratnya berat, sudah teruji, dan pasti cerdas otaknya (smart), sehingga visi dan misinya jelas untuk kemajuan bangsa dan negeri ini dan rakyat mau dibawa kemana. Itu dulu yang sudah terbukti saat Soeharto atau SBY jadi presiden negeri ini. Untuk sipil, gua dulu salut orang yang cerdiknya sekelas Soekarno, M.Natsir, Moh.Yamin, Hatta, Djuanda, atau BJ Habibie dan Gus Dur itu. Begitulah seharunya memilih pemimpin itu, be smart!

emoticon-Ultahemoticon-Wowemoticon-Ultah
0
10K
85
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan