madridistAvatar border
TS
madridist
Menegangkan, Ada Menara Manusia di Barcelona


Musik, penduduk Catalan yang ramah, lezatnya tapas, serta arsitektur Gaudi, membuat Barcelona memikat siapa pun. Jangan lewatkan La Merche City Festival, dimana kita bisa melihat formasi menara manusia.
Saya akhirnya menyadari apa maksud dari lagu Fariz RM. Saya benar-benar cinta dengan Barcelona. Kota yang menyenangkan. Penduduk Catalan yang ramah. Bapak polisi yang tegap-tegap dan tampan dengan bahasa Inggris yang sangat lancar.

Musik di setiap sudut kota melantun dengan berbagai macam irama. Pedestrian yang luas menyenangkan untuk berjalan di atasnya. Akses transportasinya mudah, burung-burung merpati di sekitar setiap air mancur dan ada gelato yang enak.

Tapas (makanan khas Spanyol) yang lezat serta arsitektur indah dari Gaudi. Wah! Semua membuat Barcelona seperti surga dunia bagi saya. Beruntung pada saat saya di sana, Barcelona sedang mengelar La Merche City Festival. Saya pun berbaur di tengah hiruk pikuk festival. Ada lomba menari khas Catalan bernama Sardanes.
Lomba ini diikuti mulai dari anak-anak hingga orang tua. Awalnya saya pikir tariannya sepertinya mudah untuk diikuti. Namun setelah diperhatikan dengan seksama susah juga ternyata. Ada pula makanan khas Catalan yang dijual di berbagai kedai di area festival. Dua hal yang paling berkesan buat saya di festival itu: Fire Festival dan Human Castle.

Fire festival dimulai sekitar pukul 20.00 waktu Barcelona. Festival ini digambarkan sebagai pengusiran setan dan hal-hal buruk dari kota. Ada puluhan region setingkat dengan kecamatan yang berpartisipasi dalam fire festival. Setiap region memiliki keunikan sendiri.

Dalam satu region terdiri dari grup tetabuhan seperti marching band skala kecil, pembawa patung-patung api seperti ogoh-ogoh di Bali, dengan berbagai macam modifikasi. Di setiap ujungnya ada bulatan untuk meletakan kembang api/mercon. Beberapa orang tampak menggunakan kostum dan membawa kembang api.
Dengan semangat empat lima, saya ikut berdiri di kerumunan berusaha berada paling depan untuk bisa melihat pawai tersebut dengan jelas. Teman saya yang asli Catalan berkata, "Jangan lupa pakai sweater atau baju lengan panjang, celana panjang, dan penutup kepala." Saya sempat bingung dan bergumam mau nonton pawai fire festival kok repot sekali.

Begitu pawai dimulai, saya pun mengerti kenapa kita perlu pakai atribut itu. Ternyata, begitu kembang api sebesar mercon dipasang, para pembawa ogoh-ogoh dan orang yang pakai kostum akan berlari dengan penuh semangat ke sana ke mari mendekati penonton sambil menyemburkan kembang api, layaknya penjual ayam yang berlari ke sana ke mari mengejar ayam-ayamnya yang lepas.
Pertama-tama saya merasa takut. Dari barisan depan saya langsung merapat ke arah pinggir penonton. Saya lihat semua penontonnya juga melakukan hal yang sama. Sekitar 10 menit, saya berada di pinggir sambil melindungi muka dari percikan api.

Ajaibnya, lama-lama saya dan teman-teman malah ikut ke tengah keriuhan pawai dan menari di antara pembawa kembang api yang menyala. Hehe ketagihan! Apalagi kalo kita berhasil berdiri paling dekat dengan pembawa kembang api dan ikut menari hingga kembang apinya padam. Dance on fire. Cantik sekali suasana malam itu.

Keesokan harinya, saya menikmati pertunjukan Human Castle, kastil yang terbuat dari tumpukan manusia. Setiap region memiliki berbagai macam bentuk kastil. Siapa yang paling tinggi dan bisa bertahan lama itulah pemenangnya. Ada kebanggaan tersendiri bagi region yang berhasil.

Kegiatan ini dilaksanakan di depan gedung walikota Catalan di Ras Lamblas. Walikotanya menonton dari balkon di lantai tiga. Begitu musik dimulai, secara serempak segerombolan orang dari region tersebut membentuk dasar kastil. Mereka saling berpegangan seperti orang yang sedang lomba panjat pinang.
Setelah dasar kastil dirasa kuat, mulailah segerombolan orang berikutnya naik ke pundak orang yang menjadi dasar kastil. setelah tingkat kedua kuat naik lagi segerombolan orang untuk membuat tingkat ke tiga. Begitu seterusnya.

Sampai-sampai akhirnya anak yang paling kecil atau ringan berada di posisi paling atas. Voila! Bangunan manusia itu pun bisa sejajar dengan tinggi balkon pak walikota. Orang yang berada paling atas pun tersenyum sambil meneriakkan keberhasilan untuk beberapa saat lalu turun kembali.

Aduh, ini benar-benar pertunjukan yang menegangkan bagi saya. Setelah saya amati, kastil yang terbaik yang saya liat dan berhasil berdiri sempurna untuk beberapa saat terdiri dari 9 tingkat manusia.
Sungguh, saya deg-degan sekali saat mereka mulai naik satu persatu tanpa pengaman. Satu yang membuat kekaguman saya bertambah saat teman saya bilang bahwa para pemain human castle bukanlah seorang pemain akrobat terlatih. Mereka hanyalah pekerja, anak kuliah, ibu rumah tangga biasa.
Angkat jempol deh untuk mereka!

0
689
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan