indonesiaupdate
TS
MOD
indonesiaupdate
Menkeu: Kondisi Ekonomi dan Fiskal Indonesia Sehat dan Prudent


JPP, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi dan performa yang baik setelah mengalami krisis ekonomi yang buruk sekitar tahun 1997-1998.  Dibanding beberapa negara-negara lain, kondisi ekonomi dan fiskal Indonesia saat ini sehat dan prudent.    

Hal ini disampaikan Menkeu di depan para jurnalis internasional yang tergabung pada The Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Hotel Arya Duta, Jakarta, pada Kamis (12/4/2018). 

“20 tahun sejak krisis keuangan di Asia, (saat itu) Indonesia mengalami krisis paling parah. Seperti yang Anda semua ingat, Indonesia mengalami krisis yang paling parah, Indonesia mengalami dua hal yaitu kontraksi ekonomi dan biaya (besar) yang harus ditanggung (Pemerintah) untuk bail out bank-bank yang kolaps. (Namun selanjutnya) Indonesia mulai berada dalam situasi pemulihan (recovery) ekonomi,” papar Menkeu.

Menkeu memberikan beberapa indikator pemulihan ekonomi Indonesia yang stabil selama 20 tahun terakhir, misalnya dari sisi pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan trend peningkatan, tingkat inflasi yang relatif terkendali, dan tingkat kemiskinan yang menunjukkan kecendurungan menurun. 

“Kalau Anda lihat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat kemiskinan, Anda akan melihat (perbaikan) secara konsisten dalam kurun waktu 20 tahun terakhir  dibandingkan negara-negara lain,” tegas Menkeu.

Selain itu, sejak (pengalaman) krisis ekonomi, Pemerintah dari sisi fiskal telah menerapkan aturan pengelolaan fiskal yang prudent (hati-hati, ketat dan disiplin) yaitu pembatasan defisit APBN sampai maksimal 3% dan rasio hutang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) tidak boleh melebihi 60%. 

Bahkan, dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa dan Amerika Latin yang juga menerapkan sistem fiskal yang prudent, Indonesia menunjukkan performa yang lebih baik. Hal ini karena Indonesia secara disiplin menerapkan indikator yang telah disusun tersebut, sedangkan negara-negara lain seringkali melampaui indikator kesehatan fiskal yang telah disusunnya sendiri.   

“Mungkin bagi Anda yang berasal dari Eropa dan Amerika Latin, sistem serupa juga diterapkan (pengelolaan fiskal yang prudent). Namun, hal ini berbeda karena kami (Pemerintah Indonesia) menerapkan kebijakan tersebut (secara ketat dan disiplin). Sedangkan, negara-negara lain secara terus-menerus melanggar sistem fiskal prudent (mereka) tersebut,” tambah Menkeu.(keu)


Sumber : https://jpp.go.id/1-ekonomi/319594-m...at-dan-prudent

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Garuda Indonesia Akan Kembangkan Denpasar Jadi Hub Kargo

- BI Jamin Kredit UMKM Tidak Tergerus Pembiayaan Obligasi

- Proyeksi BI: Triwulan I-2018 Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen

0
160
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan