Kotak kosong mengemuka lagi. Kali ini bukan seputar Pemilihan Kepala Daerah 2018, tapi Pemilihan Presiden 2019. Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman, berpendapat Joko "Jokowi" Widodo bisa kalah melawan kotak kosong.

Sohibul merujuk #2019GantiPresiden di media sosial. Kemarin ia bilang, "Ini bisa dimaknai masyarakat mulai kehilangan trust kepada petahana. Bahwa meskipun calon definitif belum ada, tetap disambut luar biasa. Berarti kotak kosong pun lebih disukai masyarakat. Bisa jadi petahana kalah oleh kotak kosong." (Merdeka.com, 9/4/2018).

Kotak kosong bukan hal baru. Sejak dulu pemilihan kepala desa (pilkades), ketika jabatan itu masih disebut lurah, sudah mengenal bumbung kosong. Sejak dulu, bahkan sebelum ada Komisi Pemilihan Umum.

Dahulu pemungutan suara dilakukan dengan memasukkan lidi ke dalam bumbung (tabung bambu). Calon lurah (biasanya petahana) yang tak punya lawan akan menghadapi bumbung kosong.

Bumbung kosong tak mewakili kandidat. Si tabung hanya mewakili aspirasi pemilih. Jika jumlah lidi lebih banyak daripada si calon lurah berarti masyarakat bilang "tidak" kepada si calon.

Lima tahun silam ada sebuah pilkades yang diulang hingga lima kali. Dalam Pilkades Dlingo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, itu kotak kosog -- bukan bumbung kosong -- menang terus dalam empat putaran (Antaranews.com, 21/8/2013).

Empat kali si kotak kosong mengalahkan Tahanta, inkumben, yang menjabat sejak 2007. Sejauh arsip dilacak, belum ditemukan berita hasil pemilihan kelima. Namun sebuah kabar bencana awal tahun lalu menyebut Tahanta sebagai kades (Joglosemar.co, 21/1/2017)

Dalam Pilkada 2018 nanti, 15 daerah akan punya pilkada berkotak kosong. Kelima belas daerah itu hanya punya pasangan calon (paslon) tunggal. Jumlah itu dua kalinya Pilkada 2017 yang cuma berisi paslon tunggal di sembilan daerah.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...sampai-pilpres

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Rp18 triliun dialokasikan buat upah padat karya

- Debat hambar tanpa isu korupsi di Pilkada Kota Malang

- Rencana pertemuan Puan dan Mas Bowo