dudatamvan88Avatar border
TS
dudatamvan88
[CERPEN] Dibawah Sadarku
Pagi tadi ada seorang costumer bengkel ditempat ane mencari nafkah sehari - hari berbagi kisahnya..

Setelah motornya selesai akhirnya ane bikinin beliau kopi supaya ane bisa denger lebih banyak dongeng yang beliau berikan hingga ane mutusin buat menuliskan apa yang ane dengar..

Tentu aja semuanya berdasarkan imajinasi ane sendiri karena ane ga ikut ngalamin langsung..

Thx buat bapak yang ga mau disebutkan namanya hingga ane dapet inspirasi menarik dan mudah - mudahan menjadi bacaan cerpen singkat yang menghibur buat penghuni jagad SFTH




Aku bernama Ningsih. Semua orang yang kenal dan berada disekelilingku biasa memanggilku dengan panggilan Ning. Panggilan yang singkat tapi terdengar sangat imut bila diucapkan. Tahun ini aku pindah ke kota surabaya untuk bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang keramik dan aku berada di bagian terdepan perusahaan itu yaitu marketing atau mereka biasa menyebutnya dengan sales. Cukup menyenangkan. Karena aku bisa bersosialisasi dengan banyak orang. Mendengar cerita mereka. Mendengar keluhan mereka. Dan sangat banyak hal yang mungkin tak akan bisa aku ceritakan satu persatu.

Dengan gaji yang terbilang rata – rata aku akhirnya memilih untuk tinggal dirumah kost yang sangat sederhana di salah satu sudut kota surabaya. Tentunya yang tidak terlalu jauh bagiku untuk bekerja karena hanya memerlukan waktu sepuluh menit bagiku untuk berjalan kaki agar mencapai kantorku. Berjalan di pagi hari serasa membuka kehidupanku yang tertidur dikala malam. Dan juga jika pulang aku seperti sangat menikmati saat mata dari para lelaki yang kebetulan berpapasan denganku seperti menggodaku agar aku mau menyapa mereka. Mungkin karena aku kesepian jadi aku seperti merindukan orang – orang untuk ada disekitarku untuk sekedar berbicara.

Biarpun aku terkenal supel dalam bergaul. Tak risih untuk bersama dengan para teman lelakiku dan juga sering bepergian malam untuk bersenang – senang dengan para kolega tapi sampai saat ini, saat umurku sudah menginjak 27 tahun aku masih bisa mempertahankan mahkota keperawananku. Walaupun tidak dipungkiri aku juga sempat menjalin hubungan dengen beberapa pria. Dan mereka semua meghormati prinsipku “Other Yes.. Sex No”. Dan prinsip itu kutekankan pada setiap lelaki yang berniat untuk menjalin hubungan denganku.

Aku Lahir sebagai anak tunggal di kota mojokerto yang tak terlalu jauh dari kota surabaya tempatku saat ini bekerja. Ayahku adalah seorang buruh tani yang kini tetap bekerja walaupun telah memasuki usia senjanya. Beberapa kali aku mengatakan pada beliau agar beristirahat dirumah saja tapi dengan sendu beliau menjawab. “Bagaimana bapak akan menghabiskan waktu bapak nak?? Bapak pasti akan kesepian.. lebih baik bapak menyibukkan diri agar bapak bisa melupakan sepi ini dengan lelah yang bapak rasakan” benar – benar jawaban yang akan membuatku menangis apabila aku mendengarnya. Tak menyalahkan bapak jika beliau kesepian karena hampir lima tahun telah berlalu sejak kematian ibuku. Kematian yang sangat tragis dan sadis. Bagaimana tidak. Ibuku ditemukan dengan leher yang tergorok hingga hampir putus dan jantung yang hilang dibawa oleh si pembunuh biadab itu. Dan lebih parahnya lagi. Semua kejadian itu terjadi didepan mataku hingga aku tak sadarkan diri karena ketakutan saat itu. Aku masih bisa mengingat dengan jelas suara tangis dan rintihan ibu. Dan pula masih terekam dengan sangat jelas tawa puas dan bahagia manusia biadab yang telah membunuh ibuku. Tapi sangat disayangkan karena aku sama sekali tidak bisa mengingat wajahnya. Seberapapun aku mencoba. Segala ingatan itu seperti tertutupi oleh sesuatu. Beberapa kali polisi menanyaiku. Mereka mencoba membuat sketsa dari apa yang akan keluar dari mulutku. Tapi hasilnya nihil. Dan mereka juga beberapa kali membawaku ke psikiater dan mereka mengatakan jika aku tak bisa mengingat wajah itu karena syok yang teramat sangat hingga alam bawah sadarku sengaja membuang segala ingatan mengerikan itu. Tapi apapun itu. Aku sungguh sangat menyesal karena tak mampu membantu lebih jauh untuk menemukan manusia biadab yang telah membunuh ibuku.

Bagaimanapun juga semuanya telah berlalu dan tak terasa waktu telah bergulir. Bapak telah mengangkat seorang anak lelaki agar bisa menemaninya di kampung. Dia bernama Rudi. Pemuda yang baik dan sangat sopan. Sangat pas sebagai adikku. Disamping kesibukanya bersekolah, dia juga selalu menyempatkan waktu untuk membantu bapak di sawahnya dan melakukan segala kesibukan rumah tangga untuk bapak seperti memasak dan bersih – bersih. Jadi aku tidak perlu khawatir pada bapak untuk saat ini dan bisa fokus pada pekerjaanku.

Sore ini aku pulang lebih awal dari biasanya. Pertengahan bulan desember dan aku sudah mencapai target penjualanku. Waktu untuk bersantai pun sama sekali tidak aku sia – siakan. Dan juga aku ada janji dengan Murdi untuk bertemu malam ini. Jadi ada banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya agar aku nampak terlihat lebih dimatanya malam ini. Oh iya. Murdi adalah seorang laki – laki dengan tinggi semampai tapi cukup gagah dengan perutnya yang sedikit buncit. Sama sekali tak mengurangi wibawanya. Dan dia sedang mendekatiku. Kami bertemu saat aku sedang membuat orderan di salah satu toko bangunan besar yang ada di wilayah Sidoarjo. Dan dia adalah pemborong bangunan yang kebetulan sedang berbelanja disana. Suara dengan nada tegasnya lah yang membuatku tak berkutik saat dia meminta kartu namaku saat itu. Setelahnya kami mulai saling berbalas pesan dan telpon. Mungkin malam ini dia akan menyatakan perasaannya. Walaupun aku sedikit ragu karena ada beberapa kabar yang mengatakan jika Murdi sudah memiliki anak dan istri.

Kebetulan malam ini rumah kost yang kutempati lengang. Para penghuninya pergi dengan kesibukan mereka masing – masing di malam minggu. Tapi entah kenapa aku ingin menghabiskan malam minggu ini dikostku saja dan tidak keluar hingga aku mengirim pesan singkat ke Murdi agar membelikan aku makanan saat dia kemari. Dan dengan sangat cepat dia membalas dengan jawaban “SIAP”. Aku sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi malam ini. Tapi toh aku bisa menjaganya selama 27 tahun terakhir. Jika memang terjadi maka terjadilah. Aku pun juga sudah dewasa dan itu juga sama sekali bukan hal yang tabu.
PART 2
“WOW.. kamu kelihatan kaya Abg ya.. beda banget kalo make seragam” ujar Murdi saat aku membukakan pintu untuknya.

Benar saja dia memujiku. Malam ini aku mengenakan tank top dan celana pendek yang hanya menutupi sebagian kecil tadi tubuhku. Yah. Pastinya akan membuat darah setiap lelaki berdesir apabila melihat belahan di dadaku ini yang sengaja kuperlihatkan.

“Basi mas gombalnya” jawabku dengan suara sedikit manja sembari menerima bungkusan yang Murdi berikan.

Aku akhirnya mengajak Murdi masuk dan duduk di ranjang tempat tidurku dan mengambil piring dan mempersiapkan segala yang dibawakan oleh Murdi untuk kami makan bersama malam ini. Makan malam berjalan dengan sangat riang dan ceria karena candaan – candaan Murdi selalu bisa membuatku tertawa dan sesekali aku tersedak dibuatnya. Dia menceritakan segala tentang dirinya dan aku juga menceritakan segala tentangku yang perlu ia ketahui. Hingga detik ini segalanya berjalan normal dan kami menjadi sangat akrab. Tak ada sungkan bagi kami untuk menanyakan hal – hal yang sangat bersifat pribadi hingga Murdi akhirnya menceritakan kisah pahit dalam perjalanan hidupnya. Bagaimana dia dikecewakan. Bagaimana istrinya kabur dengan membawa serta kedua anaknya dan hingga saat ini dia tidak bisa menghubungi istrinya lagi. Tanpa terasa Murdi kini menangis di pelukanku.

“Aku bantu kamu ngilangin semua kesedihanmu” ujarku pelan sambil membelai punggungnya.

DEG

Hey. Kenapa aku berkata seperti itu?? Kenapa aku mengatakan hal yang tidak kusadari?? Darimana kata – kata itu keluar?? Perlahan segalanya dimataku menjadi gelap dan semakin gelap.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Dan aku tersentak kaget saat menyadari diriku kini tidak mengenakan pakaian sehelaipun dan murdi tengkurap disampingku. Dengan cepat aku menarik selimut dan menutupi tubuhku yang sedang telanjang bulat. Ya tuhan.. apa yang telah aku lakukan.. apa aku telah melepaskan mahkotaku pada pria ini?? Rasanya sangat ingin aku berteriak sekencang – kencangnya. Perlahan aku bangun dan menyalakan lampu yang entah sejak kapan telah dimatikan.

CTAKKK

DEG

Seketika saat lampu telah menyala aku bisa melihat keadaan kamarku yang telah berantakan. Sedangkan murdi tengkurap di ranjang tempat tidurku dengan bersimbah darah. Aku bisa melihat dengan jelas sebuah pisau yang berlumuran darah ada didekat tempatku berbaring tadi. Apa yang sudah terjadi?? Apa aku yang sudah membunuhnya?? Jelas aku yang sudah membunuhnya.. kamar ini masih tertutup rapat dan terkunci dari dalam. Atau ini alasanya kenapa aku tak bisa mengingat kejadian pembunuhan ibuku dimasa lalu?? Karena akulah yang membunuhnya

“AAAAAAAAAAAAAKKKHHHHHHH!!!”


T A M A T
Diubah oleh dudatamvan88 07-04-2018 20:58
meizhaaAvatar border
meizhaa memberi reputasi
1
7.1K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan