ronzstagram
TS
ronzstagram
Review 'Danur 2 [Maddah]': Seperti Nunggu Sesuatu yang Nggak Pasti


Ketika nonton film, apapun genrenya, akan susah buat gue untuk nggak membandingkan film tersebut dengan film lain dengan genre yang sama. Setiap keluar dari bioskop, setelah nonton filmnya sampai credit title (untuk mengapresiasi pihak-pihak yang tidak muncul di layar), gue hampir pasti mengeluarkan statement yang selalu sama. "Gue suka deh film ini. Tapi kalau dibandingkan sama film itu, lebih suka jalan cerita film itu." Semacem udah template aja gitu. Informasi tambahan aja, gue bukan salah satu dari yang membanding-bandingkan Dilan dengan Rangga, by the way. Karena Rangga terlalu legendaris dan Dilan... yah... sebenarnya cuma gitu aja. Nggak bisa lo banding-bandingkan dengan Rangga.


#TeamRangga #TeamAADC


Ngebanding-bandingin dua film bergenre sama bisa dikatakan sudah jadi kebiasaan gue. Begitu juga yang terjadi ketika gue keluar dari Studio 1 Epicentrum XXI, Kamis (22/3/2018) semalam setelah menyaksikan sekuel dari film 'Danur' yang berjudul 'Maddah'. Mau nggak mau gue membandingkan film ini dengan dua film horor Indonesia yang gue tonton sebelumnya.


Danur vs Maddah




Masih ada di universe yang sama, kita diajak untuk menyelam lebih dalam di kehidupan Risa Saraswati dengan kemampuan luar biasanya dengan dunia astral. Risa kini tidak lagi berhadapan dengan kuntilanak culun bernama Asih (di film pertama diperankan oleh Shareefa Daanish) yang nggak berani menyakiti siapapun di dunia ini. Kuntilanak yang sangat disayangkan tidak terlalu meninggalkan kesan horor sampai bikin tidak bisa tidur padahal aktris yang memerankannya sudah punya image menakutkan yang masih melekat selepas 'Rumah Dara'. Di 'Maddah', Risa berhadapan dengan hantu Belanda gagal move on yang namanya nggak boleh gue sebutkan karena spoiler.


Tidak seperti Asih yang menghabiskan waktu dengan bernyanyi lagu 'Boneka Abdi' sambil nyisirin rambut Riri (adik Risa; diperankan oleh Sandrina Michelle Skornicki), hantu Belanda ini lebih kasar. Tipikal setan-setan yang muncul dalam film 'The Conjuring' dan 'Insidious' yang kalau menampakkan diri nggak mau hanya sekedar melintas di tengah malam, muncul di bayangan dalam cermin, atau membuat pintu kamar terbuka sendiri. Si hantu Belanda ingin korbannya lebih merasakan trauma dan kesakitan yang luar biasa. Dia jelas lebih badass daripada Asih. Walaupun dari segi penampilan, Asih tetap juara untuk urusan serem. Mungkin karena Asih ada feel lokal yang bikin penonton deket sama dia meski amit-amit juga sih deket sama kuntilanak.


Dari segi cerita dalam film, cara bercerita 'Maddah' lebih enak untuk diikuti. 30 menit pertamanya memang terasa lambat karena berusaha untuk menceritakan pelan-pelan apa yang sedang terjadi di dalam keluarga Om Achmad (pamannya Risa) dan terlalu banyak jumpscare  (oke nggak sebanyak yang pertama tapi tetep banyak). Tapi justru dalam 30 menit pertama inilah (kalau lo jeli dan teliti) tersimpan petunjuk-petunjuk yang akan jadi jelas setelah semua misterinya terungkap di akhir cerita. 


Kalau ditanya lebih seram mana 'Danur' atau 'Maddah', gue setuju sama jawaban Prilly di LIVE NGASKUS minggu lalu: "Jauh lebih seram 'Maddah'!"  katanya. Suasana seram yang dibangun di rumah tua yang dijadikan lokasi syuting itu dapet banget. Suasana seram yang lain juga sangat terasa ketika Prilly nyasar ke kamar mayat di adegan rumah sakit (yang ada di trailer). Bahkan nuansa mistis sudah terasa sejak adegan pembukaan film yang gue sendiri nggak nyangka akan menarik perhatian banget.





Prilly Latuconsina cuma butuh satu film untuk membuat karakter Risa lekat dengan dirinya. Untuk urusan akting nggak usah diragukan lagi. Pemeran-pemeran pendukung dalam film ini pun berakting dengan natural dan nggak ada yang terasa awkward. Tenang aja, nggak akan ada adegan sisir ditancepin di tanah yang akan mengakhiri semua teror. Penyelesaian teror di 'Maddah' lebih elegan. Walaupun... ah... sebagai fans Harry Potter gue ketawa sih.


Maddah vs Film Horor Lain




Lo akan sangat merasakan feel  'Insidous' dan 'The Conjuring' di film produksi MD Pictures dan PicHouse ini. Tapi apakah film ini bisa bersaing dengan film horor Indonesia lain yang sudah populer sebelumnya *ehem* 'Pengabdi Setan' *ehem*? Horor yang ditawarkan kedua film memang berbeda. Secara produksi, dua-duanya digarap dengan serius dan nggak murahan. Kalau kata produser 'Maddah' di Press Conference semalem sih film ini "Naik kelas dari film sebelumnya."  Sementara kalau kata Prilly sih "Kita nggak jual apa-apa di film ini selain kualitas."


Kata gue,"Oke. Baiklah. Siap."  Karena sedikit banyak ada benarnya. Yang sangat disayangkan sebenarnya 'Maddah' ini buat orang yang doyan horor (sekaligus penakut) kayak gue nggak serem. Sama sekali. Beneran deh. Kalau nggak percaya silakan buktikan sendiri. Kalau kata gue, film yang dapat rating 17 tahun ke atas oleh LSF ini dibuat untuk mereka yang baru-baru mau suka film horor. Buat pemula. Film ini nggak meninggalkan kesan trauma dan bikin lo takut atau merasa diteror oleh hantunya. Setelah keluar dari bioskop mungkin lo masih akan terngiang-ngiang dengan lagu 'Boneka Abdi' dan lagu klasik yang dimainkan si setan Belanda di piano di rumah Om Achmad. Tapi abis itu yaudah. 





Ada banyak banget adegan di 'Maddah' yang PHP. Gue sebagai penonton udah fokus nih nungguin something evil  yang akan datang setiap kali Prilly menoleh atau membuka pintu misalnya. Atau setelah jumpscare kesekian yang muncul di bagian awal ke tengah film. Tapi apes. Nggak ada apa-apa. Yang gue tungguin nggak dateng. Kesel. Jadinya kayak nungguin sesuatu yang nggak pasti. Adegan yang seharusnya bisa klimaks dikit lagi seremnya malah langsung terjun lagi ke bawah. Emosi gue gagal diombang-ambing dengan kemunculan setan-setannya dan suasana seram dari satu adegan ke adegan lain. 


Gue setuju sama slogan yang dikatakan Prilly di LIVE NGASKUS minggu lalu: jangan nonton sendirian. Soalnya kalau nonton sendirian (apalagi kalau lo termasuk penyuka horor banget) lo akan bengong dan nggak mengeluarkan ekspresi apapun. Ujung-ujungnya akan ngantuk. Jadi mending nontonnya bawa orang yang lo taksir, yang penakut, yang baru-baru suka film horor. Supaya lo bisa sekalian modus. 


Pertanyaan gue cuma satu sih sebenarnya: Emang ada ya, anak kuliahan di tahun 2018 yang tidur pake gaun malam putih kayak Suzanna gitu?


Tapi gue seneng karena bahkan di tahun 2018, Riri masih mau ngajakin Sophia Latjuba main bola bekel meski Riri selalu ngantongin iPhone 6S ke mana-mana. 


'Danur 2: Maddah' akan tayang di bioskop seluruh Indonesia 29 Maret 2018 nanti.


:nyantai


KOMENTAR BERKUALITAS KASKUSER


Quote:


Quote:


Diubah oleh ronzstagram 29-03-2018 03:19
0
45.6K
155
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan