mongkiefunAvatar border
TS
mongkiefun
Mengemudikan Mobil Membuat Saya Dipenjara dan Dianggap sebagai Pengkhianat Negara



Mengemudikan Mobil Membuat Saya Dipenjara dan Dianggap sebagai Pengkhianat Negara








Izinkan saya memberikan sebuah pertanyaan pada saudara semua sebelum kita memulai diskusi kita. Kita semua tahu di berbagai belahan Bumi, banyak orang sedang memperjuangkan kebebasan mereka, berjuang untuk mendapatkan hak mereka. Ada yang berjuang melawan pemerintah yang opresif. Dan ada juga yang berjuang melawan masyarakat yang opresif. Menurut anda, manakah lawan yang lebih sulit?Di sini saya akan memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut melalui kisah hidup saya.


Dua tahun yang lalu, saat itu saya duduk di sebelah tempat tidur anak saya, Aboody dan bersiap untuk menemani dia hingga tertidur. Ketika dia sudah siap tidur, Aboody memandang saya dan bertanya, ”Ibu, apakah kita ini orang jahat?”Saya kaget dan terdiam, kenapa anak umur lima tahun sudah bisa bertanya hal seperti itu. Memang sepulang sekolah, saya melihat beberapa bekas biru di wajahnya, Aboody saat itu hanya memilih diam saja, dan sekarang dia siap memberitahu saya.


“Dua temanku memukulku tadi di sekolah. Mereka bilang kepadaku, ”Kami melihat berita ibumu di Facebook. Kamu dan ibumu harus masuk penjara.”” Pertanyaan dari anak saya inilah yang menjadi momen penting dalam perjuangan hidup saya.





Saya Manal al-Sharif dan saya adalah seorang wanita Arab Saudi yang bangga dengan negara saya.Saya dipenjara hanya karena saya mengendarai mobil di sebuah negara di mana wanita tidak diperbolehkan mengendarai mobil. Hanya dengan memberikan kunci mobilnya ke saya, kakak laki - laki saya telah ditahan dua kali. Kakak saya dihujat dan dikucilkan hingga dia memilih untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai geologis dan juga negaranya. Ayahku sendiri dan banyak umat harus duduk mendengarkan khotbah Jum’at yang menyatakan bahwa wanita yang mengemudi itu sama dengan pramuria. Nama saya dihancurkan melalui media lokal dan pembicaraan serta gosip - gosip di berbagai tempat di sekolah, di jalan serta di berbagai pertemuan keluarga. Semua membenci dan menghujat saya. Tidak sedikit juga mereka yang menambahkan berita hoax tentang saya.


Saya akhirnya menyadari bahwa anak - anak di sekolah tidak bermaksud jahat kepada Aboody, anak - anak itu hanya dipengaruhi oleh orang dewasa di sekitar mereka. Dan ini semua bukanlah hukuman hanya karena mengendarai mobil, ini adalah hukuman dan konsekuensi karena berani meragukan dan melawan hukum dan peraturan yang sudah menjadi tradisi masyarakat.




Semua ini dimulai pada Mei 2011, saya bercerita tentang pelecehan yang saya alami kepada teman kantor. Saya digoda ketika mencari taxi sepulang kerja. Saya mengeluh bukankah lebih baik pulang dengan mobil sendiri karena saya juga sudah punya mobil lengkap dengan izin mengemudi yang berlaku internasional. Banyak wanita Arab Saudi mengeluhkan hal yang sama tentang larangan mengemudi bagi wanita ini. Tapi telah 20 tahun berlalu dan tidak ada usaha untuk melawan sejak larangan ini resmi diberlakukan.


Teman kerja bilang “Tapi tidak ada hukum atau undang - undang resmi yang melarangmu untuk menyetir mobil.” Saya mencarinya dan dia benar. Tidak ada undang - undang yang melarang wanita mengemudikan mobil di Arab Saudi. Yang diberlakukan hanyalah peraturan dan tradisi yang tertuang dalam fatwa - fatwa dan ditargetkan khusus kepada wanita. Menyadari hal ini, saya dan beberapa teman mencetuskan ide kampanye tanggal 17 Juni, di mana hari itu, kami para wanita akan turun ke jalan dengan mengendarai mobil sendiri.




Kampanye #Women2Drive


Segera kami mendengar rumor, ”Laki - laki buas akan merudapaksa wanita yang mengemudikan mobilnya”. Seorang wanita asal Jeddah, Najla Hariri segera mengumumkan bahwa dirinya telah mengemudi dan aman - aman saja tidak ada ‘laki-laki buas’ muncul satupun. Sayangnya dia tidak mevideokan dirinya ketika mengemudi. Kita masih perlu bukti valid. Jadi biarlah saya sendiri yang menjadi bukti.






Saya mengemudikan mobil saya dan mempostingnya di Youtube. Video itu menjadi viral dalam sehari. Dan besoknya, saya mendapatkan banyak orang mengancam membunuh dan merudapaksa saya agar saya segera menghentikan kampanye ini.


Polisi Arab Saudi sama sekali tidak bereaksi, kami hanya ingin tahu bagaimana reaksi mereka apalagi untuk mengantisipasi yang akan terjadi tanggal 17 Juni nanti. Jadi, saya dan kakak saya ingin menguji mereka, saya yang menyetir dan kakak saya duduk di sebelah saya. Polisi melihat kami, kami ditangkap, disuruh menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengemudi lagi, lalu dibebaskan. Kami menyetir lagi, ditangkap lagi, kakak saya ditahan selama sehari, dan saya dikirim ke penjara.


Polisi sama sekali tidak membacakan pasal yang diganjarkan kepada saya ketika interogasi.Karena memang saya tidak melanggar peraturan atau undang - undang apapun. Ketika sampai di penjara, saya bersikukuh tetap mengenakan abaya saya karena yakin saya pasti akan dibebaskan dan saya tidak bersalah. Di luar penjara, seluruh negara menjadi ribut. Ada pihak yang menghujat saya, dan ada pihak yang begitu mendukung dan mengumpulkan tandatangan untuk petisi pembebasan saya yang akan dikirim kepada raja. Saya bebas setelah sembilan hari di penjara.








Datanglah hari H, 17 Juni. Jalanan sudah dipenuhi oleh mobil - mobil polisi dan juga polisi agama. Para wanita pemberani memenuhi jalanan dengan mengemudikan mobil mereka sendiri. Dan tidak ada seorangpun yang ditangkap, kami berhasil mendobrak hal tabu tersebut.



Setelah itu, perjuangan kita masih panjang. Wanita tidak langsung boleh menjalankan mobil secara bebas. Sebenarnya alasan mengapa kami, wanita tidak boleh mengendarai mobil benar - benar sangat konyol dan lucu. Ada seorang professor  dari universitas lokal yang menunjukkan hasil sebuah ‘penelitian’ (dalam tanda kutip) oleh UNESCO kepada dewan Majelis Syura Arab Saudi. Berdasarkan ‘penelitian’ tersebut, persentase kasus pemerkosaan, tindakan asusila, kelahiran anak - anak di luar nikah, juga penggunaan narkoba, serta prostitusi lebih tinggi di negara - negara di mana wanita diperbolehkan mengemudi daripada di negara yang di mana wanita tidak boleh mengemudi.Konyol sekali bukan? emoticon-Big Grin Negara saya adalah satu - satunya negara di dunia di mana wanita dilarang mengemudi. Kami buat hashtag yang menertawakan hasil ‘penelitian’ itu dan menjadi trending di seluruh dunia.




Dan begitu menyenangkan ketika kita bisa menyerang para pihak opresif dan menghancurkan senjata terkuat mereka, yaitu : rasa takut.




Semua peraturan dan sistem yang dibuat mereka berdasarkan paham dan tradisi ultra konservatif yang melihat bahwa wanita adalah inferior dan memerlukan seorang pendamping untuk melindungi mereka. Jadi, semua wanita harus meminta izin dari pendamping mereka baik verbal atau tertulis seumur hidup mereka. Kami hanyalah masyarakat kelas dua hingga di hari kami meninggal.Dan semua ini akan menjadi semakin buruk apabila sistem ini diisukan menjadi sebuah fatwa. Lebih buruk lagi, jika menjadi sebuah peraturan resmi dan para wanita sendiri percaya bahwa diri mereka adalah masyarakat kelas dua serta melawan teman mereka sendiri yang berani mempertanyakan dan memperjuangkan hak mereka.


Jadi, bukan hanya hujatan saja yang harus saya hadapi. Saya juga harus menjalani dua hidup yang berbeda, sebagai seorang penjahat di negara saya sendiri dan sebagai pahlawan di negara lain. Ketika saya dipenjara, semua orang di seluruh dunia membaca berita tentang saya dengan judul seperti ini.






Dibandingkan dengan kampung halaman saya, berita yang ditulis seperti ini:


“Manal al-Sharif didakwa dengan mengganggu ketertiban publik dan menyuruh para wanita untuk mengemudi”
“Manal al-Sharif mengundurkan diri dari kampanyenya.”

Dan ini favorit saya:
“Manal al-Sharif menangis dan akhirnya mengaku: ‘Pengaruh asing yang menyuruh saya’”  emoticon-Ngakak (S)
Dan berita seperti ini berjalan terus hingga ada tuntutan agar saya dihukum cambuk.




Saya pernah diminta untuk memberikan pidato di Oslo Freedom Forum. Di sana saya benar - benar dikelilingi dengan penuh cinta dan dukungan dari orang - orang yang berjumpa saya., dan mereka melihat saya sebagai sebuah inspirasi. Namun, ketika saya pulang kembali ke kampung halaman saya, banyak orang sangat tidak suka dengan pidato saya. Bahkan saya dicap sebagai pengkhianat negara. Bahkan mereka membuat hashtag di Twitter, #Oslotraitor. Para pendukung saya mendukung juga dengan membuat hashtag #Oslohero. Bahkan dibuat polling yang menanyakan apakah Manal al-Sharif adalah pengkhianat negara atau tidak, sembilan puluh persen menjawab saya sebagai pengkhianat. emoticon-Berduka (S)


Bagi saya sendiri, saya bangga sebagai seorang wanita Arab Saudi, dan saya juga mencintai negara saya, dan karena saya mencintai negara ini, saya harus melakukan ini. Karena saya percaya masyarakat tidak akan bisa bebas apabila wanita dalam masyarakat itu tidak bebas.



Di Facebook, bertebaran banyak opini tentang saya. Dan saya tidak akan membalas mereka yang telah menghujat saya hanya dengan kata - kata saja. Saya harus menunjukkannya dengan tindakan nyata. Ketika mereka memaksa saya untuk mundur dari kampanye, saya ajukan pelaporan terhadap polisi bagian lalu lintas yang tidak mau memberikan saya surat izin mengemudi. Dan saya telah resmi mendapatkan surat izin mengemudi negara saya.




Kami telah mengirim sebuah petisi yang telah ditandatangani 3500 orang untuk menghapus larangan wanita mengemudi kepada Majelis Syura. Banyak orang telah melakukan tindakan nyata demi apa yang mereka percayai benar dan mereka juga harus menghadapi hujatan dari masyarakat karena menyuarakan pandangan mereka.






Arab Saudi terus berubah sedikit demi sedikit dalam meningkatkan hak - hak wanita. Majelis Syura yang ditunjuk langsung oleh Raja Abdullah, telah menunjuk 30 orang wanita dalam Majelis tersebut dan itu sudah dua puluh persen dari keseluruhan anggota. Di saat yang sama, Majelis Syura yang telah menolak petisi untuk mengangkat larangan wanita mengemudi sebanyak empat kali. Akhirnya telah menerima petisi tersebut.Dan juru bicara polisi lalu lintas mengatakan bahwa mereka hanya akan memberikan surat tilang kepada para wanita yang mengemudi. (biasanya akan langsung dipenjara). The Grand Mufti, yang menjadi orang penting dalam bidang keagamaan di Arab Saudi menyatakan bahwa tidak direkomendasikan bagi wanita untuk mengemudi. Ini lebih baik karena Grand Mufti sebelumnya menyatakan haram bagi wanita mengemudi.


Bagi saya, bukan hanya langkah - langkah kecil ini saja yang mulai muncul, tapi juga para wanita sendiri. Seorang teman pernah bertanya kepada saya, ”Jadi kapan para wanita diperbolehkan untuk mengemudi mobil sendiri?”. Dan aku menjawabnya, “Kita akan segera bisa mengemudi jika para wanita berhenti bertanya ’Kapan?’, dan mulai bertindak untuk mewujudkannya sekarang.”






Saya tidak tahu bagaimana cara menjadi aktivis dan tidak tahu juga bagaimana bisa saya menjadi aktivis sekarang. Tapi saya sekarang yakin jika seseorang bertanya tentang perjuangan saya dan saya akan menjawab, “Saya sangat bangga telah berdiri bersama para wanita yang berjuang untuk melawan dan menghapus larangan itu dan merayakan kebebasan untuk semua orang.”


Jadi kembali ke pertanyaan di awal, menurut anda siapa yang lawan yang lebih sulit dalam sebuah perjuangan, pemerintah yang opresif atau masyarakatnya sendiri yang opresif? Semoga saudara semua menemukan jawabannya dari kisah saya.


 
September 2017, Arab Saudi memutuskan para wanita boleh mengemudikan sendiri mobilnya.




emoticon-Shakehand2




Kunjungi juga thread ane yang lain








0
27.2K
216
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan