gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Dolar AS sebagai Mata Uang Internasional, 1944 - Sekarang



Saat ini, mata uang terbitan Federal Reserve System, dolar Amerika Serikat, menjadi mata uang internasional dan paling banyak digunakan dalam transaksi perdagangan antarnegara (ekspor dan impor). Dolar AS juga menjadi bentuk cadangan devisa paling populer di banyak negara, selain euro dan emas. Peran dolar AS sebagai mata uang internasional dimulai dari sebuah konferensi yang berlangsung saat Sekutu baru sebulan melakukan invasi ke Prancis yang diduduki Jerman. Bagaimanakah kisahnya?

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Latar Belakang

Sebelum Depresi Besar pada dekade 1930-an, banyak negara di dunia menggunakan Standar Emas atau Standar Perak. Sebuah negara menetapkan pertukaran bebas antara mata uang dengan emas atau perak dalam jumlah tertentu. Dalam metode ini, emas dan perak bukanlah alat pembayaran yang sah. Namun, mata uang yang beredar didukung dengan jumlah emas atau perak tertentu dan dibatasi dengan seberapa besar emas atau perak yang dimiliki negara tersebut. Misalnya, Jerman menetapkan bahwa setiap 1 gram emas yang dimilikinya mendukung 12 mark yang beredar. Bila Jerman memiliki 1.000 ton (1 miliar gram) emas, maka Jerman dapat mencetak hingga 12 miliar mark yang didukung oleh emas tersebut. Jika Jerman ingin mencetak mark dengan jumlah lebih dari 12 miliar mark, Jerman harus menambah cadangan emas atau menurunkan nilai mark terhadap emas.
Sebelumnya, sebuah negara mencetak mata uang yang terbuat dari emas atau perak murni, yang menjadi alat pembayaran yang sah, yang beratnya diatur sesuai dengan nilai emas atau perak terhadap mata uang negara tersebut. Contoh, Inggris menetapkan bahwa 1 gram emas setara dengan 5 pound sterling. Maka, koin emas seberat 3 gram yang dicetak oleh Inggris bernilai 15 pound sterling. Perbedaan berat logam dan nilai tukarnya terhadap mata uang menentukan pula nilai tukar antarmata uang. Bila 1 pound sterling setara 1 gram emas sementara 1 dolar AS setara 0,5 gram emas, maka 1 pound sterling sama dengan 2 dolar AS.
Kelebihan sistem ini adalah memastikan bahwa nilai mata uang suatu negara akan stabil dan perdagangan akan berlangsung lancar. Namun, kelemahan dari sistem ini adalah cadangan emas dan perak yang sukar untuk bertambah mengimbangi pertumbuhan ukuran ekonomi suatu negara. Jumlah mata uang yang dapat dicetak juga terbatas (sesuai jumlah emas atau perak yang dimiliki) sehingga membatasi perkembangan ekonomi dan perdagangan apabila jumlah emas dan perak semakin menyusut.
Pada 1930-an, sebagai dampak dari kejatuhan drastis harga saham di Wall Street pada 24 dan 29 Oktober 1929, dunia terperosok dalam keterperukan ekonomi yang disebut "Depresi Besar". Akibat suplai uang yang menurun dan dibatasi oleh jumlah emas yang dimiliki Federal Reserve, penciptaan kredit baru menjadi terhambat dan pelaku bisnis tak bisa melakukan investasi baru atau melakukan kegiatan produksi. Ekonomi AS mengalami keterpurukan. Harga-harga komoditas utama di pasaran dunia, seperti minyak mentah, gula, dan karet anjlok karena permintaan dari negara-negara industri utama menurun. Upah di seluruh dunia menurun dan penciptaan lapangan kerja berhenti. Perdagangan antarnegara merosot 50% dan Produk Domestik Bruto global anjlok 15% antara 1929 dan 1932 akibat proteksionisme dan penurunan ukuran ekonomi. Menariknya, pemulihan ekonomi di beberapa negara dimulai setelah negara tersebut meninggalkan Standar Emas. Inggris yang meninggalkan Standar Emas pada September 1931 pulih lebih cepat daripada Belanda yang baru meninggalkan Standar Emas pada 1936. Sementara itu, negara yang menggunakan Standar Perak, seperti Cina, malah hampir tak terpengaruh oleh Depresi.

Sistem Bretton Woods

Pada 1 hingga 22 Juli 1944, 730 delegasi dari 44 negara Sekutu bertemu di Hotel Mount Washington, Bretton Woods, New Hampshire, AS. Mereka membahas mengenai sistem baru keuangan dunia setelah Perang Dunia II berakhir. Dalam acara yang disebut "Konferensi Bretton Woods" ini, mereka menyepakati sebuah sistem keuangan yang disebut "Sistem Bretton Woods" pada 22 Juli 1944. Sistem ini terdiri atas 3 hal pokok :
1. Penggunaan dolar AS sebagai mata uang internasional dan instrumen devisa utama di banyak negara.
2. ‎Dukungan emas terhadap dolar AS dengan setiap 35 dolar AS yang beredar didukung oleh 1 troy ons (31,1034768 gram) emas yang dimiliki oleh AS dan dapat saling dipertukarkan.
3. ‎Pembentukan tiga lembaga keuangan internasional : Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD), dan Persetujuan Umum terhadap Tarif dan Perdagangan (GATT).
Pemilihan dolar AS bukan tanpa alasan. 2 / 3 cadangan emas dunia saat itu dimiliki oleh AS sehingga AS dinilai mampu menopang kebutuhan dolar untuk perdagangan dunia. AS juga baru saja tumbuh menjadi negara adidaya baru dan hampir tak mengalami kerusakan akibat perang seperti Eropa, Jepang, atau Cina.
Dengan dimulainya peran dolar AS sebagai mata uang dunia, dolar AS yang semula hanya beredar di AS saja mulai beredar di seluruh dunia.
Penggunaan dolar AS semakin masif di masa Perang Dingin. Rencana Marshal yang dimulai pada 1948 mengalirkan 13 miliar dolar AS, setara 140 miliar dolar AS pada 2017 setelah disesuaikan dengan inflasi, ke negara-negara Eropa Barat untuk pemulihan ekonomi. Negara-negara tersebut sebagai gantinya harus membeli produk-produk AS. Negara-negara Eropa, plus Jepang, banyak melakukan perdagangan dengan AS dan menyimpan cadangan devisa dalam bentuk dolar AS. Karena AS mengalami defisit neraca perdagangan dengan negara-negara mitra dagangnya, banyak dolar AS yang mengalir ke negara-negara Eropa dan Jepang.

Akhir Sistem Bretton Woods

Sistem ini berhasil menjadi landasan bagi pertumbuhan perdagangan dunia dan kebangkitan ekonomi di Eropa dan Asia Timur. Namun, AS tak mampu terus menjadikan cadangan emasnya sebagai pendukung mata uang dolar AS. Apalagi, negara-negara Eropa lebih memilih dolar AS sebagai bentuk cadangan devisa daripada emas agar lebih mudah dalam berdagang dengan AS atau negara lain. Arus keluar dolar AS ke luar negeri dapat membahayakan perekonomian AS. AS pun terus mencetak dolar AS hingga cadangan emasnya tak mampu lagi mendukung dolar AS yang beredar. Akhirnya, AS membuat keputusan drastis.
15 Agustus 1971, Presiden AS, Richard Nixon, secara sepihak memutus hubungan pertukaran antara emas dan dolar AS. Dengan demikian, dolar AS yang beredar di seluruh dunia tak lagi didukung oleh cadangan emas AS dan menjadi mata uang fiat seutuhnya, mengakhiri Sistem Bretton Woods. Berakhirlah peran emas dalam sistem moneter global yang telah berlangsung lebih dari seribu tahun. Namun, dolar AS tetap menjadi mata uang yang digunakan secara luas di dunia internasional.
Keputusan ini memberikan kejutan di berbagai negara. Di Jepang, pemerintah Jepang harus mengakhiri sistem kurs tetap yang mematok dolar AS seharga 360 yen dan merevaluasi yen. Di Indonesia, pemerintah Indonesia mendevaluasi kurs rupiah dari 378 rupiah per dolar AS menjadi 415 rupiah per dolar AS pada 23 Agustus 1971.

Dolar AS setelah Bretton Woods

Dolar AS terus menjadi mata uang pilihan bagi banyak negara dalam mempermudah transaksi perdagangan dengan negara lain. Malah, berbagai indikator ekonomi seperti Produk Domestik Bruto dan pendapatan per kapita dinyatakan dalam dolar AS. Beberapa negara selain AS juga menggunakan dolar AS sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah, seperti Ekuador, El Salvador, dan Timor Leste.
Beberapa negara mulai mencoba mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Sebagaian negara anggota Uni Eropa bergabung dalam satu mata uang, euro. Beberapa negara melakukan pertukaran mata uang (currency swap) dengan negara lain, terutama dengan mitra dagang utamanya agar dapat berdagang tanpa perlu menggunakan dolar AS. Contoh, Indonesia dan Korea Selatan melakukan currency swappada Maret 2017. 10,7 triliun won Korea Selatan ditukar dengan 115 triliun rupiah.
Namun, dolar AS masih menjadi mata uang utama dunia. Dari 10,7934 triliun dolar AS cadangan devisa yang dipegang seluruh negara anggota IMF pada kuartal keempat 2016, 5,05294 triliun dolar AS atau 46,82% di antaranya berbentuk dolar AS. Euro, pesaing terdekatnya, hanya mencakup 1,55926 triliun dolar AS atau 14,45%.
Sejak berakhirnya hubungan pertukaran bebas antara dolar AS dan emas pada 15 Agustus 1971, harga emas sudah meningkat dari 35 dolar AS menjadi 1.325,76 dolar AS per troy ons emas, kenaikan sebesar 3.687,89 persen dalam 46 tahun. Sebagai perbandingan, inflasi AS secara kumulatif sejak 1971 hingga Februari 2018 mencapai 514,8 persen. Ini membuktikan bahwa emas dapat menangkal penurunan nilai uang.
Harga emas pernah meningkat pesat pada 1970-an karena inflasi yang tinggi, harga minyak yang melonjak, dan eskalasi politik di kawasan Timur Tengah.

Kesimpulan
Akibat Depresi Besar, banyak negara meninggalkan Standar Emas yang dianggap menghambat pemulihan ekonomi. Kehancuran ekonomi di Eropa dan Asia dan keluarnya AS sebagai negara adidaya membuat dolar AS menjadi mata uang internasional. Karena tekanan besar terhadap ekonomi AS sebagai akibat terlalu banyaknya dolar AS di luar negeri, pemerintah AS menghentikan pertukaran antara dolar AS dan emas secara bebas dan sejak 15 Agustus 1971, mata uang yang dipakai dunia resmi menjadi mata uang fiat murni dan peran emas sebagai alat pembayaran dan instrumen moneter selama berabad-abad berakhir. Namun, emas mengalami peningkatan harga yang luar biasa karena berbagai faktor.


Demikian thread dari saya kali ini. Peran emas sebagai instrumen utama dalam sistem keuangan global telah tergeser oleh sebuah mata uang yaitu dolar AS. Lebih dari 46 tahun telah berlalu semenjak uang yang digunakan di seluruh dunia tak lagi didukung apapun dan murni bernilai hanya karena dinyatakan bernilai oleh pemerintah. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.


Smick, David M. (2009). Kiamat Ekonomi Global : The World is Curved - Krisis 2007-2008 Barulah Awal. Diterjemahkan oleh : Arfan Achyar. Jakarta : Daras Book.
Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
[URL=http://www.imf.org/en/News/Articles/2017/03/31/pr17108-IMF-Releases-Data-on-the-CurrencyS E N S O Rposition-of-Foreign-Exchange-Reserves]Referensi VI[/URL]
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII
Referensi XIV
Referensi XV



Diubah oleh gilbertagung 14-08-2019 01:26
nowbitoolAvatar border
nowbitool memberi reputasi
2
19.8K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan