nitadanieAvatar border
TS
nitadanie
Toko Kondom







Just for Fun 

Sore itu demikian sejuk, aromanya birahi. Setidaknya itu yang dirasakan oleh seorang pemuda tampan bercelana jeans yang bergegas masuk ke sebuah toko kondom.
“Beli apa?” tanya lelaki kekar pemilik toko.
Tubuhnya kekar, karena ia seorang petinju.
“Beli kondom, Pak, satu saja.”
Meski tubuhnya kekar dan menyeramkan, pemilik toko itu orang yang sangat ramah.
“Waaaah, mau bertarung ya? Memang harus berjaga-jaga jangan sampai tertular penyakit seksual”
Pemuda itu tertawa dan menggeleng.
“Tidak Pak, pacar saya ini hanya melakukan dengan saya, saya membeli kondom hanya berjaga-jaga jangan sampai dia hamil. Selebihnya sayalah yang mengidap penyakit, saya terkena gonorrhea dan HIV Pak.”
Pemilik toko itu memandangnya dengan tajam.
“Sudah berobat?” ia bertanya.
Pemuda itu menggeleng. Dengan melambaikan tangan ia berpamitan. Namun sejenak kemudian ia kembali lagi.
“Ada yang belum terbeli?”
Pemuda bercelana jeans itu mengeluarkan uang dari dompetnya.
“Setelah saya pikir, tambah lagi kondomnya satu, Pak. Untuk persiapan main dengan adiknya.”
Pemilik toko kondom itu terbelalak.
“Adiknya?”
“Ya, adiknya. Sepertinya adiknya juga mudah untuk dikerjain, terlihat sekali tanda-tandanya. Kemarin kami bertiga nonton film, adiknya mastur****.”
Pemilik toko kondom yang berbadan kekar itu bengong.
“Bagaimana bisa?”
"hahahaha"
Pemilik toko kondom itu terbelalak dan meledaklah tawanya. Dengan mengepalkan tangannya ia melayani, sebuah kondom merk lain dibungkus dan diserahkan.
“Selamat bersenang-senang anak muda, saya senang mendengar kisahmu.”
Dengan bersiul-siul pemuda itu kembali ke mobilnya, namun tiba-tiba ia berbalik.
“Ada apa lagi?” tanya pemilik toko kondom.
“Satu lagi, Pak.”
“Gila,” letup pemilik toko kondom itu sambil tertawa, “Kondom yang ketiga ini digunakan untuk dengan siapa?”
Pemuda itu menahan senyum.
“Ibunya.”
“Hah? Ibunya?”
“Ya,” jawab pemuda itu, “dilihat dari gejalanya, ibunya juga mengisyaratkan birahi. Ia sering duduk serampangan sampai terlihat celana dalamnya.”
Penjual kondom itu tertawa terkial-kial sampai tertekuk-tekuk tubuhnya. Cerita pemuda itu sungguh sangat lucu baginya.
Malam harinya, sekitar 21.00,
Di sebuah ruang makan dalam acara makan bersama, pemuda tampan itu duduk diapit gadis-gadis kakak beradik yang diincarnya. Di depannya pasangan suami istri yang matanya terarah tajam pada berbagai jenis makanan yang dihidangkan. Suasana hening ketika pemuda bercelana jeans itu memimpin doa dengan amat khusuk.
Doa itu entah apa kalimatnya, namun pemuda itu sangat larut sampai menitikkan air mata.
Selesai doa, salah seorang gadis bertanya.
“Aku tidak menyangka, kamu religious sekali.”
Pemuda itu memandang dengan tatapan bingung.
“Aku juga tidak menyangka, Bapakmu pemilik toko kondom itu.”

(biarlah Walopun gbr sama cerita ga nyambung 
)
1
2K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan