ersansanti
TS
ersansanti
Arti Sukses: Empati yang Pas


Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta sebagai makhluk relasional. Artinya kita diciptakan untuk berhubungan/berelasi dengan orang lain. Dalam relasi tersebut jelas akan ada banyak dinamika, tapi salah satu aspek yang menurut ane sangat penting adalah empati.



Sumber gambar: A


Empati (1) adalah “keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain”. Dengan kata lain, bisa menempatkan diri seandainya berada dalam ‘sepatu’/kondisi orang lain.



Sumber gambar: B


Untuk bisa terhubung/terkoneksi dengan orang lain dalam tingkatan yang memang dalam, bukan hanya di permukaan, maka respons yang genuine (apa adanya/tidak dibuat-buat) itu penting. Permasalahannya genuine saja tidak cukup kalau kita tidak memiliki empati. Saat ada orang yang bercerita bahwa dia memiliki persoalan berat, orang yang bersikap genuine bisa saja mengeluarkan respons, “Ya udah, mati aja loe.” Apakah itu respons yang genuine? Betul, tapi apakah itu menunjukkan empati? Tidak.


Orang dalam kondisi terjepit oleh permasalahan berat, disodorkan komentar sambil lalu seperti, “Ya udah, mati aja loe.”, itu bisa jadi semakin tertekan. Bagi yang sudah sangat tertekan, bisa saja mengiyakan komentar tersebut dan melakukannya. Jadi dalam hal ini sangat penting untuk memiliki empati supaya kita sukses berelasi dengan orang lain.


Masalahnya, zaman sekarang ini, banyak orang yang memanfaatkan orang yang berempati demi keuntungan sendiri. Sudah banyak cerita kriminal bermoduskan memanfaatkan kebaikan orang yang memiliki itu. Lalu bagaimana? Apa kita sudah tidak perlu lagi berempati? Tentu perlu, tapi empati ini sendiri perlu dalam kadar yang pas (tepat).



Sumber gambar: C



Empati tidak selalu harus mengiyakan permintaan seseorang. Empati tidak selalu harus ‘memapah’/’menggendong’ seseorang. Empati bisa juga dilakukan dengan cara membukakan mata orang yang membutuhkannya. Ada orang yang terlalu berlarut-larut dengan masalahnya sampai tidak sadar kalau dirinya sudah berkubang dalam rasa kasian pada diri sendiri. Dalam hal itu, empati yang pas tentu saja kita mendengarkan masalah yang bersangkutan, menunjukkan dukungan, tapi juga membukakan mata yang bersangkutan, bahwa hidup tidak berakhir karena hanya ada masalah itu. Karena membiarkan seseorang terus berada dalam masalah yang sama, itu juga bukan empati, tapi lebih ke arah menjerumuskannya lebih dalam lagi di persoalannya itu.



Kita tidak akan pernah rugi saat kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Memperlakukan seseorang dengan tulus, dengan mengingat bahwa setiap orang punya permasalahan sendiri yang harus ditanggungnya, semoga membuat kita semakin bisa menjadi orang yang berempati yang tepat sasaran dan tepat kadarnya.



Jadi mau sukses? Ayo kita berempati yang pas.



Sumber ide: pemikiran sendiri & curhat teman.

Sumber tulisan:
1

Sumber gambar:
A

B

C
Diubah oleh ersansanti 12-03-2018 07:00
0
2K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan