dybala.maskAvatar border
TS
dybala.mask
Indonesia Tukar Sukhoi Dengan Komoditas
Rabu, 28 February 2018 17:15 WIB

PEMBELIAN 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia, akhirnya disepakati dengan menawarkan sejumlah komoditas.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, sebanyak 30 komoditas akan ditawarkan untuk dipilih Rusia sebagai kegiatan imbal beli yang nilainya 50% dari nilai kontrak sebesar US$1,14 miliar, yakni US$570 juta.

"Kita kasih mereka list-nya dan akan diskusikan bersama mereka, ada 30 (komoditas yang ditawarkan)," ujar Enggartiato di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/2).

Enggartiasto menyebut 30 komoditas itu di antaranya adalah minyak sawit (CPO), karet, alas kaki, dan furniture.

Enggar mengatakan, "Alasan memilih 30 komoditas tersebut karena sekaligus menjadi sarana promosi. Karena saya tak mau tergantung pada 1 atau 2 komoditi, dan ini sekaligus bagian dari promosi, jadi bisa berkembang."

Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak pengadaan pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi Su-35 pada 14 Februari lalu. Dari 11 pesawat, rencananya 2 pesawat tempur canggih itu akan tiba pada Oktober mendatang dengan persenjataan lengkap.

Pembelian pesawat Sukhoi Su-35 itu bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang.

Sebelumnya Enggar mengatakan pembelian pesawat Sukhoi yang akan dilakukan dengan skema imbal dagang itu, berpedoman pada UU No.16/2012 tentang Industri Pertahanan, dan untuk membuat neraca perdagangan Indonesia seimbang dengan Rusia.

"Imbal dagang ini akan membantu neraca perdagangan kita. Kalau tidak diterapkan, kita hanya akan ada pengeluaran atau impor. Dengan imbal dagang, kita ada potensi menaikan ekspor US$570 juta," tutur Enggartiasto pada Agustus lalu.

Nantinya Rusia harus membeli 30 komoditas ekspor Indonesia. Pemerintah juga telah menunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai BUMN yang akan mengoordinasi imbal dagang.

Diketahui Rusia adalah mitra dagang Indonesia ke-24 pada 2016. Nilai total perdagangan Indonesia–Rusia 2016 tercatat US$2,11 miliar dan Indonesia mendapat surplus US$410,9 juta yang seluruhnya berasal dari surplus sektor nonmigas. (OL-4)

http://www.mediaindonesia.com/news/r...tas/2018-02-28
0
1.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan