indonesiaupdateAvatar border
TS
MOD
indonesiaupdate
LPS: Likuiditas Perbankan Terjaga Hadapi Risiko Eksternal


[quote]Di perbankan kita aman. Tidak ada perpindahan dana dan penarikan dana yang berlebihan bagi likuiditas," /quote]

JPP, JAKARTA - Likuiditas perbankan dinilai aman dan akan terjaga meskipun risiko eksternal sepanjang tahun masih akan membayangi seperti dari kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan neraca The Federal Reserve.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Jakarta, Selasa (23/1/2018), mengatakan belum ada "ancaman berarti" terhadap likuiditas perbankan. Sebagai otoritas penjamin simpanan perbankan, LPS melihat sejauh ini tidak ada potensi perpidahan dana.

"Di perbankan kita aman. Tidak ada perpindahan dana dan penarikan dana yang berlebihan bagi likuiditas," ujarnya.

KSSK, selain Ketua DK LPS, beranggotakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Halim justeru melihat perbankan akan lebih fleksibel dalam mengelola likuiditasnya setelah Bank Indonesia menambah komponen perhitungan rata-rata Giro Wajib Minimum Primer (GWM Averaging) per dua pekan menjadi sebesar dua persen dari total GWM-P sebesar 6,5 persen.

"BI sudah mengambil langkah untuk memperlonggar peraturan-peraturan terkait dengan likuiditas. GWM rata-rata Iniuntuk memberikan ruang dan memperlonggar likuiditas. Jadi tahun saya rasa likuiditas masih aman," ujarnya.

Agus Martowardojo mengatakan Bank Sentral akan memantau kondisi likuiditas sepanjang. Di waktu dekat, ujar Agus, kondisi likuiditas akan terjaga, karena kebijakan makroprudensial yang telah dikeluarkan seperti penyempurnaan GWM Sekunder dan juga indikator Rasio Intermediasi Makroprudensial.

"GWM Sekunder terjaga sehingga kita punya cadangan dan ini jaga kesehatan likuiditas dengan bank bisa me-repo ke BI," ujarnya.

The Federal Reserve diperkirakan akan melanjutkan normalisasi kebijakan suku bunga acuannya pada tahun ini dengan proyeksi tiga kali penurunan. Hal yang sama telah dilakukan pada 2017. The Fed juga telah mengurangi neracanya.

Sementara itu, Sri Mulyani melihat risiko eksternal lain yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi adalah moderasi pertumbuhan ekonomi China serta dinamika konflik geopolitik di berbagai wilayah.

Dari sisi domestik, tantangan timbul dari kenaikan harga minyak dunia terhadap laju inflasi atau subsidi, aliran dana nonresiden pada pasar keuangan dan tingkat permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih.

"Kemudian, persepsi pasar terhadap kondisi politik menjelang Pilkada serentak pada 2018 dan Pilpres 2019 serta perkembangan mata uang virtual `cryptocurrency` termasuk bitcoin," tambah Sri Mulyani.(ant)


Sumber : https://jpp.go.id/keuangan/perbankan...siko-eksternal

---

Kumpulan Berita Terkait KEUANGAN :

- Kredit Perbankan Tumbuh 8,1 Persen Sepanjang 2017

- LPS Perkirakan Suku Bunga Tetap sepanjang 2018

- Berantas Kampanye Hitam, KPU Libatkan Platform Media Sosial

0
161
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan