HOT THREAD KE 112
*24 Januari 2018*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Lagi dan lagi, saat membahas tentang acara televisi free to air yang ada di Indonesia, kita pasti tak akan bisa lepas dari pembahasan mengenai sinetron. Genre acara yang satu ini dari jaman dahulu kala memang sudah menjadi favorit pemirsa, khususnya ibu - ibu rumah tangga.

Beragam konflik tak berkesudahan yang di sajikan sinetron menjadikan acara ini begitu di gemari. Apalagi penokohan dan cerita yang di tampilkan juga mirip - mirip dengan cerita kehidupan sehari - hari. Hanya saja bedanya, kadang apa yang di tampilkan di sinetron terasa tak masuk akal. Orang jahat akan selamanya jahat dan baru akan insaf menjelang sinetronnya akan tamat. Sedangkan orang baik selalu di kesankan lemah, pasrah akan keadaan, neriman, mudah di bodohi, tidak pendendam dan hal - hal yang mengesankan bahwa dia orang baik.


Meskipun ceritanya cenderung tak masuk akal, dan hiperbola, episodenya pun hingga ratusan bahkan ribuan, namun sinetron tetap mendapat tempat di hati pemirsanya. Ini tak lepas dari banyaknya pilihan jenis sinetron, tergantung pangsa pasar penonton yang ingin di sasar.

Sinetron dengan cerita ringan biasanya di sukai oleh hampir seluruh kalangan masyarakat. Sinetron yang berkutat dengan cerita kehidupan rumah tangga di khususkan untuk pemirsa emak - emak. Sedangkan golongan remaja biasanya di suguhi sinetron percintaan kids jaman now yang menghadirkan aktor dan aktris kekinian yang looking face.. Adapun untuk kalangan agamis di berikan suguhan sinetron bergenre religi.


Khusus untuk genre yang terakhir, sejak beberapa tahun belakangan jenis sinetron ini sudah menjamur bak jamur di musim penghujan. Sinetron yang bertema sebab akibat, sebagai contoh jika seseorang selama hidupnya berbuat jahat maka meninggalnya pun akan mendapat azab. Ada pula sinetron religi yang di bumbui dengan cerita horror.

Seperti sinetron yang berjudul Jodoh Wasiat Bapak. Sinetron yang hingga saat ini masih tayang di salah satu televisi swasta dan sering menduduki rating nomor satu berdasarkan data survei AC Nielsen ini juga mengangkat tema serupa. Sinetron ini bukanlah sineton bersambung, jadi dalam setiap episodenya hanya mengangkat satu tema yang akan habis di ceritakan dalam satu episode saja. Sedang di episode selanjutnya, semua pemain, di luar pemain intinya akan di ganti. Mungkin ini juga yang menjadi salah satu kekuatan sinetron ini, karena pemainnya berganti - ganti sehingga tak membosankan.


Sinetron ini awalnya tayang di jam 22.00 dengan judul Jodoh Pengantar Jenazah, ceritanya berkutat tentang seorang sopir pengantar jenazah yang mempunyai adik perempuan. Sang adik perempuan ini memiliki kemampuan melihat hal - hal ghaib terutama bisikan dari arwah orang - orang yang meninggal secara tak wajar untuk mengungkap siapa pembunuhnya. Oleh karena garis besar sinetron ini bercerita tentang azab dan bisikan ghaib, tentu di setiap episodenya selalu saja ada yang meninggal. Dan anehnya meninggalnya pun dengan begitu mudah. Ada yang habis di jambret orang, lari - lari minta tolong, eh pas di tolongin gak lama kemudian meninggal. Dan arwah orang yang meninggal itu pun menakut - nakuti orang yang di sekitar TKP, termasuk ke orang yang menyebabkan dia meninggal.


Sinetron religi yang seharusnya mencerahkan, justru malah membelokkan ceritanya menjadi semi horror dan juga tak sesuai dengan ajaran agama. Seharusnya orang yang meninggal ya sudah meninggal, tak mungkin arwahnya bergentayangan hanya untuk mengungkap siapa pembunuhnya. Dan yang menjadi keanehan lagi, setelah judulnya di ubah menjadi Jodoh Wasiat Bapak, ceritanya pun tak pernah mengulik tentang jodoh yang di wasiatkan bapaknya. Tapi ceritanya justru masih tetap sama dengan saat masih berjudul Jodoh Pengantar Jenazah. Dan belum lagi dalam cerita sinetron ini, setting lokasinya kan dalam satu kampung. Kalau dalam satu kampung, dan setiap hari ada yang meninggal, tapi para penduduknya kok fine - fine aja ya, nggak ada tuh yang pengen pindah ke kampung sebelah.







Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Pengamatan dan Opini Pribadi TS
Sumur Gambar : Om Google