HOT THREAD KE 113
*24 Januari 2018*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Sandang, pangan, papan. Tiga jenis kebutuhan pokok/ primer ini wajib di penuhi seseorang, diluar kebutuhan - kebutuhan sekunder dan tersier lainnya. Tanpa salah satu dari ketiganya, maka hidup kita belum bisa di katakan sempurna.

Bagi sebagian besar masyarakat, kebutuhan akan sandang dan pangan masih bisa terpenuhi dengan mudah, namun tidak sama halnya dengan kebutuhan papan. Biaya yang tinggi untuk mendapatkannya, jadi alasan utama kenapa masih banyak orang belum punya hunian untuk tempat tinggal. Untuk memenuhi kebutuhan mereka akan papan ini biasanya dengan sewa kost tiap bulan ataupun sewa kontrak rumah per tahunnya.


Hal ini di manfaatkan betul oleh para calon wakil rakyat ataupun calon pemimpin yang akan bertarung di pilkada. Mereka menjual program hunian yang memang akan nampak seksieh di kalangan masyarakat. Mereka berharap akan meraup suara tinggi dengan iming - iming rumah murah, rumah DP 0 persen, rumah DP 0 rupiah dan program serupa lainnya.

Meskipun bertujuan menarik massa, namun seharusnya para calon pemimpin tetaplah harus realistis, jangan hanya janji muluk - muluk saat kampanye namun nantinya bakal sulit untuk di realisasikan. Ada beberapa penyebab janji - janji kampanye sulit untuk di realisasikan. Salah satunya karena berbenturan dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku dan juga secara logika tak mungkin janji itu di wujudkan.


Program ini jugalah yang menjadi satu di antara beberapa program yang di tawarkan dan mampu menjadi daya tarik masyarakat ibukota memilih pasangan Anies Sandi pada perhelatan pilkada tahun lalu. Hingga akhirnya pasangan ini mampu memenangi kontestasi dan layak menduduki balai kota.

Beberapa program yang di janjikan saat kampanye pilkada lalu telah di jalankan sebelum 100 hari pertama kepemimpinannya berakhir. Mulai dari penataan sentra tanah abang dengan mengijinkan PKL berjualan di jalan raya, kembali mengijinkan sepeda motor melalui jalan protokol ibukota yang sempat di larang gubernur sebelumnya (meskipun sebenarnya sebelum Anies Sandi menetapkan kebijakan ini, Mahkamah Agung telah lebih dulu mengabulkan uji materi yang di lakukan warga Jakarta atas kebijakan larangan sepeda motor di jalan protokol), menghentikan proyek reklamasi, melaunching program OK Otrip, dan yang terakhir keputusan menghidupkan kembali becak untuk dapat beroperasi di kampung - kampung (kebijakan ini sebelumnya di larang sejak Gubernur Bang Yos).


Dan yang masih gres yaitu groundbreaking dan peresmian program rumah dengan DP nol rupiah. Program ini sebelumnya sempat mendapat tentangan dari Bank Indonesia, karena menurut peraturan, untuk pembiayaan perumahan, uang muka yang wajib di setor adalah minimal 30% dari harga beli rumahnya.

Tapi toh, akhirnya program ini tetap berjalan. Meski ada beberapa hal yang tak sesuai dengan janji di awal. Pada saat kampanye yang lalu, pasangan ini menjanjikan rumah tapak di tengah Jakarta bagi warganya. Namun belakangan, Anies merevisi rencananya menjadi rumah lapis. Dan yang terakhir, saat peresmian kemarin terungkap bahwa rumah yang akan di bangun adalah rumah susun. Salah satu alasan berubahnya model rumah dari rumah tapak menjadi rusun adalah keterbatasan dan mahalnya harga lahan di ibukota ini.


Dengan Down Payment nol rupiah, Anies berharap dapat membantu masyarakat golongan menengah kebawah dengan penghasilan di bawah 7 juta rupiah perbulannya untuk dapat memiliki rumah sendiri.








Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Opini Pribadi TS, Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google