skydavee
TS
skydavee
3 Orang Ini Jarang Mengaku Salah. Siapakah Mereka?


Hawa sejuk dari AC diruangan mesjid seringkali membuat saya terlelap dan tertidur. Bahkan kata teman saya, nggak cuman tidur, kadang pake acara mendengkur.

Tapi pada khotbah Jum'at episode kali ini, mendadak mata dan badan kompak melawan bisikan setan untuk kembali tidur.

Ustad yang berceramah, selain elok dipandang mata, juga terlihat berkarisma meski jidatnya tanpa ada stempel berwarna hitam. Parasnya berseri dan bercahaya.

Suaranya pas banget ketika melantunkan ayat-ayat suci yang dibacakannya. Lembut tapi intonasinya tegas dan jelas.

Terlebih, materi khotbah hari ini sangat menarik sekali. Berkisah tentang 3 orang yang susah untuk mengaku salah, apalagi meminta maaf.

Siapa saja ketiga orang tersebut? Mumpung ingatan saya masih belum error, mari kita bahas bersama.

1. Orang Kaya

Spoiler for Orang kaya biasanya enggan mengakui salah:


Saya setuju tidak semua orang kaya enggan untuk mengakui salah. Selalu ada sisi pengecualian yang membedakan mereka.

Namun, rata-rata orang yang bergelimangan dengan harta cenderung gengsi untuk mengakui jika mereka salah.

Faktor yang menyebabkan bisa karena status mereka sebagai orang kaya dengan timbunan harta yang menggurita. Sehingga kata-kata salah seakan-akan telah hilang dari kamus hidupnya.

Kejadian seperti ini pernah saya temui dulu, ketika terjadi perseturuan yang melibatkan tetangga pemilik kos-kosan beberapa waktu yang silam.

Kedua belah pihak ini, meski jelas terlihat siapa yang salah, persis seperti yang pengkhotbah ucapkan, tidak ada satupun yang bersedia mengakui kesalahannya.

2. ‎Orang Tua

Spoiler for Kadang mereka berlindung dibalik kata "tua":


Sama halnya dengan orang kaya, tidak semua orang tua enggan mengakui salah.

Akan tetapi, banyak orangtua berlindung dibalik "tua"-nya, sehingga apa pun yang mereka perbuat, adalah benar adanya. Tentu, menurut perspektif mereka.

Terlebih bila yang mengingatkan adalah anaknya sendiri. Dengan entengnya, mereka akan menjawab bahwa orang tua sudah kenyang makan asam garam kehidupan.

Jadi, nasehat anak akan mental seperti gaung suara yang memantul dari dinding gua.

Padahal, bisa jadi apa yang disampaikan anak itu benar. Diakui atau tidak, orangtua kadang juga menyimpan rasa gengsi bila berhadapan dengan anggota keluarganya. Utamanya kepada anak sendiri.

3. ‎Pejabat

Spoiler for Pejabat meminta maaf? Jarang terdengar:


Jujur, saya jarang sekali mendengar penjabat yang tersandung kasus hukum, lantas dengan gagah berani seperti ketika sedang kampanye, mengumumkan dirinya untuk meminta maaf dihadapan publik.

Realita yang ada, meski jelas-jelas terjerat kasus pidana, mereka masih sempat melambaikan tangan dan memberikan senyuman indah yang mengandung berjuta makna.

Jika melihat kondisi demikian, rasanya hati ini hendak meronta-ronta. Sudahlah salah, eh senyumnya merekah. Andai tak takut dosa, pengen rasanya nimpukin pakai batu bata. Biar tahu rasa!

Apakah hal ini disebabkan oleh kebiasaan dan kultural masyarakat kita yang konon katanya murah senyum?

Nggak juga deh. Lah wong senggolan diperempatan lampu merah tanpa sengaja saja saya sering dipelototin? Masak kek gitu yang disebut murah tersenyum?

Mengakui salah jika memang benar-benar bersalah bukanlah kejahatan. Sebab, tak ada satupun manusia yang terlepas dari sebuah kesalahan.

Apakah kesalahan itu dari ucapan, tindakan, disengaja atau pun tidak.

Dengan mengakui kesalahan lantas meminta maaf, hal tersebut tidak akan menurunkan derajat kemanusiaan yang dimiliki oleh seseorang. Percayalah!

Oleh sebab itu, jika memang Tuhan memberi rezeki berlimpah dan dijadikan orang kaya, bila salah, akui saja salah. Hal ini tidak akan mengurangi harta atau wibawa yang ada pada dirinya.

Andai telah menjadi orangtua, janganlah memandang seolah tanpa salah. Nasehat dari anak, kadang perlu direnungkah dan tak usah sungkan untuk mengaku salah bila memang salah.

Terakhir, buat pejabat, apapun tingkat level-nya, dengan mengakui salah, artinya kembali sadar diri dan begitulah kodrat manusia. Bukan malah petentang-petenteng hendak menyamai Tuhan.

Sebab, hanya Tuhanlah Yang Maha Benar.

Kira-kira begitu akhir ceramah pada Jum'at kemaren. Semoga pada khotbah selanjutnya, saya bisa mengikuti kembali tausiah yang disampaikan, dan nggak tertidur, apalagi pakai mendengkur!


©Skydavee

Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 16-01-2018 02:51
0
25.5K
233
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan