AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Kesaktian Gas Elpiji yang Bisa Menghilang
Spoiler for My Story:



Beberapa hari yang lalu Ane harus muter-muter dari satu tempat ke tempat lain, demi memperoleh setabung gas elpiji 3 kg.

Akhirnya Ane berhasil memperolehnya setelah “mencegat” sepeda motor seorang pengecer yang membawa beberapa tabung gas elpiji ke toko pengecer lain. Tentu saja dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga normal, dan ini bukan untuk yang pertama kalinya terjadi.

Yah, semenjak setahun belakangan ini, gas elpiji seolah-olah menjadi barang langka yang bisa menghilang secara misterius dari pasaran.

Ane jadi teringat pada saat mula pemerintah mengkampanyekan gas elpiji ini. Katanya “gas elpiji lebih irit dan murah dari minyak tanah, dan sumber daya gas sangat melimpah”.

Tapi kenyataannya, sekarang gas elpiji justru lebih mahal dari minyak tanah, dan sangat sulit untuk didapatkan, khsususnya di daerah Ane.

Dan Ane teringat pula, pada masa menggunakan kompor minyak tanah, sangat jarang terjadi kelangkaan minyak tanah. Kalaupun terjadi, paling lama cuma tiga hari.

Tapi di zaman gas ini, kelangkaan justru sangat sering terjadi, dan berlangsung berminggu-minggu lamanya.

Melihat fakta tersebut, mungkin kita bertanya-tanya, ke mana menghilangnya benda yang didengung-dengungkan sangat melimpah ini?

Berdasarkan pemikiran Ane, inilah faktor-faktor penyebabnya:

1. Emang Langka dari “Sono”nya



Boleh jadi kelangkaan gas elpiji ini disebabkan dari Pertamina sendiri. Jumlah gas yang diolah dan didistribusikan Pertamina per bulan lebih sedikit dari jumlah yang dipakai oleh masyarakat. Misalnya, dalam sebulan Pertamina hanya mampu menyediakan 2 juta kg gas elpiji, sedangkan masyarakat menghabiskan 3 juta kg dalam sebulan (2 juta kg dalam 20 hari). Akibatnya, selama 10 hari di akhir bulan, elpiji akan menjadi langka di pasaran, karena memang stok sudah habis, dan harus menunggu pada awal bulan berikutnya. Ini akan terus berlangsung setiap bulan, selama Pertamina tidak bisa menyediakan gas elpiji sama atau lebih dari kebutuhan masyarakat dalam sebulan.

2. Gangguan Sarana Distribusi



Gas elpiji didistribusikan dari Pertamina Pusat ke Pertamina Propinsi, kemudian diteruskan ke agen-agen dan para pengecer. Distribusi dari pusat ini biasanya dilakukan melalui jalur darat dan laut. Khusus jalur laut ini sering terkendala atau tergangu akibat faktor cuaca buruk, gelombang tinggi, atau memang kerusakan sarana transportasinya. Akibatnya, gas elpiji tertunda / terlambat sampai ke tempat tujuan.

3. Permainan Agen “Nakal”



Mungkin, sekali lagi mungkin (Ane tidak nuduh), kelangkaan gas elpiji ini akibat ulah agen yang nakal. Boleh jadi gas elpiji itu lancar-lancar saja distribusinya dari Pertamina, dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat setiap bulan.

Namun agen-agen nakal ini bermain dengan menyetok gas elpiji dan menyalurkannya sedikit demi sedikit ke pasaran, sehingga menjadi langka, dan harga bisa dinaikkan.

Buktinya, meski langka, namun masih bisa ditemukan. Toko-toko agen atau pengecer masih ada yang menjual dalam stok terbatas. Hari ini habis, besok ada lagi beberapa tabung, entah datang dari mana.

Bisa pula gas-gas itu dioplos ke tabung-tabung kosong. Buktinya, rata-rata gas elpiji yang Ane beli, segelnya sudah rusak dan mudah dibuka. Tidak ada lagi yang utuh seperti yang baru dikemas.

Dengan cara ini, para agen dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Nah, itulah tiga faktor penyebabnya versi Ane.
Yang lain silakan Agan-Agan tambahkan sendiri.
*******

Spoiler for Referensi:
Diubah oleh Aboeyy 27-04-2018 18:42
0
25.2K
206
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan