Berbicara soal sepak bola profesional, tentu salah satunya tak terlepas dari klub-klub yang terlibat di dalam suatu liga yang dibuat di suatu negara. Lebih khusus liga Indonesia tentu juga memiliki klub-klub pro sebagai syarat untuk berlaga di kasta tertinggi liga.



Jauh beberapa tahun ke belakang sejak digelarnya liga Indonesia, klub-klub yang terlibat di dalamnya hampir setiap tahun melakukan perombakan komposisi pemain. Sebagian besar klub hanya berani mengontrak pemain dalam jangka waktu semusim saja.

Tentu hal itu disinyalir karena pendanaan klub yang belum mapan sepenuhnya. Banyak sumber dana yang bisa didapatkan klub untuk menghidupi biaya klub selama berkompetisi, seperti dari sponsor, hak siar, ataupun hak saham di induk operator liga.



Budaya mengontrak pemain yang hanya semusim tersebut sepertinya mulai berubah di kalangan klub sejak kompetisi 2016 hingga 2017. Seiring dengan bertambahnya kepercayaan sponsor kepada klub, membuat manajemen klub berani menggelontorkan dana untuk mengikat pemain potensialnya dalam jangka panjang.

Bali United, Persija, Persib, PSM dan banyak klub di Liga 1 mulai menerapkan kontrak jangka panjangnya. Seperti Spaso yang dikontrak 3 tahun oleh Bali United, yang sebelumnya juga mengontrak Irfan Bachdim dan Lilipaly hingha 2020, tak hanya itu Bali United juga memasang kontrak jangka panjang kepada beberapa pemain mudanya, dilansir via www.goal.com (14/12/2017).



Bali United hanya sebagian kecil contoh bahwa sepak bola Indonesia mulai bergerak ke arah yang profesional dalam artian yang sebenarnya. Sebagian besar klub sudah sadar akan pentingnya mempertahankan kekompakan tim setiap musimnya, dan itu tentu dimulai dari tidak melakukan perombakan besar-besaran di akhir kompetisi.

Fenomena kontrak jangka panjang ini sejatinya akan melindungi pemain yang tentunya tak perlu berfikir panjang lagi setiap tahunnya untuk menentukan nasib mereka. Dari pihak klub pastinya juga akan menjadi keuntungan tersendiri karena mengontrak pemain dalam waktu yang lama akan membuat klub stabil dan tidak perlu melakukan banyak penyesuaian saat musim baru tiba.

Gelagat klub-klub di liga Indonesia yang mulai sadar terhadap tata kelola klub yang sehat tentu akan berdampak pada kualitas liga itu sendiri. Meskipun masih banyak kekurangan dimana-mana, namun setidaknya Indonesia sudah bergerak ke arah sepak bola yang memang menjunjung tinggi profesionalitas.

Dengan pertumbuhan klub-klub seperti ini tentu diharapkan lebih banyak lagi anak-anak muda yang memberanikan diri terjun ke dunia sepak bola. Selain itu juga diharapkan tidak ada lagi kekhawatiran menjadikan sepak bola sebagai sumber hidup seiring semakin profesionalnya klub-klub yang terlibat di Indonesia.



Sistem kontrak jangka panjang yang mulai banyak diterapkan klub di Indonesia memang hanyalah sebagian kecil dari unsur sebuah klub bisa dikatakan profesional. Namun setidaknya jika tak bisa berkembang dengan cepat, berkembang dengan perlahan namun ke arah yang positif saja akan memberikan dampak yang signifikan beberapa tahun ke depannya. Apa yang diinvestasikan klub-klub tersebut hari ini, pastinya akan membuahkan hasil suatu saat nanti jika tata kelola yang dilakukan benar-benar menjunjung tinggi profesionalitas.

Nah bagaimana menurut kalian...??



Disadur dari Eka Gusnadi