Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Energi Bangsa Habis Cuma Untuk Bahas Ujaran Kebencian


SEPANJANG 2017 masyarakat pers di Tanah Air sibuk menghadapi serbuan hoaks atau kabar bohong, fitnah dan ujaran kebencian yang marak dibicarakan di tengah masyarakat dan atau disebarkan di jejaring media sosial.



Tak sedikit dari kabar bohong dan ujaran kebencian itu yang mampu menerobos masuk ke ruang redaksi media, menghiasi pemberitaan media massa berbasis internet. Sehingga pada gilirannya menciptakan kebingungan dan mempertajam pertikaian di tengah masyarakat.



Tidak berlebihan, bila ada anggapan yang mengatakan bahwa tak sedikit energi sosial bangsa habis untuk menanggapi kabar bohong dan ujaran kebencian sepanjang 2017.



Dalam siaran pers yang dikeluarkan di Jakarta, Minggu (31/12), secara umum ada dua hal yang menyebabkan ruang redaksi kerap kebobolan dan ikut mendiseminasi kabar bohong dan ujaran kebencian.



Pertama, pemahaman terhadap kode etik jurnalistik dan kemampuan menghasilkan karya jurnalistik yang rendah. Kedua, ketidakmampuan pengelola redaksi menarik garis tegas dan menjaga jarak dengan kepentingan-kepentingan lain di luar kepentingan publik yang seharusnya menjiwai produk pers.



Walau memprihatinkan, namun pengalaman di sepanjang 2017 patut dijadikan pelajaran berharga sebagai bekal dalam memasuki 2018 dan tahun-tahun berikutnya.



Menyambut 2018 Pengurus Pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama ini menyerukan:



1. Mendorong perusahaan media siber yang menjadi anggota SMSI untuk terus meningkatkan pemahaman dan penghormatan terhadap kode etik jurnalistik, serta kemampuan wartawan dalam memproduksi karya pers.



2. Mendorong perusahaan media siber yang menjadi anggota SMSI untuk terus menerus mengkampanyekan Pedoman Pemberitaan Media Siber yang dikeluarkan Dewan Pers.



3. Mengingatkan pemilik dan pengelola media siber anggota SMSI bahwa 2018 dan 2019 adalah tahun yang dipenuhi agenda politik lokal dan nasional. Masyarakat pers memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk ikut menciptakan proses politik yang demokratis, konstruktif dan produktif bagi bangsa dan negara. (OL-4)




Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ian/2017-12-31

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Kementerian LHK Gandeng PBNU Ajak Kerja Sama

- Rekor Kemenangan City Dihentikan Crystal Palace

- Difteri akan Dapat Diatasi

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
540
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan