## Memori Miris

"Jadi menurut saya mas, ekonomi negara ini masih akan berkembang..."

"Oh.. Iya..."

"Ini juga saya masih....

Krinng.
Krinnng.

"Sebentar mbak, saya angkat telfon dulu ya."

"Oh iya, silahkan mas..."

----

"Halo kak."

"Bop"

"Ya"

"Bop, duh,"

"Yaa kenapaa."

"Nata kecelakaan!"

"Ah yang bener kak"

"Nata kecelakaan abis pulang dari pub kemarin malem. Kejadiannya di jalan mazargues."
"Gua mau langsung elu langsung kesini. Elu langsung ke.

"Bentar kak,"

"Jangan bentar-bentar bop.., gua gatau ini gimana, gua mau lu langsung kesini, kerjaan tinggalin aja dulu"

"Maksud gua sebentar kak, gua harus pesen tiket pesawatnya dulu."

"Gak perlu bop, elu langsung ke husein aja, kontak nomor ini 08xxxxxx bilang destinasi tujuannya ke marseille, gua udah koordinasi sama dia sebelumnya."

"Itu siapa kak?"

"Itu langganan gua."
"Cepetan ya bop, temenin gua disini, gua bingung banget, aduh, nata koma bop...."

"Iya, iya, tenang."

"Gak bisa bopbop... Gimana mau tenang."

"Yasudah, gua siap-siap kak."

"Cepetan!"

Lalu telfon ditutup.

----

"Mbak, ah... Mohon maaf, saya antar mbak sampai depan mall pvj aja ya. Nanti dari situ mbak bisa sambung lagi sampai ke jalan setiabudhi.
"Trip mbak yang ini saya gak ambil fare nya. Maaf banget ya mbak."

"Oh, ok mas, tapi nanti saya bisa sambung lagi menuju ke setiabudhi kan?"

"Iya, bisa kok, naik taksi online yang lain lagi aja mbak."

"Okey.."

Lima menit dari bawah jalanan sukajadi, gua pun sampai di depan pvj.

"Maaf ya mbak, trip nya nggak full."

"Oh, santai aja mas, ini mas, uangnya, saya lebihin gapapa ya?"

"Eh? Jangan mbak, kan saya nggak full antar mbak nya."

"Yakin mas?"

dan si mbak itu menyodorkan uang seratus ribu ke gua.

"Yakin mbak, jangan dibayar, di kasih bintang lima aja mbak, biar saya bisa narik lagi."

"Oh.. Yaudah, saya rate lima aja ya.."

"Iya. Maaf ya mbak..."

Brugh.

Pintu mobil ditutup, penumpang perempuan itu keluar dari mobil. Dari jalanan pasir kaliki gua antar dia sampai depan pvj. Hari itu kaka telfon gua untuk kasih kabar buruk sama gua, gua pikir ga bakalan ada yang kayak begitu, ya hari-hari seperti biasa aja.

Dari depan pvj gua langsung menyetir mobil gua menuju ke arah sarijadi untuk langsung pulang ke rumah, gua lihat, jalanan kota kembang gak lagi macet sekitar jam empat sore itu, jadi gua bisa dengan leluasa salip kanan salip kiri.

Sambil nyetir gua coba hubungi nomor yang tadi kakak kasih buat gua... Gua sms dulu, cuma buat bilang kalo gua ini adeknya kakak gua yang bakal minta diantar sama dia, gua mau minta izin sebelumnya untuk telfon. Sepuluh menit kemudian ada balasan sms dari dia. Katanya silahkan di telfon.

----

"Halo. Met sore."

"Selamat sore. Ini adiknya artha ya?"

"Iya pak betul."

"Jangan panggil saya bapak ah. Saya masih muda, panggil aja mas koko."

"Oh, ya mas koko, saya diminta kak artha untuk kontak nomor mas nya, kira kira 30 menitan lagi saya sampai di husein mas."

"Okay... Barusan artha sudah bicara dengan saya... Sudah jelas keperluannya, oh okay, kalau gitu saya percepat menuju ke bandaranya ya."

"Iya mas."

"Okay, sampai ketemu nanti."

Lalu telfon ditutup.

----

Pas telfon si mas koko itu selesai gua sudah berada di daerah surya sumantri, sudah dekat rumah, gak beberapa dari situ gua pun sampai dirumah gua.

"Acennnn."
"Cennnnnn."
"Cenntot!"

Gak beberapa lama acen muncul.

"Ya gan. Ada apa?"

"Tolong bantu gua cen, antar gua ke husein."

"Ada apa gan, biasa nya juga baru beres nyupir jam delapan malem."

"Ada keperluan mendadak cen. Bantu beresin koper gua ya."

"Siap gan."

Dan gua naik ke lantai atas rumah gua, tarik beberapa pasang baju gua dan peralatan gua yang lainnya, masukin ke koper dan gua sudah siap untuk pergi. Karena si kakak minta gua pergi secepatnya.

"Cen duluan turun. Nyalain mobil, gua nyusul."

"Ok gan."

Masih di atas, sambil melihat ulang barang bawaan gua, gua duduk melamun, sial.

Nata koma....