subeektiAvatar border
TS
subeekti
Waspada Gempa Dahsyat Akan Terjadi Akhir Desember 2017
Hal mengerikan diramalkan terjadi pada akhir 2017: gempa dan tsunami dahsyat konon akan terjadi di Samudra Hindia. Prediksi tersebut disampaikan lewat surat yang ditujukan ke Perdana Menteri India, Narendra Modi pada 20 September 2017.

Pengirim surat adalah Babu Kalayil, yang mengklaim punya extrasensory perception (ESP) alias indra keenam.

"Di Samudra Hindia, gempa bumi akan terjadi sebelum 31 Desember 2017. Lindu dahsyat ini bisa mengguncang seluruh pesisir wilayah benua Asia," tulis dia dalam suratnya pada PM India, seperti dikutip di situs anti-hoax, Snopes.com, Kamis (14/12/2017).

"Sebelas negara akan terdampak: India, China, Jepang, Pakistan, Nepal, Bangladesh, Thyland (Thailand), Indonesia, Algantstan (Afghanistan), Sri Lanka, dan akan berlanjut ke negara-negara Teluk," tambah dia. Ada banyak salah ketik atau typo dalam surat itu. 

Babu Kalayil mengklaim, ramalan itu didapat pada 20 Agustus 2017 lewat indra keenamnya.

Meski klaim tersebut tak didukung bukti ilmiah, ramalannya itu mengingatkan kembali akan apa yang terjadi pada akhir Desember 2004.

Kala itu, Minggu pagi 26 Desember 2004 pukul 07.58 WIB, gempa dengan kekuatan 9,1 skala Richter terjadi. Pulau Sumatera berguncang hebat, terutama di Aceh. Lindu kencang selama 10 menit memicu kepanikan.

Lindu dahsyat itu disusul tsunami. Dari Aceh, gelombang gergasi memantul ke 12 pantai di pesisir Samudera Hindia. Korban-korban berjatuhan di Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, Thailand, Myanmar, Malaysia, Somalia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, dan Kenya. Total 230 ribu nyawa terenggut.

Akankah tsunami akan terjadi sesuai dengan ramalan itu? Sejumlah ilmuwan meragukan klaim tersebut.

Dr Mohd Hisham Mohd Anip dari Badan Meteorologi Malaysia mengatakan, tak ada bukti ilmiah yang menunjukkan ramalan itu perlu dikhawatirkan.

Ia menegaskan, belum ada teknologi yang bisa memprediksi aktivitas seismik, apalagi selang beberapa bulan sebelum kejadian.

"Tak ada indikator ilmiah yang menunjukkan terjadinya gempa dan tsunami besar di Samudera Hindia pada akhir tahun. Ia (peramal) hanya memprediksi berdasarkan dugaan," kata dia kepada The Sun Today.

Direktur Pusat Penelitian Bencana Alam Universiti Malaysia Sabah (USM), Felix Tongkul juga mengungkapkan hal senada.

Tongkul mempertanyakan mengapa orang yang mengaku sebagai ilmuwan asal India itu bisa mengeluarkan prediksi tanpa riset yang menghasilkan bukti kuat secara ilmiah.

Padahal, kata dia, ramalan tersebut bisa membuat orang panik.

Sementara itu, dalam siaran persnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menanggapi prediksi tersebut.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Saldy menegaskan, ramalan tersebut tak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Karena cakupan dampak yang disebutkan sangat luas dan sulit diterima dalam ilmu kegempaan (seismologi)," kata Saldy.

BMKG, ia menambahkan, tak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatannya.

"Masyarakat diimbau tidak terpancing isu yang beredar tersebut (gempa dan tsunami)," kata dia.
Sumber : liputan6.con
0
2.4K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan