Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
OKI Deklarasikan Jerusalem Timur Ibu Kota Palestina


KONFERENSI Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Istanbul, Turki, kemarin, mendesak dunia untuk mengakui bahwa Jerusalem Timur ialah ibu kota Palestina.



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menutup KTT Luar Biasa yang digelar sebagai tanggapan keras atas pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Jerusalem ialah ibu kota Israel itu.



Pernyataan resmi yang dirilis dari KTT Luar Biasa OKI itu berbunyi, "Mendeklarasikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina dan mengundang semua negara di dunia untuk mengakui hal itu."



Negara-negara anggota OKI juga menegaskan bahwa deklarasi yang dibuat Trump tidak bisa diakui karena secara sengaja mengabaikan semua upaya perdamaian serta menjadi pemicu terjadinya ektremisme dan terorisme.



Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma menegaskan bahwa negara-negara OKI mendeklarasikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.



Selain itu, ada lima hal lain yang dicapai dari KTT itu, yaitu mengajak semua negara di dunia untuk tidak mengikuti langkah AS, OKI menjadi penggerak agar negara di dunia mengakui kemerdekaan Palestina, meminta negara OKI yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk melakukan peninjauan kembali, meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina, dan negara OKI harus menjadi motor bagi pencapaian kemerdekaan Palestina di berbagai forum internasional.



Kekuatan lobi



Negara-negara anggota OKI harus menunjukkan kekuatan lobi mereka untuk bisa mengalahkan kekuatan Israel.



Hal itu dikatakan pengamat internasional Guspiabri Sumowigeno.



Menurutnya, keputusan Trump untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan buah kerja lobi Israel ke berbagai organ-organ politik AS.



Karena itu, imbuh pria yang menjabat sebagai Direktur Par Indonesia Strategic Research, negara-negera anggota OKI harus serius membela Palestina dengan cara melakukan lobi ke berbagai kekuatan politik dan masyarakat sipil AS.



Ia menekankan lobi ke komunitas politik AS harus dilakukan konsisten dan merupakan kerja jangka panjang dan ongkosnya juga tidak kecil.



"Dalam hal ini, kendalanya besar karena motor negara-negara OKI cenderung tidak punya kultur demokrasi. Gestur komunikasi dan lobi negara-negara OKI tidak familier dengan kultur komunitas politik dan elite intelektual Amerika," kata dia.



Apa yang digagas OKI dengan KTT Luar Biasa untuk Palestina akan memberikan pengaruh signifikan jika didukung Eropa, Rusia, dan Tiongkok.



Sementara itu, Marwan Bishara, analis politik Al Jazeera, mengatakan KTT di Istanbul menyoroti bahwa orang-orang Palestina, Arab, dan muslim terus berkomitmen terhadap perdamaian.



"Sekarang, negara-negara muslim selain banyak negara lainnya yang bersekutu dengan Palestina akan mengakui Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," ujarnya.



"Dan negara-negara Islam tersebut siap untuk memutuskan hubungan untuk menghukum satu negara yang mengikuti jejak Amerika Serikat dalam mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel." (AFP/DW/I-2)




Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ina/2017-12-15

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Maduro, Sosok Mengejutkan di Istanbul

- Thailand Pangkas Perdagangan dengan Korut

- Pemerintah tidak Aktif Melatih Nelayan Cantrang

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
785
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan