skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Kenakalan Remaja itu Salah Siapa Sich?!


Beberapa hari yang silam, entah berapa kali air liur meleleh dari bibir saya. Suasana sore yang sendu beratapkan awan setengah mendung, seharusnya menebar aroma sejuk.

Ditambah semilir angin yang berhembus kadang sepoi-sepoi, kadang kenceng, kadang semriwing. Pokoknya seperti nada tak beraturan dari suara gitar yang cuman terdiri dari tiga senar. Senar lainnya pedot!

Kenapa air liur meleleh? Gigi geraham yang tumbuh telat dengan sukses memotong gusi. Sakitnya setengah mati. Belum lagi kata bu dokter yang semlohai, giginya kudu dioperasi. Lengkap sudah derita ini!

Kalau sudah begini, omong kosong sama lagu dangdut yang liriknya lebih memilih sakit gigi daripada sakit hati. Sekali lagi, omong kosong saudara saudari!!!

Lagi merenung karena sakit gigi sialan, tiba-tiba lewat dua pemuda tanggung, mungkin masih SMP lah kira-kira. Mereka berdua berboncengan, gak pake helm, trus pada mbleyer-mbleyer. Bruumm... Brummmm!!!!

Darah saya langsung mendidih. Spontan insting saya yang pernah ikutan pesantren kilat selama seminggu di pondok Al-Maksum Ponorogo (apa hubungannya?), bergegas mengejar dua pemuda tengik tadi.

Setelah adegan demi adegan seperti dalam sinetron Anak Jahanam, akhirnya mereka berhasil saya paksa minggir ke tepi jalan.

Saya perhatikan wajah polos kedua anak ini. Yang satu berambut agak gondrong, satunya cepak. Dan yang membonceng anak yang rambutnya agak gondrong.

Saya hampiri dan dengan sedikit melotot, saya ngomong ke mereka sambil ngomel-ngomel.

Kenapa kok kebut-kebutan? Kenapa juga gak pake helm? Tak ada jawaban.

Lama diam, akhirnya ada permintaan maaf seraya menatap saya dengan paras ketakutan. Untunglah mereka masih bocah. Coba kalau sama-sama dewasa. Mana lah berani saya!

Sepeninggalan mereka berdua, saya jadi lupa sama sakit gigi yang sudah nyaris tiga hari ini bikin saya nggak bisa tidur.

Pikiran saya malah terbang liar seperti membayangkan Jade Marcella berdiri didepan saya tanpa busana. Wah, ini pasti lagi kacau pikiran saya!

Ngemeng-ngemeng, orangtua anak tadi kemana ya? Kok bisa kasi izin ke anaknya yang belum cukup usia naik kendaraan? Mana gak pake helm lagi? Siapakah yang bersalah?

Bukankah itu salah satu bentuk kenakalan remaja? Suara bising knalpot yang di blong juga cukup mengganggu tetangga?

Nah, akhirnya dapat ide. Mungkin mereka memang datang untuk memberi saya inspirasi bikin tulisan lagi.

Judulnya, mengupas tentang prilaku dan kenakalan remaja, ditinjau dari aspek sosial yuridis. Halah, kok jadi kayak judul skripsi?

Berbicara tentang kenakalan remaja, siapakah yang bersalah dalam hal ini? Mari kita ulas bersama.

Definisi remaja menurut wikipedia, adalah fase dimana seorang anak mengalami periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

Pada masa ini, remaja cenderung labil secara emosi, memiliki tingkat curiosity yang tinggi, dan rasa coba-coba yang kadang abai dengan keselamatannya sendiri.

Lalu, siapakah yang paling bertanggungjawab dalam membentuk karakter dan perbuatan remaja ini? Terutama yang membuat banyak orang resah?

Berikut ini faktor yang ikut mempengaruhi kenakalan para remaja:
1. Keluarga Inti
Spoiler for Keluarga adalah pihak paling bertanggungjawab dlm membentuk karakter anak:


Keluarga adalah pihak yang paling bertanggungjawab. Pola interaksi yang tidak ideal, lalu masing-masing terlalu sibuk dengan urusan atas nama orangtua, kerap membuat anak kehilangan figur dari mereka.

Belum lagi jika keadaan rumahtangga ternyata tidak harmonis, maka anak akan cenderung mencari pelarian diluar rumah.

Tingkah yang mereka lakukan ada-ada saja. Mulai yang biasa, sampai yang mengundang bahaya.

2. ‎Komunitas
Spoiler for Lingkungan juga ikut mempengaruhi sifat dari anak:


Selain faktor keluarga yang tidak kondusif, maka lingkungan juga ikut berperan dalam membentuk karakter dari anak.

Tanpa berniat membatasi pergaulan, tindakan yang tepat bagi orangtua adalah ikut menyeleksi lingkungan tempat sang anak biasa berinteraksi.

Jika lingkungan yang dimaksud tidak kondusif, sebaiknya arahkan anak agar menghindari lingkungan tersebut.

3. ‎Lingkungan Sekolah
Spoiler for Waspadai lingkungan sekolah yg tdk kondusif:


Jangan pikir tidak ada monster kecil dilingkungan sekolah dan ikut mempengaruhi kenakalan anak remaja.

Kejadian ini saya dengar dari keluhan orangtua tetangga kos saya. Pernah mereka berteriak histeris saat anak semata wayangnya pulang dari sekolah dengan kondisi tangan terkilir.

Masak iya, mentang-mentang sekolah mahal ada ekstra kulikuler smack down?Kalau anak terjatuh, kemana para gurunya? Toh lingkungan sekolah elit perbandingan guru sama murid gak seperti zaman SD saya dulu? Satu guru 30 orang, bahkan bisa lebih?

Belum lagi kasus bullying yang kadang diterima anak dari rekan-rekannya, kadang membuat anak frustasi dan melakukan pemberontakan, dan hal ini kadang luput dari pengamatan para guru. Why? Bukankah ini akan membuat anak merasa tidak nyaman?

4. ‎Pengaruh Media
Spoiler for Media banyak mempengaruhi jiwa anak²:


Media itu macam-macam. Diantaranya ya tv dan gadget. Ini pernah saya kupas dalam tulisan saya dengan judul yang berbeda.

Intinya, perilaku anak bisa sangat terpengaruh dari ragam media yang sering mereka saksikan. Dan dampaknya tidak bisa dianggap sepele.

5. ‎Faktor Internal
Spoiler for Faktor ini kadang akumulasi dari berbagai hal:


Faktor internal ini adalah akumulasi dari beberapa poin diatas. Karena namanya anak remaja, otomatis mereka banyak melihat dan seringkali mencontoh hal apa saja yang tertangkap oleh indera penglihatannya, didengar oleh telinganya, sehingga membentuk karakter mereka.

Namun, dengan usia yang mulai beranjak menuju dewasa, nalar yang berkembang pada remaja normal, seharusnya sudah mampu untuk memilah mana hal yang baik, mana pula yang buruk. Idealnya sih.

Demikian beberapa faktor yang bisa menimbulkan kenakalan pada remaja. Tentu, bukan tindakan yang bijak jika hanya menimpakan kesalahan kepada mereka semata-mata, tanpa kita bersedia menggali faktor penyebabnya.

Beberapa hari kemudian, saya bertemu dengan pengendara motor yang melacu dengan kencang. Suara knalpot yang sengaja dibuat blong, cukup ampuh membuat suara bergetar dan bikin pekak telinga.

Bukankah mereka itu remaja tanggung yang kapan hari saya temui? Kali ini agak berbeda. Yang rambut cepak yang bonceng. Gak pake helm juga?! Brummmm..... Brummmm!!!

Wanjiirrrrr@#!!!..........

©Skydavee...

Sumber gambar: google
referensi
Diubah oleh skydavee 15-12-2017 14:57
DeviMpAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan DeviMp memberi reputasi
2
24.4K
293
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan