Kokonata
TS
Kokonata
Alasan Pria Rela Sakit dengan Cara yang Menyedihkan


Jika berkunjung ke rumah sakit atau tempat praktik dokter, cobalah perhatikan baik-baik. Pasien yang datang sebagian besar pria atau wanita? Jika pasien wanita lebih banyak, hal itu biasa.

Pria malas memeriksakan diri ke dokter karena berbagai alasan. Pria rela sakit dengan cara yang menyedihkan daripada mengeluh sakit dan sakit.

Hasil survei daring yang dilakukan oleh Harris Poll untuk Orlando Health menegaskan hal itu. Survei dilakukan pada pertengahan 2016 dengan melibatkan partisipan 2.042 orang dewasa

Hasil lengkap survei tersebut diwartakan dailymail.co.uk (9/6/2017). Pria enggan memeriksakan diri ke dokter karena alasan berikut.
1. Terlalu sibuk (24%)
2. Takut bila memiliki penyakit yang lebih serius (22%)
3. Tidak nyaman saat badan diperiksa (19%)
4. Merasa terbebani (12%)
5. Tak suka membuka pakaian ketika diperiksa (8%)
6. Pertanyaan pribadi dari dokter (7%)
7. Ruangan periksa dokter terlalu dingin (4%)
8. Alasan lainnya (11%)

Padahal menurut Dr Jamin Brahmbhatt, aktivis kesehatan laki-laki di Florida, Amerika Serikat pada publikasi yang sama, pria dapat menghabiskan 34 jam untuk bermain golf atau menonton pertandingan sepak bola dalam seminggu. Pemeriksaan kesehatan ke dokter hanya membutuhkan waktu sekitar 60 menit saja, namun pria tidak mau melakukannya.

Kemalasan pria ini menyebabkan penyakit yang awalnya ringan menjadi berat dan akut. Jika sudah parah, barulah pria pergi ke dokter. Itu pun dengan paksaan pasangan, anak, atau keluarga.


Pria lebih rela sakit

“Pria menderita dengan cara yang sangat menyedihkan ketika kesehatannya terganggu. Banyak dari mereka tidak memiliki pengetahuan mendasar tentang biologi manusia, dan tidak sadar apa yang tidak beres,” tulis Dorothy Baldwin dalam buku Panduan Kesehatan Pria dari Seksualitas hingga Manajemen Stres edisi terjemahan (Nuansa Cendekia, 2016).

Kecemasan, kemarahan dan emosi negatif lainnya memperparah kondisi pria yang sedang sakit. Pria sebisa mungkin menyangkal ada yang salah pada diri mereka.

Apa yang bisa dilakukan pasangan, anak, dan keluarga untuk menghadapi pria yang keras kepala, enggan ke dokter padahal terlihat sakit bahkan sekarat?

Pria dididik untuk menjadi sosok kuat, tegar, tidak cengeng. Sakit membuatnya terlihat lemah dan tidak berdaya. Pria tidak suka dianggap lemah. Maka hapuslah kesan itu pada diri si pria. Tunjukkan betapa keluarga ingin dia terus sehat dan kuat sampai akhir hayatnya sehingga perlu ke dokter. Bukan karena kasihan melihat penderitaannya dalam sakit.

Sikap berang, marah, dan lainnya dari si pria merupakan wujud rasa sebal pada diri sendiri yang tidak berdaya. Jadi terima saja emosi negatifnya, jangan terpancing ikut kesal dan marah.

Temani ia ke dokter mulai dari berangkat, sampai masuk ke ruang tunggu. Biarkan ia sendiri yang menjawab pertanyaan dokter. Jangan sekali-kali menyebutkan sikap dan perilakunya kepada dokter di depan si pria karena hal itu tampak sebagai pengaduan. Jika ingin berkonsultasi intensif dengan dokter, usahakan si pria sudah berada di luar ruang periksa.

Sumber tulisan:
Dailymail.co.uk
Panduan Kesehatan Pria dari Seksualitas hingga Manajemen Stres edisi terjemahan (Nuansa Cendekia, 2016).

Sumber foto freestockphotosname.com,

0
8.8K
75
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan