Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Sia-Sia, Sistem Canggih tanpa Aksi Solutif


KOTA cerdas tidak cukup diukur dengan panel monitor yang ada di ruang operasional khusus di salah satu gedung wali kota atau kantor gubernur. Sistem canggih yang dipakai harus mampu masalah perkotaan.



Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan hal tersebut ketika memberikan penghargaan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin.



Kalla mencontohkan pemerintah daerah harus melihat bagaimana mewujudkan sebuah kota layak huni. Lalu, bagaimana menambah lahan hijau untuk mewujudkan sebuah kota yang ramah lingkungan.



“Kota cerdas menyelesaikan masalah dengan hasil akhirnya. Jangan kota hijau isinya mal semua, sekarang mal banyak yang mengalami masalah,” cetus Kalla.



Oleh karena itu, Kalla meminta pemerintah daerah tidak boleh berpuas diri dengan penghargaan yang diraih. Kota cerdas merupakan sebuah kota yang dikelola dengan baik dan didorong penggunaan teknologi. Kota itu sejatinya memiliki sistem yang baik untuk mengetahui kondisi dan masalah yang dimiliki.



“Ini adalah tools dan alat. Sistem kota cerdas ini untuk selesaikan masalah dengan hasil akhirnya, output-nya,” terang Kalla.



Rating Kota Cerdas Indonesia merupakan kegiatan yang digelar Institut Teknologi Bandung. Sebanyak 93 kota, selain kota administratif Jakarta, disurvei dan dikaji untuk mendapatkan penghargaan ini.



Hasilnya, sebanyak 15 kota berhasil mendapatkan penghargaan kategori utama Ra-ting Kota Menuju Cerdas 2017. Untuk kota besar, penghargaan diberikan kepada Kota Surabaya, Kota Ban-dung, Kota Semarang, Kota Bekasi, dan Kota Tangerang Selatan.



Adapun untuk kelompok kota sedang jatuh kepada Denpasar, Binjai, Manado, ­Yogyakarta, dan Kediri. Untuk kota kecil diberikan kepada Magelang, Sawahlunto, Bontang, Tual, dan Bukittinggi.

Wapres mengucapkan selamat kepada kota yang menerima penghargan. Ia bahkan menyebut penghargaan itu bisa menjadi modal bagi petahana untuk kembali maju dalam pilkada.




Semua mobile



Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang turut hadir menerima penghargaan menyatakan anugerah Rating Kota Cerdas Indonesia bukan tujuan Pemerintah Kota Surabaya.

“Penghargaan itu bukan tujuan, tapi bagaimana kemudian masyarakat Surabaya lebih mudah dan sejahtera,” kata Risma.



Risma menjelaskan, Kota Surabaya tidak lagi menggunakan pelayanan manual. Bahkan, pembuatan akta kelahiran dilakukan secara daring melalui situs internet.



Beberapa pelayanan bisa diakses menggunakan aplikasi yang terdapat di ponsel pintar masyarakat. Risma berharap seluruh pelayanan nanti bisa diakses menggunakan aplikasi daring.



“Nanti ke depan semua layanan itu akan kita buat dengan mobile apps,” ujar Rimsa.

Dalam menanggapi ucapan Wapres bahwa penghargaan dapat menjadi modal di ajang pilkada, Risma menanggapi sembari tertawa. “Aku kan sudah dua kali. Enggak pengaruh,” ujarnya.



Risma mengaku ia pun kerap menekankan kepada para pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya agar tidak berpuas diri. Kendati Surabaya telah mendapat beberapa penghargaan, termasuk mendapatkan dua penghargaan dari PBB, masih banyak celah untuk perbaikan. (MTVN/Ant/P-1)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...tif/2017-12-12

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Menteri Yohana Resmikan Festival Kampung Berseri Astra Enggros Papua

- Awasi Implementasi Perundangan

- Ruang Terbuka semakin Tertutup

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
300
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan